Institusi Perbankan Tidak pernah Gol A

104

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Institusi Perbankan

Institusi perbankan atau yang sering disebut bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan, umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, dan menerbitkan promes, atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia “Banca” yang berarti tempat penukaran uang. Fungsi utama institusi perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. www.bi.co.id “Institusi Perbankan di Indonesia” diakses Juni 2015.

2.1.1. Bank Konvensional

Pengertian bank menurut UU no. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarkat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 105 Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No.10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.2. Bank Syari’ah

2.1.2.1. Pengertian Bank Syari’ah

Bank Islamatau di Indonesia umumnya disebut denganBank Syariah, adalah lembagakeuanganperbankanyangoperasional danproduknyadikembangkanberlandaskanAl-Qur’an danHaditsNabi SAW.Antonio dan Perwataatmadja1997;1membedakanmenjadidua pengertian,yaituBankIslam danBankyangberoperasidenganprinsip syariahIslam.BankIslam adalahbankyangberoperasidenganprinsip syariahIslam danbankyangtatacaraberoperasinyamengacukepada ketentuan-ketentuanAl- Qur’andan Hadits.Bankyangberoperasisesuai denganprinsipsyariahIslam adalahbank yangdalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yangmenyangkut tatacarabermuamalatsecaraIslam. Bank syari’ah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syari’ah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait.

