3. Pengaruh Harga Pupuk Terhadap Produksi Kedelai
Koefisien regresi harga pupuk sebesar -0,050 dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang berbanding terbalik negatif antara harga pupuk denga produksi
kedelai. Jika harga pupuk naik sebesar Rp 1, maka produksi kedelai akan menurun sebanyak 0,050 ton.
Nilai T hitung variabel nilai tukar yang diperoleeh adalah -0,055 dan nilai T tabel
sebesar 2,201 maka T hitung T Tabel dan tingkat signifikan T hitung sebesar 0,957 maka sig. T 0,957 0,05, sehingga dapat disimpulkan H
diterima dan H
1
ditolak yang artinya viriabel harga pupuk secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai.
Harga pupuk berpengaruh terhadap produksi kedelai. Apabila harga pupuk meningkat maka petani kedelai akan mengurangi pemberian pupuk terhadap
produksi kedelai. 5.2 Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumai Kedelai di
Sumatera Utara
Dari metode analisis data diketahui bahwa variabel-variabel yang dapat mempengaruhi konsumsi kedelai adalah harga kedelai impor X
1
, jumlah penduduk X
2
, pendapatan X
3
, dan nilai tukar X
4
. Dari variabel-variabel bebas tersebut akan dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap konsumsi kedelai
sebagai variabel terikat. Namun sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik yang harus dipenehui, yaitu :
Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara
Uji normalitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut :
Gambar 3. Grafik Normal Plot Konsumsi Kedelai Berdasarkan tampilan grafik normal plot diatas terlihat bahwa titk menyebar dekat
di sekitar garis diagunal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Ini menunjukkan bahwa model persamaan layak dipakai karena telah memenuhi
aasumsi normalitas.
Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan dengan SPSS seperti berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Scatterplot Uji Heterokedastisitas Konsumsi Kedelai Dari grafik scatterplot diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heterokedastisitas dikarenakan pada grafik terlihat bahwa titk-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta terbesar baik
diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Uji multikolinearitas
Uji multikolinaritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing variabel seprti berikut ini :
Tabel 16. Nilai Tolarance danVIF Konsumsi Kedelai Variabel
Tolerance VIF
Harga Kedelai Impor 0,612
1,633 Jumlah Penduduk
0,193 5,172
Pendapatan 0,150
6,654 Nilai Tukar
0,501 1,998
Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 3 Berdasarkan tabel 16 diatas, dapat dilihat variabel harga kedelai X
1
, jumlah penduduk X
2
, pendapatan X
3
, dan nilai tukar X
4
masing-masing nilai VIF- nya sebesar 1,633; 5,172; 6,654; 1,998. Dari perhitungan di atas tidak terdapat
nilai VIF yang lebih besar dari 10. Sedangkan masing-masing nilai Tolerance-nya
Universitas Sumatera Utara
sebesar 0,163; 0,193; 0,150; 0,501. Dari perhitungan di atas tidak terdapat nilai Tolerance
-nya yang lebih kecil dari 0,1. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas di dalam model persamaan ini.
Analisis Regresi Linier Berganda
Konsumsi kedelai dipengaruhi variabel antara lai adalah harga kedelai, jumlah penduduk, dan pendapatan. Untuk menguji pengaruhnya, maka perlu dilakukan
pengujian dengan metode regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 baik secara serempakb maupun secara parsial. Hasil regresi linier dapat
dilihat pada tabel 17 berikut ini :
Tabel 17. Hasil Analisis Konsumsi Kedelai Variabel
Koefisien Regresi
T Hitung Signifikan
constant -105097,674
-1,652 0,129
Harga kedelai imporX
1
-0,001 -1,263
0,235 Jumlah penduduk X
2
0,010 2,056
0,067 Pendapatan X
3
0,001 0,598
0,563 Nilai tukar X
4
3,175 1,546
0,153 R
2
0,807 Uji F
F Hitung 10,453
0,001 F Tabel
3,48 T Tabel
2,228 Sumber : Analisis data sekunder dari lampiran 3
Dari tabel 17 diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = -105097,674 –-0,001 X
1
+ 0,010 X
2
+ 0,000 X
3
+ 3,175 X
4
Keterangan Y
= Konsumsi kedelai tonkapthn X
1
= Harga kedelai impor Rpton X
2
= Jumlah penduduk Jiwa X
3
= Pendapatan Rp
Universitas Sumatera Utara
X
4
= Nilai tukar
Koefisien Determinan R
2
Dari tabel 17 diperoleh nilai R
2
sebesar 0,807 yang berarti 80,7 variasi variabel terkait yaitu konsumsi kedelai yang diminta dapat dijelaskan oleh variasi variabel
bebas yaitu harga kedelai impor, jumlah penduduk, pendapatan dan nilai tukar sedangkan sisanya 23 lagi dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
ke dalam model.
Uji F Uji Serempak
Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh bahwa nilai F hitung sebesar 10,453 dengan tingkat signifikan sebesar 0,001 sedangkan nilai F tabel sebesar
3,48 pada tingkat signifikan sebesar 0,05. Dengan demikian F hitung ≥ F tabel
dan sig F 0,001 ≤ 0,05, maka H ditolak H
1
diterima yang artinya hargai kedelai impor, jumlah penduduk, pendapatan, dan nilai tukar secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap konsumsi kedelai di Sumatera Utara.
Uji T Uji Parsial
Dari tabel 17 dapat diinterprestasikan pengaruh variabel adalah harga kedelai, jumlah penduduk, pendapatan nilai tukur terhadap konsumsi kedelai di Sumatera
Utara sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Pengaruh Harga Kedelai Impor Terhadap Konsumsi Kedelai