147
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut:
Keluarga pengganti memberikan pengasuhan kepada anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua dengan tujuan untuk memberikan perhatian dan
kasih sayang, memberikan pemenuhan kebutuhan hidupnya, kebutuhan makanan dengan gizi yang cukup, memberikan perlindungan dari tindakan kekerasan dan
hukuman fisik, memberikan bimbingan dan kasih sayang agar anak-anak mampu tumbuh dan berkembang secara wajar dan optimal. Dengan adanya keluarga
pengganti, anak-anak asuh di Yayasan SOS Children’s Village Medan sudah bisa mendapatkan pendidikan, sudah bisa bersekolah dengan peralatan dan pakaian
sekolah yang setiap tahunnya diberikan oleh Yayasan SOS Children’s Village Medan.
Mendapatkan kasih sayang keluarga yang terdiri dari ibu, kakak dan adik asuh seperti mendapatkan perhatian saat sakit, dibantu mengerjakan tugas sekolah
dan dibuatkan makanan oleh ibu asuhnya. Selain itu juga anak-anak mendapatkan rasa aman dan bisa bermain dengan saudara dan teman sebayanya dengan aman dan
nyaman karena telah disediakan fasilitas untuk bermain seperti lapangan untuk olahraga. Informan pertama YY, informan kedua IG, informan ketiga MS,
informan keempat LS, informan kelima DA, informan keenam AP, informan ketujuh DL, informan kedelapan SA, informan kesembilan FL dan informan
kesepuluh ZP sudah mampu melakukan aktifitas yang sebelumnya tidak bisa ia
148
lakukan serta sudah banyak perubahan yang lebih baik semenjak diasuh oleh ibu asuhnya dan tinggal di Yayasan SOS Children’s Village Medan.
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan keluarga pengganti di Yayasan SOS Children’s Village Medan
untuk lebih berkompeten dan menambah pengetahuan dalam memberikan pengasuhan layaknya seperti keluarga sendiri dengan kasih sayang yang penuh
kepada anak-anak asuh yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. 2.
Diharapkan pihak Yayasan SOS Children’s Village Medan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya dengan melakukan suatu upaya
pembangunan sarana dan prasarana yang belum ada, seperti menambah para pekerja sosial yang profesional dan terlaltih didalamnya sekaligus menambah
program-program terbaru yang dapat membantu ibu asuh guna melakukan tugas perannya dalam membantu mengembalikan keberfungsian sosial anak-
anak yang telah kehilangan pengasuhan orang tua. 3.
Untuk anak-anak yang diasuh di Yayasan SOS Children’s Village Medan sebaiknya lebih patuh kepada ibu asuh dengan mendengarkan semua arahan
dan nasehatnya, menganggap ibu dan saudara-saudara asuhnya adalah seperti keluarga kandungnya sendiri agar menjadi anak-anak yang mandiri dan sukses
sehingga dapat membanggaan orang tua dan keluarga SOS Children’s Village Medan.
25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keluarga 2.1.1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis, keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan
organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetap merupakan
bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada didalamanya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka
kearah pendewasaan. Keluarga juga dapat dikatakan sebuah group yang terbentuk dari
perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak yang belum dewasa. Jadi
keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum dewasa. Keluarga mempunyai tujuh sifat
khusus, yaitu : 1.
Universalitas, artinya merupakan bentuk yang universal dari seluruh organisasi sosial.
2. Dasar emosional, artinya rasa kasih sayanag, kecintaan sampai kebanggaan
suatu ras. 3.
Pengaruh yang normatif, artinya keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama bagi seluruh bentuk hidup yang tertinggi, dan membentuk
watak daripada individu.
26
4. Besarnya keluarga yang terbatas.
5. Kedudukan yang sentral dalam struktur sosial.
6. Pertanggungan jawab daripada anggota-anggota.
7. Adanya aturan-aturan sosial yang homogen Ahmadi, 2009: 222
Keluarga juga dikenal sebagai dasar umat masia, karena itu keluarga fundamental bagi kehidupan masyarakat. Tidak ada satupun lembaga masyarakat
yang lebih afektif membentuk kepribadian anak selain keluarga. Keluarga tidak hanya membentuk kepribadian anak selain keluarga. Keluarga tidak hanya
membentuk anak secara fisik tetapi juga sangat berpengaruh secara psikologis. Keluarga sebagai organisasi, mempunyai perbedaaan dari organisasi-
organisasi lainnya. Salah satu perbedaan yang cukup penting terlihat dari bentuk hubungan anggota-anggotanya yang lebih bersifat “gemeinschaft” dan merupakan
ciri-ciri kelompok primer, yang antara lain : a.
Mempunyai hubungan yang lebih intim b.
Kooperatif c.
Face to face d.
Masing-masing anggota memperlakukan anggota lainnya sebagai tujuan bukannya sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Ciri-ciri yang dikemukakan oleh Paul H. Landis, adalah : a.
Intimate b.
Face to face c.