2.1.2.2. Akad-Akad dalam Perbankan Syari’ah

Sebagai bank yang berlandaskan Syari’ah isi dari perjanjianakad hendaknya bersifat adil, karena itu sangat dianjurkan oleh setiap bank untuk 106 membuat perjanjian standar akad standar sehingga nasabah maupun bank sama- sama sepakat dan mendapatkan keuntungan dalam menerima pembiayaan Muamalat Institute, 1999. Adapun akad-akad yang diterapkan dalam perbankan syari’ah yaitu : 1. Akad dalam Produk Titipan atau Simpanan Al-Wadiah Al-Wadiah dapatdiartikansebagai titipanmurni dari satu pihakkepihak lain,baik individumaupunbadanhukum, yangharusdijagadan dikembalikan kapan sajasi penitip menghendakiAntonio, 2001. Secara umumterdapat dua jenis al- wadiah, yaitu: a.Wadiah YadAl-AmanahTrusteeDepositoryadalahakadpenitipan baranguang dimanapihakpenerimatitipan tidakdiperkenankan menggunakanbaranguangyangdititipkandan tidakbertanggung jawabatas kerusakan ataukehilanganbarang titipanyangbukan diakibatkan perbuatan ataukelalaianpenerimatitipan. Adapun aplikasinyadalamperbankan syariahberupa produk safe deposit box. b.Wadiah Yadadh-DhamanahGuarantee Depositoryadalah akad penitipan baranguang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpaizin pemilikbaranguangdapatmemanfaatkanbaranguang titipandan harus bertanggung jawabterhadapkehilanganatau kerusakan baranguang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan baranguang titipan menjadi hasil penerimatitipan.Akadinidiaplikasikandalam produkgirodan tabungan. 107 2. Akad untuk ProdukBagi Hasil Profit Sharing Sistem iniadalahsuatusistem yangmeliputitatacarapembagianhasil usahaantara penyedia danadengan pengeloladana.Bentuk produkyang berdasarkansistemini adalah: a. Al-Mudharabah Al-Mudharabahadalah akadkerjasamausahaantara duapihakdimana pihakpertamashahibulmaalmenyediakan seluruh100modal, sedangkanpihaklainnyamenjadipengelola mudharib.Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkandalam kontrak,sedangkanapabilarugiditanggungoleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan ataukelalaiansipengelola,sipengelolaharusbertanggung jawabatas kerugiantersebut.Akadmudharabahsecaraumumterbagimenjadi dua jenis: 1. Mudharabah Muthlaqah Adalahbentuk kerjasamaantarashahibulmaaldanmudharibyang cakupannya sangat luasdantidak dibatasiolehspesifikasijenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. 2. Mudharabah Muqayyadah Adalah bentuk kerjasamaantarashahibulmaaldan mudharib dimanamudharibmemberikanbatasankepadashahibul maal mengenai tempat, cara,dan obyek investasi. b. Al-Musyarakah 108 Al-musyarakahadalah akadkerjasamaantaraduapihakataulebih untuksuatu usahatertentudimanamasing-masingpihakmemberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Dua jenis al-musyarakah: 1. Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisilainnyayangmengakibatkanpemilikan satuasetolehdua orang atau lebih. 2.Musyarakahakad, terciptadengancarakesepakatan dimanadua orangataulebihsetuju bahwatiaporangdarimerekamemberikan modal musyarakah. 3. Akad untuk Produk Jual BeliAl-Tijarah Kegiataninimerupakansuatusistem yangmenerapkantatacarajualbeli, dimanabankakanmembeli terlebih dahulubarangyangdibutuhkanatau mengangkatnasabahsebagaiagenbankmelakukanpembelianbarang atasnamabank,kemudianbankmenjualbarang tersebutkepadanasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan margin. Akadnya berupa: a. Al-Murabahah Murabahah adalah akadjualbelibarangdenganmenyatakanharga perolehandankeuntunganmargin yangdisepakatiolehpenjualdan pembeli. b. Salam Salamadalahakadjualbelibarangpesanan denganpenangguhan pengirimanoleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembelisebelum barangpesanantersebutditerimasesuaisyarat-syarat 109 tertentu. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatutransaksisalam.Jikabankbertindaksebagaipenjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan carasalammakahal ini disebut salam paralel. c. Istishna’ Istishna’adalahakadjualbeliantarapembelidanprodusen yangjuga bertindaksebagaipenjual.Cara pembayarannyadapatberupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yangmeliputi:jenis,spesifikasiteknis,kualitas,dan kuantitasnya.Bankdapatbertindak sebagaipembeliatau penjual. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untukmenyediakanbarangpesanan dengancaraistishnamakahalini disebutistishna paralel. 4. Akad untuk Produk Sewa Al-Ijarah Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melaluipembayaranupahsewa,tanpadiikuti denganpemindahan hak kepemilikan atas barangitu sendiri.Al-ijarahterbagikepada duajenis: a. Ijarah,sewamurni b. Ijarahal muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa. 5. Akad untuk Produk Jasa Fee-Based Service 110 Kegiatan ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan kegiatanini antara lain: a. Al-Wakalah Nasabahmemberikuasakepada bankuntukmewakilidirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer. b. Al-Kafalah Jaminanyangdiberikanolehpenanggungkepadapihakketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. c. Al-Hawalah Adalahpengalihanutangdariorang yangberutangkepadaoranglain yangwajibmenanggungnya.Kontrakhawalahdalam perbankan biasanya diterapkan padaFactoring anjak piutang,Post-datedcheck, dimanabankbertindak sebagaijurutagih tanpamembayarkandulu piutangtersebut. d. Ar-Rahn Adalahmenahansalahsatuhartamiliksipeminjam sebagaijaminanatas pinjamanyangditerimanya.Barang yangditahantersebutmemilikinilai ekonomis.Dengandemikian,pihakyangmenahanmemperoleh jaminan untuk dapatmengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. e. Al-Qardh Al-qardhadalahpemberianharta kepadaorang lainyang dapatditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dankeperluan 111 sosial.Danaini diperolehdaridanazakat,infaq dan shadaqah. Tabel 2.1. PerbedaanSistem Bunga dan Sistem Bagi Hasil Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga 1. Penentuanrasio bagi hasil ditentukan bersama musyawarah, asumsi kemungkinan untung atau rugi 2. Resiko bersama. Ditanggung bersama antara pemilik, pengelola bank, dan peminjam 3. Pendapatan tidak pasti. Pendapatan tidak diperoleh secara pasti. Jika rugi, maka semua pihak yang terlibat turut menanggungnya 4. Pendapatan tergantung hasil usaha. Besar kecilnya pendapatan tergantung dari keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dibiayai 1. Penentuan bunga ditentukan sepihak oleh bank, dengan asumsi pasti memperoleh untung 2. Resiko sepihak. Resiko kerugian ditanggung peminjam 3. Pendapatan pasti. Pendapatan bunga diperoleh tetap dan pasti – tanpa melihat apakah peminjam memperoleh untung atau rugi 4. Pendapatan bunga konstan. Besarnya konstan meskipun bank dan peminjam memperoleh keuntungan yang besar. Sumber : Irmayanto, 2002; 125 Tabel 2.1. Perbedaan Sistem Bunga dan Sistem Bagi Hasil Lanjutan Sistem Bagi Hasil Sistem Bunga 5. Tidak ada yang meragukan keberadaan bagi hasil 5. Eksistensi bunga dikecam dan diragukan semua agama 112 6. Dampak pemerataan ekonomi. Manfaat bersama, tidak ada yang dieksploitasi, meningkatkan pemerataan pendapatan 6. Dampak pertumbuhan ekonomi. Manfaat sepihak, sebagian besar masyarakat kecil dieksploitasi, memperburuk distribusi pendapatan Sumber : Irmayanto, 2002; 125

