Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker serviks pada tahun 2013 adalah 0,8‰. Provinsi Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan
D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi, yaitu sebesar 1,5‰. Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker
serviks terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa Timur. Riskesdas, 2013.
2.4.3. Etiologi
Faktor etiologi yang perlu mendapat perhatian adalah infeksi Human Papilloma Virus
HPV. HPV tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan 58 sering ditemukan pada kanker dan lesi prakanker
Ioffee, 2005. HPV adalah DNA virus yang menimbulkan proliferasi pada
permukaan epidermal dan mukosa. Infeksi HPV sering terdapat pada wanita yang aktif secara seksual Rasjidi, 2008.
Menurut Bustan 2007, dari berbagai penelitian disimpulkan bahwa terdapat 3 golongan HPV yang berhubungan dengan kanker
serviks, yaitu: 1.
HPV risiko rendah: HPV 6 dan 11. 2.
HPV risiko sedang: HPV 33, 35, 39, 40, 43, 45, 51, 56, dan 58. 3.
HPV risiko tinggi: HPV 16, 18, dan 31. Lebih dari 90 kanker serviks adalah jenis skuamosa yang
mengandung DNA Human Papilloma Virus dan 50 kanker serviks berhubungan dengan Human Papilloma Virus tipe 16. Penyebaran
virus ini terutama melalui hubungan seksual Rasjidi Sulistiyanto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Faktor Risiko
1. Perilaku seksual
Dari studi epidemiologi, kanker serviks skuamosa berhubungan kuat dengan perilaku seksual, seperti berganti-ganti
mitra seks dan usia saat melakukan hubungan seks yang pertama. Risiko meningkat lebih dari sepuluh kali bila mitra seks enam
atau lebih, atau bila hubungan seks pertama di bawah umur 15 tahun. Risiko akan meningkat apabila berhubungan dengan pria
berisiko tinggi yang mengidap kondiloma akuminatum. Pria berisiko tinggi adalah pria yang melakukan hubungan seks
dengan banyak mitra seks Rasjidi, 2007. Menurut penelitian Yuniar, Saryono, Rohani 2009, apabila usia pertama kali
berhubungan seksual 20 dan 35 tahun, maka dapat menyebabkan kanker serviks sebesar 14,3 kali.
2. Merokok
Dari penelitian epidemiologi, ada dugaan bahwa rokok adalah faktor risiko untuk terjadinya kanker serviks. Hal ini
terlihat dari adanya nikotin dalam cairan serviks penderita kanker serviks yang perokok. Nikotin yang sampai di serviks
memudahkan virus masuk ke daerah serviks Diananda, 2009. Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen baik yang
dihasap sebagai rokok maupun yang dikunyah. Asap rokok menghasilkan polycyclic aromatic heterocyclic amine yang
sangat karsinogen, sedangkan bila dikunyah menghasilkan nitrosamine
. Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat pada getah serviks wanita perokok dan dapat menjadi
kokarsinogen infeksi virus Rasjidi, 2007. Menurut penelitian Dewi, Sawitri, Adiputra 2012, paparan asap rokok
meningkatkan risiko terjadinya lesi prakanker serviks sebesar 4 kali dibandingkan tanpa paparan asap rokok.
Universitas Sumatera Utara
3. Riwayat ginekologis
Walaupun usia
menarke atau
menopause tidak
mempengaruhi risiko kanker serviks, hamil di usia muda dan jumlah kehamilan atau manajemen persalinan yang tidak tepat
dapat meningkatkan risiko Rasjidi, 2008. Menurut penelitian Lasut, Rarung, Suparman 2013, berdasarkan jumlah paritas,
ibu dengan jumlah anak dua yang terbanyak menderita kanker serviks 80. Hal ini menyatakan bahwa makin tinggi paritas
maka insidensi kanker serviks makin tinggi. 4.
Kontrasepsi oral Risiko noninvasif dan invasif kanker serviks telah
menunjukkan hubungan dengan kontrasepsi oral Rasjidi, 2008. Menurut penelitian Dewi, Rejeki Istiana 2014, menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi oral 3 tahun dan mengalami kejadian prakanker serviks.
5. Perubahan sistem imun
Perubahan sistem
imun dihubungkan
dengan meningkatnya risiko terjadinya karsinoma serviks invasif. Hal ini
dihubungkan dengan penderita yang terinfeksi dengan Human Immunodeficiency Virus
HIV meningkatkan angka kejadian kanker serviks prainvasif dan invasif Rasjidi, 2007.
6. Etnis dan faktor sosial
Wanita di kelas sosioekonomi yang paling rendah memiliki faktor risiko lima kali lebih besar daripada faktor risiko pada
wanita di kelas yang paling tinggi. Hubungan ini mungkin dikacaukan oleh hubungan seksual dan akses ke sistem
pelayanan kesehatan Rasjidi, 2008. 7.
Pekerjaan Diperkirakan bahwa paparan bahan tertentu dari suatu
pekerjaan seperti debu, logam, bahan kimia, tar, atau oli mesin dapat menjadi faktor risiko kanker serviks Rasjidi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5. Gejala dan Tanda