Perkebunan : •
Tebu •
Kelapa Sawit •
Coklat 26.3
34.5 5.4
Tambak 2.2
Lainya 2.7
Luas Total 276.8
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang
Gambar 3.7 Peta Penggunaan Lahan DAS Percut
3.4. Kondisi Hidrologi Sei Percut 3.4.1 Keadaan Iklim
Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah. Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari.
Matahari bertanggung jawab tidak hanya untuk intensitas cahaya yang tersedia atau untuk proses fotosintesis, tetapi juga untuk temperature.
Komponen iklim lain yang menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah adalah kelembaban, kelembaban ini juga bergantung pada cahaya matahari dan
temperatur. Curah hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pohon- pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang lebih sedikit membantu komunitas yang
didominasi oleh pohon-pohon pendek, semak belukar, rumput dan akhirnya kaktus atau tumbuhan gurun lainnya. Makin tinggi curah hajan dan temperatur di suatu daerah
tanah makin banyak dan makin besar jumlah tumbuhan. Berdasarkan Letak Geografisnya Kecamatan Percut sei Tuan memiliki Iklim
Tropis dengan kisaran suhu udara 23ºC - 40ºC dengan variasi curah hujan Menurut stasiun Klimatologi Sampali rata-rata 200,3 mmBulan. Selanjutnya mengenai
kelembaban udara di Wilayah Kecamatan Percut sei Tuan rata-rata 78 - 82 . Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 msec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap
bulannya 100,6 mm.
3.4.2. Curah Hujan
Untuk mengetahui besarnya curah hujan rencana yang terjadi di daerah pengaliran Sungai Percut, diperlukan data curah hujan harian selama beberapa tahun terakhir pada
stasiun penakar hujan yang terdekat. Adapun data curah hujan yang digunakan pada kasus ini adalah data curah hujan dari stasiun pengamat Badan Meteorologi Klimatologi
Dan Geofisika dengan lokasi pengamatanstasiun Sampali Kab. Deli Serdang, Polonia, Kota Medan, Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang
terhitung 10 tahun dari tahun 2003- 2012.
Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan. Perlunya menghitung curah hujan wilayah adalah untuk penyusunan suatu rancangan
pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir Sosrodarsono Takeda, 1977. Metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah daerah
aliran sungai DAS Sei Percut adalah metode thiessen. Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan
di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut.
Metode ini digunakan apabila penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditinjau tidak merata, pada metode ini stasium hujan minimal yang digunakan untuk perhitungan adalah
tiga stasiun hujan. Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari tiap stasiun. Metode poligon Thiessen banyak digunakan untuk
menghitung hujan rata-rata kawasan. Poligon Thiessen adalah tetap untuk suatu jaringan stasiun hujan tertentu.
Data Curah Hujan Harian Maximum mm
LOKASI PENGAMATANSTASIUN : SAMPALI KAB. DELI SERDANG
Tabel 3.4 Data curah hujan harian Sampali kab. Deli serdang
TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES 2004
35 43
123 18
16 70
40 37
74 31
47 97
2005 39
13 24
47 48
42 116 49
55 65
83 77
2006 77
50 78
87 73
58 40
48 110 90
59 112
2007 85
14 6
77 89
56 70
63 78
135 82
95 2008
19 14
29 68
55 24
76 89
61 90
82 26
2009 103
4 44
57 58
31 58
49 97
61 50
19 2010
71 48
40 24
20 47
69 48
40 41
66 80
2011 78
35 64
64 39
40 54
98 59
58 63
60 2012
40 50
42 57
83 65
65 46
60 75
60 33
2013 29
66 53
63 27
39 58
33 32
70 21
111 Sumber : Stasiun Klimatologi Sampali Medan