Konsep pembangunan ekonomi: studi komparatif pemikiran mubyarto dan Umer chapra

(1)

(2)

(3)

(4)

KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI: STUDI KOMPARATIF PEMIKIRAN MUBYARTO DAN UMER CHAPRA

ABSTRAKSI

Penelitian skripsi ini berupa penelitian kepustakaan(library research)dengan data dan cara analisa kualitatif, mendeskripsikan dan menganalisa objek penelitian yaitu membaca dan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan pemikiran Mubyarto dan Umar Chapra dalam konsep pembangunan ekonomi untuk dicari bentuk komparasinya dan relevansi dari pemikiran Mubyarto dan Chapra terhadap perekonomian Indonesia. Data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh dari sumber-sumber otentik yang terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Data primer yang digunakan buku Umar Chapra yang berjudul Islam dan Pembangunan Ekonomi. Buku Mubyarto Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila. Sedangkan sumber data sekunder adalah berbagai tulisan yang berkaitan dengan penulisan ini, baik langsung maupun tidak langsung, seperti buku, Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam, Islam dan Tantangan Ekonomi”, Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan.

Dalam mengolah dan menganalisa data, penulis menggunakan metode Artificial Neuron Network (ANN) dengan penilaian menggunakan keserasian contents, context, conducts, dan contours. Untuk melakukanhal tersebut penulis melakukan verifikasi variabel terlebih dahulu hal ini sangat diperlukan agar diperoleh data yang relevan, untuk dijadikan indikator dalam artificial neuron network. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa adanya persamaan dan perbedaan pemikiran kedua cendekiawan dalam urgensi, relevansi, implementasi baik dimensi keindonesiaan maupun keislaman, perbedaan ini dijelaskan dalam bentuk nilai hasil ANN dan himpunan dengan mengunakan diagram venn.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, atas segala rahmat dan hidayat-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesikan. Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah.

Shalawat serta salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi tingginya dan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang telah memberi bantuan baik berupa sapaan moril, kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menghanturkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Bapak

Mu’min Rauf, M.A, selaku sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu penulis memberikan masukan dan arahan dalam hal administrasi. 3. Bapak Dr. Ir. Murasa Sarkaniputra sebagai pembimbing atas segala asanya

memberikan banyak bimbingan dengan kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

4. Bapak Fahmi Ahmadi, Msi yang telah banyak membantu penulis dalam berdikusi, belajar dan meminjamkan buku, semoga Allah membalasnya dan gelar doktor nya cumlaude cepat selesai.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negri

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Syari’ah dan Perpustakaan Utama

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ayahanda Alm. Etom Irfa dan Ibunda Djunah, kupersembahkan skripsi ini untukmu yang selalu memberikan kasih sayangnya tiada henti. Kakakku Hery, Fitri dan adikku Winda yang telah mendukungku selama kuliah berlangsung. Keponakanku yang cerdas Faqih dan Fathan terima kasih atas hiburannya. Siti Mariam atas segala perhatiannya dan masakannya, semoga Allah merestui kita. 8. Kawan-kawan, Kanda, Yunda dan para kader BEM-J Perbankan Syariah, LEMI,

COINS, KOMFAKSY, HMI Cabang Ciputat yang telah banyak mewarnai hidup saya selama di Ciputat. Maju terus kawan-kawanku.

9. Iwan Fals yang setia menemani penulis pagi, siang dan malam dengan lagu-lagunya, kosan dan seisinya yang telah banyak membantu termasuk kawanku Hariri, Hasby, Probo dan Para penghuni kosan Nenek.


(7)

10. Teman-teman satu jurusan Perbankan Syariah, khususnya angkatan 2007 terutama sahabat-sahabatku Trisakti (Arif “Joni”, RM Dwima, Hafiz “Ateng”)

dan Sisy semoga menjadi cerita klasik untuk masa depan dan teman-teman KKS 2007 yang membawa kenangan tersendiri.

11. Bu Ely Taryuni beserta keluarga atas kepercayaannya mengajar Kevin dan Felix dari awal kuliah sampai sekarang, Bu Niken Ayu beserta keluarga Faiz dan Rizky atas kepercayaannya, terima kasih sudah membatu saya untuk mandiri.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penyelesaian skripsi ini, baik yang telah penulis sbut diatas maupun yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Ciputat, 21 Rabiul Awal 1432 H 24 Februari 2011 M


(8)

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR………...…i

DAFTAR ISI………..…iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah...12

C. Perumusan Masalah...14

D. Tujuan, Keluaran dan Manfaat Penelitian………15

E. KajianPustaka………...………16

F. Review Studi Terdahulu………18

G. Metode Penelitian……….…21

BAB II KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI MUBYARTO DAN UMER CHAPRA A. Pemikiran Mubyarto………..………...……30

