Cara Empiris Hidrograf Satuan Dan Analisis Distribusi Hujan

Dengan X h 2 : parameter chi-kuadrat terhitung G : jumlah sub kelompok O i : jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok i E i : jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i Prosedur ujia chi-kuadrat adalah sebagai berikut: 1 Urutkan data pengamatan dari besar ke kecil atau sebaliknya 2 Kelompokkan data menjadi sub-grup yang masing-masing beranggotakan minimal 4 data pengamatan, 3 Jumlahkan data pengamatan sebesar O i tiap-tiap sub-grup, 4 Jumlahkan data dari persamaan distribusi yang digunakan sebesar E i , 5 Pada tiap sub-grup hitung nilai O i - E i 2 dan 6 Jumlahkan seluruh sub-grup nilai untuk menetukan nilai chi-kuadrat hitung, 7 Tentukan derajat kebebasan dk = G - R – 1 Interpretasi hasil uji adalah sebagai berikut: 1 Apabila peluang lebih dari 5, maka persamaan distribusi yang digunakan dapat diterima, 2 Apabila peluang kurang dari 1, maka persamaan distribusi yang digunakan tidak dapat diterima, 3 Apabila peluang berada di antara 1 - 5, maka tidak mungkin mengambil keputusan, seperti perlu data tambahan.

2.4.2 Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov sering disebut juga uji kecocokan non parametrik, karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi tertentu. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1 Urutkan data dari besar ke kecil atau sebaliknya dan tentukan besarnya peluang dari masing-masing data tersebut X 1 = PX 1 X 2 = PX 2 X 3 = PX 3 , dan seterusnya 2 Urutkan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil penggambaran data persamaan distribusina X 1 = P’X 1 X 2 = P’X 2 X 3 = P’X 3 , dan seterusnya 3 Dari kedua nilai peluang tersebut, tentukan selisih terbesarnya antar peluang pengamatan dengan peluang teoritis. D = maksimum PX n – P’X n 4 Berdasarkan tabel nilai kritis Smirnov-Kolmogorov tentukan harga Dcr.

2.5. Hidrograf Satuan Sintetis HSS

Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai-sungai yang tidak ada atau sedikit sekali dilakukan observasi hidrograf banjirnya, maka perlu dicari karakteristik atau parameter daerah pengaliran tersebut terlebih dahulu, misalnya waktu untuk mencapai puncak hidrograf time to peak magnitude, lebar dasar, luas, kemiringan, panjang alur terpanjang length of the longest channel , koefisien limpasan runoff coefficient dan sebagainya. Biasanya kita gunakan hidrograf-hidrograf sintetik yang telah dikembangkan negara-negara lain, yang parameter- parameternya harus disesuaikan terlebih dahulu dengan karakteristik daerah pengaliran yang ditinjau. Hidrograf satuan sintetis HSS adalah hasil dari penurunan hidrograf satuan yang berdasarkan pada data-data dari sungai pada DAS yang sama atau DAS terdekat yang mempunyai karakteristik sama. Hidrograf Satuan Sintetis ini dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa pengalihragaman hujan menjadi aliran baik akibat pengaruh translasi maupun tampungan, dipengaruhi oleh sistem daerah pengalirannya. Hidrograf Satuan Sintetis merupakan suatu cara untuk memperkirakan penggunaan konsep hidrograf satuan dalam suatu perencanaan yang tidak tersedia pengukuran-pengukuran langsung mengenai hidrograf banjir. Ada beberapa jenis hidrograf satuan sintetis yang telah dikembangkan oleh para pakar antara lain HSS Nakayasu, HSS Snyder, HSS SCS, HSS Gamma I dan lain-lain.

2.5.1. HSS Nakayasu

Nakayasu dari Jepang, telah menyelidiki hidrograf satuan pada beberapa sungai di Jepang. Ada beberapa parameter yang diperlukan dalam analisa menggunakan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu antara lain: 1. Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf Time to Peak Magitude 2. Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf Time Lag 3. Tenggang waktu hidrograf Time Base of Hydrograph 4. Luas daerah pengaliran Catchment Area 5. Panjang alur sungai utama terpanjang Length of The Longest Channel 6. Koefisien pengaliran Run off Coefficient Nakayasu membuat rumus hidrograf satuan sintetis dari hasil penyelidikannya. Rumus yang dihasilkan oleh Nakayasu adalah: Qp = 2-1 dengan Q p : Q maks , merupakan debit puncak banjir m3dtk C : koefisien aliran = 1 A = luas DAS sampai ke outlet km2 R o : hujan satuan mm T p : tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir jam T 0,3 : waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai menjadi 30 dari debit puncak jam Gambar 2.1. Bentuk Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu Suripin, 2004 a Pada Kurva Naik Rising Limb ≤ t T p Q p = Q maks = 2,4 2-2 dimana Qt = Unsur aliran sebelum mencapai debit puncak m³det t = Waktu jam b Pada Kurva Turun Decreasing Limb ∗ T p ≤ t ≤ T p + T 0,3 ∗ Q t = Q maks 0,3 2-3 ∗ T p + T 0,3 ≤ t T p + T0,3 + 1,5 T0,3 Qt = Q maks 0,3 2-4 ∗ t ≥ T p + T 0,3 + 1,5 T 0,3 Q t = Q maks 0,3 2-5 Unsur-unsur waktu untuk perhitungan debit pada persamaan hidrograf satuan sintetik Nakayasu adalah : T p = tr . 0,8 tg ฀ 2-6 T 0,3 = α tg 2-7 dimana Tp : tenggang waktu time lag dari permulaan hujan sampai puncak banjir jam tg : waktu konsentrasi hujan jam T 0,3 : waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai menjadi 30 dari debit puncak jam Α : parameter hidrograf Tr : 0,5 x tg sampai 1 x tg tg = 0,058 0,4.L untuk L ≥ 15 km tg = 0,21. L 0,7 untuk L ≤ 15 km tr = 0,5 , tg sd tg T 0,3 = α x tg dimana tr : Waktu curah hujan tg : Waktu konsentrasi jam