Tahap 2 Ekstraksi Oksidasi EO Tahap 3 Dioksida I D1 Tahap 4 Dioksida II D2

Namun, pada suhu rendah residual klorin akan tinggal di dalam pulp pada saat keluar dari tabung klorinasi. 2. Temperatur Suatu reaksi dapat terjadi dengan cepat pada temperatur yang tinggi dan lambat pada temperatur yang rendah. Temperatur yang ditingkatkan setidaknya meningkatkan dengradasi pulp. Tinggi nya temperatur juga dapat meningkatkan pemakaian klorin dan jika jumlah pemakaian ini tidak dikontrol, hal tersebut akan meningkatkan degradasi. 3. Waktu Bilangan kappa berkurang dengan suatu kenaikan terhadap waktu reaksi pada saat parameter-parameter lainnya dijaga tetap. Hal ini secara terus menerus berkurang setelah suatu reaksi dengan waktu yang sangat lama. Ada dua bentuk reaksi untuk menghilangkan lignin, sebuah tahap awal delignifikasi yang sangat cepat diikuti dengan sebuah akhir delignifikasi yang lambat. Masing-masing mereka disebut eliminasi lignin yang bersifat mudah dan eliminasi lignin dengan cara lambat. 4. Pengadukkan Pengaduk dipakai untuk menjamin hasil pengadukan yang sempurna. Tujuan dari pengadukkan adalah untuk penyebaran klorin dioksida dan klorin secara merata didalam pulp. Pengadukkan yang baik sangat penting dalam kendali kemampuan sensor on-line dalam tahap klorinasi. Pengadukkan yang buruk dapat mengakibatkan hilangnya strenght pulp dan residual klorin kurang sempurna bereaksi Anonym,1994.

2.6.5.2. Tahap 2 Ekstraksi Oksidasi EO

Pada tahap ini merupakan reaksi ekstraksi dan oksidasi yang tujuan untuk melarutkan dan mengoksidasi lignin dan resin yang dipisahkan. Pada tahap ini, bahan kimia yang digunakan adalah NaOH Ekstraksi, Oksigen Oksidasi. Derajat keputihan yang diperoleh pada tahap ini adalah 66 – 80 ISO. Universitas Sumatera Utara Adapun kondisi pemutihan pada tahap EO ini adalah: 1. Konsitensi : 11-12 2. Suhu : 80-90 o C 3. pH : 10.8-11.58 4. Waktu reaksi : 90-120 menit 5. Brightness : 80-82 ISO

2.6.5.3. Tahap 3 Dioksida I D1

Pada tahap ini merupakan tahap utama yang terjadi antara klorin dioksida ClO 2 dan lignin yang bertujuan untuk meningkatkan derajat putih pulp. Bahan kimia yang digunakan adalah klorin dioksida ClO 2 . Penambahan ClO 2 pada tahap ini lebih sedikit dibandingkan pada tahap D0, dengan konsentrasi kimia yang lebih rendah, reaksi klorin dapat terjadi dengan waktu yang lebih lama dan dengan temperatur yang lebih tinggi dari pada pada tahap D0 tanpa mengurangi hasil dan kekuatan serat pulp. Derajat keputihan yang diperoleh pada tahap ini adalah 88 – 89.0 ISO. Adapun kondisi pemutihan pada tahap ini adalah: 1. Suhu : 70-75 o C 2. pH : 4.0-4.5 3. Waktu reaksi : 180 menit 4. Brightness : 88.5-89.5 ISO

2.6.5.4. Tahap 4 Dioksida II D2

Pada tahap ini bertujuan untuk lebih meningkatkan derajat keputihan hingga 89.0 – 90.5 ISO. Bahan kimia yang digunkan adalah klorin dioksida ClO 2 dan SO 2 . SO 2 digunakan untuk menetralkan residual klorin dioksida. Universitas Sumatera Utara Tahap D2 dalam tahap bleaching yang dirancang dan dioperasikan sama seperti tahap D1 yang semua kandungan lignin telah dihilangkan. Penambahan ClO 2 pada tahap ini adalah untuk menghilangkan senyawa lain yang mengandung warna dalam pulp untuk meningkatkan derajat kecerahan pulp. Adapun kondisi pemutihan pada tahap ini adalah: 1. Konsitensi : 10-13 2. Suhu : 70-75 o C 3. pH : 4.0-4.5 4. Waktu reaksi : 180 menit 5. Brightness : 90-90.5 ISO Pulp setelah tahap pemutihan dikirim ke tempat penyimpanan yang disebut High Density Bleach Tower HDT yang selanjutnya diolah ke pulp mesin untuk dibuat lembaran pulp dan kertas Anonim, 2000. Universitas Sumatera Utara