Warm hearted realitionship Dengan demikian, keluarga mempunyai sistem jaringan interaksi yang lebih
bersifat hubungan interpersonal, dimana masing-masing anggota dalam keluarga dimungkinkan mempunyai intensitas hubungan satu sama lain; antara ayah dan ibu,
27
ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antara anak dengan anak. Sistem interaksi antar pribadi interpersonal tersebut dilukiskan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Berdasarkan gambar 2.1. dapat kita lihat bahwa masing-masing anggota mempunyai jumlah hubungan yang sama terhadap anggota lainnya Khairuddin,
1997: 4. Menurut Prof. DR. J. Verkuyl ada tiga tugas dan panggilan dari orang tua
yaitu: 1.
Mengurus keperluan materil anak-anak. Merupakan tugas pertama dimana orang tua harus memberi makan, tempat
perlindungan dan pakaian kepada anak-anak. Anak-anak sepenuhnya masih tergantung kepada orang tuanya karena anak belum mampu mencukupi
kebutuhannya sendiri. 2.
Menciptakan suatu “home” bagi anak-anak. “Home” disini berarti bahwa di dalam keluarga itu ank-anak dapat dengan
subur, merasakan kemesraan, kasih sayang, keramah tamahan, merasa aman, terlindungi dan lain-lain. Di rumahlah anak merasa tenteram, tidak pernah
kesepian dan selalu gembira.
Ayah Ibu
Anak Anak
28
3. Tugas pendidikan.
Tugas mendidik merupakan tugas terpenting dari orang tua terhadap anak. Tujuan pendidikan disini adalah mengajar dan melatih orang-orang muda
sehingga mereka dapat memenuhi tugas mereka terhadap Tuhan, sesama manusia dan sekeliling mereka sebagai anak kerajaan Ahmadi, 2009: 227.
Menurut Ogburn fungsi keluarga tidak saja dalam lingkungan keluarga sendiri tetapi juga di dalam masyarakat. Melihat pendapat tersebut nyata bahwa
tugas atau fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tapi jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa tugas orang tua adalah :
a. Menstabilisasi situasi keluarga: dalam arti stabilitasi situasi ekonomi rumah
tangga. b.
Mendidik anak. c.
Pemeliharaan fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius Ahmadi, 2009: 228.
Selain fungsi di atas keluarga juga berfungsi sebagai unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar
dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Dari penjelasan diatas dapat ditarik
kesimpulan tentang arti pentingnya keluarga dalam perkembangan anak baik secara fisik maupun psikologis.
2.1.2. Ciri-ciri Keluarga
29
Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan yang tetap untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan
keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk menentukan atau mencari persamaan-persamaan dan ciri-ciri keluarga secara umum, yang akan
terdapat pada keluarga dalam bentuk dan tipe apapun. Untuk ini kita akan menggolongkan ciri-ciri keluarga. Ciri-ciri keluarga antara lain seperti yang
dikemukakan oleh Page: a.
Keluarga merupakan hubungan perkawinan b.
Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara
c. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan.
d. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak. e.
Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun tidak mungkin menjadi terpisah kelompok keluarga
Khairuddin, 1997: 5.
2.1.3. Karakteristik Keluarga
Burgess dan Locke mengemukakan, bahwa empat karakteristik keluarga yang terdapat pada semua keluarga dari kelompok-kelompok sosial lainnya:
a. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan, darah atau adopsi. Pertalian antara suami dan istri adalah
30
perkawinan; dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah, dan kadangkala adopsi.
b. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama di bawah satu atap
dan merupakan susunan satu rumah tangga. Jika mereka bertempat tinggal, rumah tangga tersebut menjadi rumah mereka. Kadang-kadang seperti masa
lampau, rumah tangga adalah keluarga luas, meliputi di dalamnya tiga, empat, sampai lima generasi. Sekarang di Amerika Serikat rumah tangga tersebut
semakin kecil ukurannya, umumnya dibatasi oleh suami-istri tanpa anak, atau dengan satu anak, dua, maupun tiga anak. Definisi mengenai rumah tangga
adalah merupakan kelompok orang-orang yang bertempat tinggal bersama dan membentuk unit rumah tangga sendiri. Tempat kost dan rumah penginapan bisa
saja menjadi rumah tangga, tetapi tidak akan dapat menjadi keluarga karena anggota-anggotanya tidak dihubungkan oleh darah, perkawinan atau adopsi.
c. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan
berkomunikasi, yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan.
Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat oleh kekuatan melalui sentimen-sentimen, yang merupakan
tradisi dan sebahagiaan lagi emosional, yang menghasilkan pengalaman. d.
Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, yang diperoleh dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-
masing keluarga empunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lainnya. Berbedanya kebudayaan dan setiap keluarga timbul melalui komunikasi
anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari pola-pola tingkah laku individu Khairuddin, 1997: 3.
31
2.1.4. Fungsi-Fungsi Pokok Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok, yakni fungsi yang sulit diubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan fungsi-fungsi lain atau
fungsi-fungsi sosial, relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan, di antaranya:
a. Fungsi biologik
Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi biologik orang tua ialah melahirkan anak. Fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup
masyarakat. b.
