2.4.10. Pencegahan
Pencegahan kanker serviks terdiri dari beberapa tahap, yaitu: pencegahan primer, sekunder dan tersier Sukardja, 2000.
a.
Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan upaya dalam mengurangi atau menghilangkan kontak individu dengan karsinogen untuk
mencegah terjadinya proses karsinogenesis. Pencegahan primer kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari berbagai
faktor risiko serta dengan memberikan vaksin pencegah infeksi dan penyakit terkait HPV. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
penggunaan barier seperti kondom, diafragma, dan spermisida Sukardja, 2000.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus- kasus dini kanker serviks, sehingga kemungkinan penyembuhan
dapat ditingkatkan. Pencegahan sekunder termasuk skrining dan deteksi dini, seperti Pap Smear, kolposkopi, servikografi, Pap net
dengan komputerisasi, dan inspeksi visual dengan asam asetat IVA Sukardja, 2000. Pap Smear merupakan standar emas
program skrining karena pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit serta dapat dilakukan setiap saat, kecuali
pada masa haid. Selain itu, Pap Smear juga memiliki sensitivitas dan spesifitas yang cukup tinggi, sehingga Pap smear mampu
untuk mencegah kejadian kanker serviks hingga mencapai 93 WHO, 2014.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier kanker serviks bertujuan untuk mencegah komplikasi klinik dan kematian awal. Pengobatan
karsinoma serviks invasif ditentukan oleh pemeriksaan klinis dan bedah. Metode pengobatan adalah dengan eksisi bedah, terapi
Universitas Sumatera Utara
radiasi, kemoterapi atau kombinasi metode-metode tersebut Price Wilson, 2005.
Menurut Rasjidi 2008, terdapat beberapa cara pencegahan kanker serviks, antara lain:
1. Hindari hubungan seksual terlalu dini
Idealnya seks dilakukan setelah wanita memasuki usia matang. Ukuran kematangan seorang wanita bukan hanya dilihat
dari sudah menstruasi atau belum, tetapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa. Menunda aktivitas seksual sampai
usia 20 tahun dan berhubungan secara monogami akan mengurangi kanker serviks secara signifikan Rasjidi, 2008.
2. Hindari berganti-ganti pasangan seksual
Faktor risiko lain dari kanker serviks adalah kebiasaan berganti-ganti pasangan. Kebiasaan tersebut dapat menyebabkan
tertularnya penyakit kelamin, salah satunya adalah penyakit karena Human Papilloma Virus HPV. Selain itu juga hindari
berhubungan seksual dengan pasangan pria yang memiliki pasangan seksual yang berganti-ganti sebelumnya Perunovic,
2006. 3.
Penggunaan vaksinasi HPV Vaksin HPV yang diberikan kepada pasien bisa
mengurangi infeksi Human Papilloma Virus, karena mempunyai kemampuan proteksi 90 Rasjidi, 2008.
Terdapat dua jenis vaksin HPV, yaitu bivalen dan quadrivalen
bersifat melindungi terhadap infeksi yang menetap HPV tipe 16 dan 18, sedangkan yang quadrivalen juga bersifat
melindungi terhadap infeksi HPV tipe 6 dan tipe 11 yang merupakan penyebab dari lesi selaput lendir dan lesi genital
Rasjidi Sulistiyanto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
FDA-US merekomendasikan usia perempuan yang dapat diberikan vaksin HPV adalah usia antara 9-26 tahun Rasjidi,
2008. 4.
Penggunaan kondom Penggunaan kondom bisa menurunkan risiko untuk
terjadinya penularan
infeksi HPV.
Penelitian terbaru
menyebutkan bahwa terjadi penurunan sampai 70 dari infeksi HPV dengan pemakaian kondom secara benar saar berhubungan
seksual Rasjidi dan Sulistiyanto, 2007. 5.
Hindari merokok Wanita sebaiknya tidak merokok karena dapat merangsang
timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin yang di kandung dalam darah perokok. Risiko wanita perokok terkena kanker serviks
adalah 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel,
sehingga memudahkan masuknya mutagen virus Diananda, 2009.
6. Pemeriksaan teratur
Wanita dewasa yang melakukan hubungan seks secara teratur, lakukan tes Pap Smear setiap dua tahun. Ini dilakukan
sampai berusia 70 tahun Diananda, 2009. Sedangkan untuk wanita yang memulai hubungan seksual saat usia 18 tahun dan
wanita yang mempunyai banyak partner multiple partner seharusnya melakukan tes Pap Smear setiap tahun, dimulai dari
onset seksual intercourse aktif. Rasjidi, 2008. 7.
Hindari mencuci vagina terlalu sering dengan antiseptik Banyak wanita mencuci vagina dengan antiseptik dengan
alasan kesehatan.
Padahal, kebiasaan
tersebut dapat
menimbulkan kanker serviks. Mencuci vagina dengan antiseptik terlalu sering justru dapat menyebabkan iritasi pada serviks.
Iritasi yang berlebihan dan terlalu sering akan merangsang
Universitas Sumatera Utara
terjadinya perubahan sel, yang akhirnya menjadi kanker Setiati, 2009.
8. Penuhi kebutuhan nutrisi
Selain pola hidup yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, wanita yang kekurangan zat-zat gizi
lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asam folat, dapat terserang kanker serviks. Oleh karena itu, jika tubuh kekurangan
zat-zat gizi tersebut, maka rangsangan sel-sel mukosa lebih mudah menimbulkan kanker Setiati, 2009.
2.4.11. Faktor Prognotik