2.7. Bilangan Kappa Kappa Number

Bilangan kappa merupakan kandungan lignin dalam pulp yang menandakan derajat delignifikasi. Hubungan antara kappa number dengan kandungan lignin adalah Lignin = 0.147 x Kappa Number Sebelum kappa masuk kedalam proses bleaching, maka perlu dilakukan pengukuran bilangan kappa pada tahap sebelum nya: 1. Bilangan kappa pada Pre-O 2 Tujuan dari pengukuran bilangan kappa pada tahap ini adalah untuk mengevaluasi keefektifan proses pemasakan pulp sebelum nya dan sebagai referensi untuk mengetahui reduksi kappa pada tahap selanjut nya sehingga akan dikehendaki seberapa banyak bahan kimia yang akan diberikan pada tahap delignifikasi oksigen. 2. Bilangan kappa pada Post-O 2 Tujuan dilakukan pengukuran tahap ini adalah untuk mengevaluasi keefektifan proses delignifikasi oksigen dan untuk memprediksi konsumsi bahan kimia pada proses bleaching Bilangan kappa yang terlalu tinggi yang masuk kedalam proses bleaching, akan menyebabkan tinggi nya bahan kimia yang dibutuhkan, susah untuk di bleaching, serta memungkinkan untuk terjadi masalah pada produk akhir pulp seperti dirt count dan shive, dan kontribusi meningkat nya COD Chemical Oxygen Demand , sedangkan jika bilangan kappa terlalu rendah, kebutuhan bahan kimia pada proses bleaching juga rendah, mudah untuk di bleaching, tetapi memungkinkan terjadinya kerusakan serat Anonim, 2000. Dibawah ini adalah beberapa kemungkinan penyebab serta tindakan yang disarankan jika harga bilangan kappa tinggi ; Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7. Penyebab Ketidakstabilan Bilangan Kappa No Kemungkinan Penyebab Tindakan Yang Disarankan a. Tidak stabil nya pH reaksi dalam proses O 2 delignifikasi sehingga reaksi degradasi lignin tidak efektif Menstabilkan pH di range 10.8–11.2 untuk memperoleh reaksi yang optimal. Sehingga degradasi lignin terjadi secara efektif b. Temperatur di O 2 reaktor tidak stabil sehingga proses reaksi kurang efektif Untuk memperoleh proses reaksi temperatur yang efektif di O 2 Reaktor; Pre -O 2 reaktor : 80 o C – 85 o C Post-O 2 reaktor : 90 o C – 105 o C c. Konsistensi inlet reaktor yang tidak stabil yang disebabkan banyak nya dilution pada dilution screw Tinggi-rendah konsitensi dikontrol dengan mengefektifkan dilution. Konsitensi pulp optimal 9.0 – 10.5 . d. Rendahnya tekanan di tahap Pre-O 2 dan Post-O 2 yang diberikan pada O 2 Reaktor, sehingga proses delignifikasi lignin berlangsung sangat cepat dan tidak efektif Meningkatkan tekanan optimal pada O 2 rektor; Pre -O 2 reaktor : 5 bar Post-O 2 reaktor : 2–3 bar e. Lemah nya sensor pembacaan pH, Temperatur, Tekanan, Flow meter dan Kappa analyzer sehingga data kurang akurat di lapangan dengan data di DCS, sehingga mempengaruhi proses reaksi dan penggunaan serta suplai bahan kimia. Lakukan maintenance dan pengontrolan sensor secara berkala dan se-efektif mungkin. f. Terbentuknya scaling pada tabung O 2 rekator yang mengakibatkan retention time reaksi terlalu cepat Perlunya dilakukan “flushing” dibersihkan dengan tekanan tinggi, sehingga proses degradasi lignin di O 2 reaktor terjadi secara efektif. Rt di pre-O 2 = 20 menit Rt di Post-O 2 = 60 menit g Faktor dari tahapan digester dan kualitas chip serta jenis kayu Pengontrolan seefektif mungkin pada setiap tahap Sumber : PT.Riau Andalan Pulp And Paper, P.E. Fiberline Departmen Universitas Sumatera Utara Adapun Parameter yang mempengaruhi harga bilangan kappa dalam proses sebelum tahapan bleaching adalah: a. Temperatur Kappa number dipengaruhi oleh temperatur proses, hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi suhu yang digunakan pada proses delignifikasi oksigen di O 2 reaktor maka harga bilangan kappa akan semakin rendah, karena suhu yang tinggi mengoptimalkan kinerja O 2 dalam mendegrasi lingin dapat terjadi dengan sempurna, sehingga diperoleh harga bilangan kappa yang rendah. Begitu sebalik nya, apabila suhu reaktor proses rendah, maka degradasi lignin kurang efektif. b. Waktu Kappa number berbanding terbalik dengan waktu, dimana harga bilangan kappa akan menurun seiring lama nya waktu reaksi dan proses itu terjadi. Ini menunjukan bahwa lebih mudah mendegradasi lignin dengan waktu yang lama dibandingkan dengan waktu yang cepat. c. pH reaksi pH berpengaruh terhadap reaksi degradasi lignin. Oleh karena itu, jika pH reaksi rendahtinggi menyebabkan reaksi tidak berlangsung sempurna sehingga penurunan bilangan kappa tidak efektif. d. Konsitensi Konsitensi sangat berpengaruh terhadap dosis kimia yang berperan aktif dalam mendegradasi senyawa lignin dalam pulp. Oleh karena itu semakin tinggi konsitensi maka dosis kimia menjadi tidak seimbang, sehingga penurunan bilangan kappa kurang efektif, namun sebaliknya apabila terlalu rendah maka oksigen dalam O 2 reaktor lebih banyak bereaksi dengan liqour dibanding pulp sehingga harga bilangan kappa masih tinggi. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODOLOGI 3.1. Peralatan dan Bahan 3.1.1. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah : 1. Peralatan Gelas a. Pipet b. Beaker 2000 ml Vit Lab c. Termometer 100 o C d. Corong Bucher e. Pipet Tetes f. Buret Digital 25 ml Brinkman g. Tabung Reaksi h. Labu Filtrat 2. Stopwatch VWR 3. Kertas Saring 4. Pengukur Slinder 5. Timbangan Neraca Analitik Metteler Toledo 6. Magnetic Stirer 7. Botol Deminwater 200 ml 8. Oven 9. Mesin Stirer Pyro Multi Magnetstir 10. Penyaring Mesh Shieve 11. Vacum Sheet Universitas Sumatera Utara 12. Unbleach Tower High Density Tower Suatu wadah penyimpanan bubur pulp sementara setelah melalui proses pemasakan sampai proses pencucian sebelum ke tahap proses pemutihan. 13. Dillution Screw Suatu alat yang berfungsi untuk mengurangi konsitensi bubur pulp menjadi 10 – 12 dan berfungsi sebagai tempat penambahan dilusi. 14. Stand Pipe Untuk menerima bubur pulp dari dillution screw dan mengantarkan bubur pulp secara konstan ke Pompa medium konsitensi. 15. Pompa Medium Konsitensi Untuk menghantarkan bubur pulp dari stand pipe melewati Mixer ke menara D0. 16. Mixer Alat Pencampur Alat yang befungsi untuk mencampurkan bahan kimia Klorin Dioksida dengan bubur pulp secara merata. 17. Menara Klorin Dioksida Chlorine dioxide D0 Tower Menara klorin dioksida adalah tanki untuk mereaksikan bubur pulp dengan bahan kimia ClO 2 sehingga bubur pulp coklat akan menjadi agak putih dengan terjadinya reaksi tersebut. 18. Twin Roll Press Washer Alat Pencuci Alat pencuci bubur pulp yang berasal dari Menara klorin dioksida D0 sehingga klorin dioksida dapat larut dan tidak terikut kedalam proses pemutihan selanjutnya. 19. Filtrat Tank Tanki Filtrasi Merupakan tanki penampungan larutan pencuci dari tahap D0. Larutan pencuci yang ditampung berasal dari alat pencuci Twin roll press washer. Universitas Sumatera Utara