Fungsi afeksi Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan
afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan
persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai.
c. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi ini menunjuk peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga itu anak
mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai- nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya
Khairuddin, 1997: 48. Menurut Martono dalam bukunya fungsi keluarga lima fungsi keluarga, yaitu:
a. Fungsi Reproduksi
Fungsi ini berkaitan erat dengan fungsi pemenuhan kebutuhan biologis. Reproduksi digunakan untuk menjamin kelangsungan generasi dan
32
kelangsungan hidup masyarakat. Setiap individu menginginkan memiliki keturunan untuk meneruskan budaya, nilai, serta statusnya. Dalam
masyarakat modern misalnya, keturunan juga digunakan untuk kebutuhan ekonomi, misalnya: meneruskan usaha orang tua, atau mengurus harta orang
tuanya. b.
Fungsi Psikologis ini dimaknai sebagai tempat untuk menyalurkan kasih sayang antar anggota keluarga, menyalurkan perhatian. Keluarga juga sering
menjadi tempat untuk menuangkan perasaan ketika seseorang sedang dilanda masalah, atau ketika seseorang sedang mengalami peristiwa yang sangat
menyenangkan. Memberikan rasa aman juga menjadi fungsi keluarga. c.
Fungsi Sosial Ada beberapa fungsi sosial keluarga, yaitu: sebagai tempat sosialisasi
pertama bagi anak. Anak akan menerima nilai-nilai dan peran-peran sosial pertama kali dalam lingkungan keluarga sehingga keluarga juga difungsikan
untuk meneruskan nilai, tradisi, atau budaya tertentu. Anak juga mengenal peran, tugas dan kewajibannya sebagai seorang anak.
d. Fungsi Ekonomi
Pada masyarakat tradisional, keluarga menjadi unit produksi. Artinya anggota keluarga dapat difungsikan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan
keluarga ketika setiap anggota keluarga terlibat didalam kegiatan ekonomi. Keluarga difungsikan untuk menyalurkan berbagai ilmu pengetahuan,
keterampilan yang nantinya akan digunakan ketika sang anak beranjak dewasa Martono, 2013: 240.
33
2.2.Pengasuhan Berbasis Keluarga Keluarga Pengganti
Pengasuhan berbasis keluarga adalah sebuah bentuk pengasuhan alternatif untuk anak, yang kurang lebih bentuknya sama dengan keluarga pada umumnya.
Dalam hal ini, termasuk juga bentuk lain pengasuhan, seperti keluarga asuh foster care. Bentuk pengasuhan berbasis keluarga bertujuan menciptakan lingkungan
keluarga pengganti yang mampu memberikan pengasuhan yang layak dan aman sehingga anak-anak bisa mendapatkan kembali kehangatan keluarga yang penuh
perhatian dan masa kanak-kanakan yang membahagiakan. Keluarga Pengganti adalah orang tua asuh, orang tua angkat, dan wali yang
menjalankan peran dan tanggung jawab untuk memberikan pengasuhan alternatif pada anak. Pengasuhan berbasis keluarga atau keluarga pengganti ini biasanya di
lakukan di yayasan dan panti sosial. Keluarga Yayasan, lembaga atau panti sosial yang menggunakan program
keluarga pengganti ini tinggal dalam satu rumah yang berisi 8 sampai 10 anak dengan seorang ibu asuh foster mother. Saudara kandung tetap dipertahankan
bersama dalam satu rumah keluarga atas dasar prinsip yang terbaik untuk anak. Keluarga Yayasan atau panti sosial yang terdiri dari anak-anak yang berbeda usia
dan jenis kelamin yang secara alami berlaku sebagai adik-kakak seiring dengan tumbuhnya pertalian keluarga. Selain itu, pengasuhan anak di Yayasan, lembaga atau
panti sosial dilaksanakan atas dasar persamaan agamanya, agar mereka sedini mungkin dapat memperoleh pendidikan agamanya di bawah pimpinan seorang
pengasuh yang seagama, yang menjadi pengganti ibunya http:www.sos.or.iddiakses pada tanggal 31 Oktober 2015 pukul 07.00 WIB.
Dalam usaha kesejahteraan anak, baik fisik, mental maupun sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial anak termasuk asuhan bagi anak di dalam keluarganya sendiri,
34
di dalam keluarga pengganti substitute family homes, atau di dalam lembaga. Ketika seorang individu berada dalam usia anak-anak, ia memerlukan kebutuhan
akan kasih sayang. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh anggota keluarga yang lain, terutama kedua orang tuanya. Hal ini tidak dapat berlanjut secara terus-menerus
sampai ia menginjak usia dewasa. Peran orang tua telah berkurang jika kedua atau salah satu orang tua meninggal dunia, mengalami kemampuan fisik atau tidak
mampu untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Pada masa ini lah individu memerlukan “pengganti” orang tua atau keluarga seperti saat dia ditemani orang tua
nya ketika masih kanak-kanak Martono: 2013.
2.3. Standar Pengasuhan Anak