2.1.3. Perbedaan BankSyariah dengan BankKonvensional

Bankkonvensionaldanbanksyariah dalam beberapahalmemiliki persamaan,terutamadalam sisiteknispenerimaanuang,mekanismetransfer, teknologikomputeryangdigunakan,persyaratanumum pembiayaan,danlain sebagainya. Perbedaanantarabank konvensionaldanbank syariahmenyangkut aspek legal,struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.Secaragaris besarperbandinganbanksyariah denganbankkonvensional dapat dilihatpada Tabel 2.2 Tabel 2.2. Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvesional Bank Syariah Bank Konvesional 1. Melakukan investasi-investasi yanghalalsaja 2. Berdasarkan prinsipbagihasil,jual beli, atau sewa 3. Berorientasipadakeuntunganprofit oriented dankemakmurandan kebahagianduniaakhirat 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan 5. Penghimpunandanpenyalurandana 1. Investasi yang halal danharam 2. Memakai perangkat bunga 3. Profit oriented 4. Hubungan dengan nasabah dalambentuk hubungan kreditur- debitur 5. Tidak terdapat dewan sejenis 113 harus sesuaidengan fatwaDewan Pengawas Syariah Sumber : Antonio, 2001; 34 1. Akad dan Aspek Legalitas Akadyangdilakukandalam banksyariahmemilikikonsekuensiduniawi danukhrawikarenaakadyangdilakukanberdasarkanhukum Islam. Nasabahseringkaliberanimelanggarkesepakatanperjanjian yangtelah dilakukanbilahukum ituhanyaberdasarkanhukum positifbelaka,tapi tidak demikian bilaperjanjian tersebutmemilikipertanggungjawaban hinggayaumilqiyamahnanti.Setiapakaddalam perbankansyariah,baik dalam halbarang,pelakutransaksi,maupunketentuanlainnyaharus memenuhi ketentuan akad. 2. Lembaga Penyelesai Sengketa Penyelesaianperbedaan atau perselisihan antara bankdan nasabahpada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapimenyelesaikannyasesuaitata caradanhukum materi syariah. Lembaga yangmengaturhukum materidanatauberdasarkanprinsip syariah di IndonesiadikenaldengannamaBadanArbitraseMuamalah IndonesiaatauBAMUIyangdidirikansecara bersamaolehKejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. 3. Struktur Organisasi Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank 114 konvensional,misalnyadalamhalkomisarisdandireksi,tetapiunsur yangamatmembedakanantarabanksyariah danbankkonvensional adalah keharusan adanyaDewanPengawas Syariahyangberfungsi mengawasioperasional bankdanproduk-produknyaagarsesuaidengan garis- garis syariah. DewanPengawasSyariahbiasanyadiletakkanpadaposisi setingkat Dewan Komisarispadasetiap bank, hal iniuntuk menjamin efektivitas darisetiapopiniyangdiberikanolehDewanPengawasSyariah.Karena itubiasanya penetapananggotaDewanPengawasSyariahdilakukanoleh RapatUmum PemegangSaham,setelahparaanggotaDewanPengawas Syariahitumendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional. 4. Bisnis danUsaha yang Dibiayai Bisnisdan usahayangdilaksanakanbanksyariah,tidakterlepasdari kriteriasyariah. Hal tersebut menyebabkan banksyariahtidakakan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan.Terdapatsejumlahbatasandalam halpembiayaandantidak semuaproyekatau objekpembiayaandapatdidanaimelaluidana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah. 5. Lingkungandan Budaya Kerja Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengansyariah.Dalamhaletika,misalnyasifatamanahdanshiddiq, harus melandasisetiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim 115 yangbaik,selainitukaryawanbanksyariahharusprofesional fathanah, danmampumelakukantugas secarateam-workdimana informasimeratadiseluruhfungsionalorganisasitabligh.Dalam hal rewarddanpunishment, diperlukan prinsipkeadilanyangsesuaidengan syariah.

2.2. Usaha Kecil dan Menengah UKM