3.1.2. Bahan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Jumlah Soda Loss Dalam Pulp Terhadap Pemakaian ClO2 Di Do Tower Pada Unit Bleaching Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

23 145 60

Pengaruh Penambahan Oksigen (O2) Pada Tower EOP Terhadap Jumlah Pemakaian Klorin Dioksida (ClO2) Pada Tower D1 Di Unit Bleaching Di PT. Toba Pulp Lestari,Tbk Porsea

6 67 51

Pengaruh Ph Terhadap Brightness Pulp Pada Tahap Eo Di Unit Bleaching Difiberline 1 Di PT. Riau Andalan Pulp And Paper,Tbk. Pelalawan Riau

0 0 12

Pengaruh Ph Terhadap Brightness Pulp Pada Tahap Eo Di Unit Bleaching Difiberline 1 Di PT. Riau Andalan Pulp And Paper,Tbk. Pelalawan Riau

0 0 2

Pengaruh Ph Terhadap Brightness Pulp Pada Tahap Eo Di Unit Bleaching Difiberline 1 Di PT. Riau Andalan Pulp And Paper,Tbk. Pelalawan Riau

0 0 3

Pengaruh Ph Terhadap Brightness Pulp Pada Tahap Eo Di Unit Bleaching Difiberline 1 Di PT. Riau Andalan Pulp And Paper,Tbk. Pelalawan Riau

0 1 14

Pengaruh Ph Terhadap Brightness Pulp Pada Tahap Eo Di Unit Bleaching Difiberline 1 Di PT. Riau Andalan Pulp And Paper,Tbk. Pelalawan Riau Chapter III V

0 0 5

Pengaruh Ph Terhadap Brightness Pulp Pada Tahap Eo Di Unit Bleaching Difiberline 1 Di PT. Riau Andalan Pulp And Paper,Tbk. Pelalawan Riau

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum Kayu - Pengaruh Kappa Number dalam Pulp Terhadap Jumlah Pemakaian Klorin Dioksida (CLO2) pada Tahap DO di Unit Bleaching Fiberline 2 PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Tbk. Pelalawan-Riau

0 0 25

Pengaruh Kappa Number dalam Pulp Terhadap Jumlah Pemakaian Klorin Dioksida (CLO2) pada Tahap DO di Unit Bleaching Fiberline 2 PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Tbk. Pelalawan-Riau

0 1 13