1. Biografi………..……..31

2. Pembangunan Ekonomi………..….32

3. Moral dan Keadilan………..……36

4. Peran Negara………..……..39


(9)

1. Biografi……….………...44

2. Pembangunan Ekonomi………..47

3. Moral dan Keadilan………....52

4. Peran Negara………56

BAB III ANALISA ARTIFICIAL NEURON NETWORK (ANN) DAN HIMPUNAN KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI MUBYARTO DAN UMAR CHAPRA A. Pemikiran Mubyarto 1. Urgensi Keindonesiaan………60

2. Relevansi Keindonesiaan……….64

3. Implementasi Keindonesiaan………..68

4. Urgensi Keislaman………73

5. Relevansi Keislaman………77

6. Implementasi Keislaman……….81

B. Pemikiran Umer Chapra 1. Urgensi Keindonesiaan……….…..84

2. Relevansi Keindonesiaan………88

3. Implementasi Keindonesiaan……….91

4. Urgensi Keislaman……….96


(10)

6. Implementasi Keislaman………103

C. Himpunan……….…107

1. Urgensi Keindonesiaan……….107

2. Urgensi Keislaman……….108

3. Relevansi Keindonesiaan………...109

4. Relevansi Keislaman………..110

5. Implementasi Keindonesiaan………111

6. Implementasi Keislaman………...113

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………115

B. Saran………..116

DAFTAR PUSTAKA……….117 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Mubyarto globalisasi mempunyai dua pengertian. Pertama, sebagai deskripsi/definisi yaitu proses menyatunya pasar dunia menjadi satu pasar tunggal (borderless market), dan kedua, sebagai “obat kuat” (prescription) menjadikan ekonomi lebih efisien dan lebih sehat menuju kemajuan masyarakat dunia. Dengan

dua pengertian ini jelas bahwa menurut para pendukung globalisasi “tidak ada pilihan” bagi setiap negara untuk mengikutinya jika tidak mau ditinggalkan atau terisolasi dari perekonomian dunia yang mengalami kemajuan sangat pesat.1

Benarkah tak ada hak sama sekali bagi setiap negara untuk “berbeda”

dengan menerapkan sistem ekonomi yang sesuai sistem nilai dan budaya negara-negara bersangkutan? Para pendiri republik kita berpaham kebersamaan dan asas kekeluargaan (ukuwah), menolak pengutamaan kepentingan pribadi (self-interest dengan liberlismenya) yang penuh firqoh.2 Pasar bebas dengan berbagai versinya memang merupakan sumber bagi terwujudnya ketimpangan-ketimpangan

1

Mubyarto, Dengan Ekonomi Pancasila Menyiasati Global, artikel di akses pada 17 Desember 2010, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_21/artikel_1

2

Sri Edi Swasono, Menegakkan Ideologi Pancasila: Daulat-Rakyat Versus Daulat Pasar, (Yoyakarta: PUSTEP-UGM, 2005), hal. 116.


(12)

struktural. Mohammad Hatta menggambarkan sistem ekonomi subordinasi dalam konteks kolonialisme, imperialisme, dan eksploitasi.3

Individualisme dalam wujud self-interest telah mendapat tentangan, baik secara moral maupun teoretikal di dalam perkembangan ilmu ekonomi baru. Paham fundamentalisme pasar mendapat banyak kecaman pula, tidak saja dari segi moralitas tapi juga dari segi teknis dan teoretikal. Pasar mengemban berbagai ketidakmampuan untuk mendukung kepentingan ekonomi masyarakat, cita-cita pemerataan dan keadilan. Mekanisme pasar banyak membuktikan kegagalan-kegagalannya (market failures) terutama dalam menjaga kepentingan mereka yang lemah daya belinya, sehingga pasar-bebas dengan persaingan-bebas yang mengiringinya telah memojokkan pihak yang lemah (the under class) menumbuhkan disempowerment dan impoverishment). Globalisasi yang berse-iringan dengan pasar-bebas dan persaingan-bebas adalah kemasan baru dari kegiatan homo economicusmultinasional, dengan insting dasarnya yang predatori dan hegemonik, dan mengemban paham homo homini lupus dalam wajah indahnya yang canggih.4

Ekonomi terbuka harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan prioritas nasional. Tidak bisa kita mengorbankan rakyat demi pasar bebas dan demi

3

Sri Edi Swasono,Menegakkan Ideologi Pancasila: Daulat-Rakyat Versus Daulat Pasar, hal 23.

4

Sri Edi Swasono, Kemandirian Ekonomi: Menghapus Sistem Ekonomi Subordinasi Membangun Ekonomi Rakyat, artikel di akses pada 17 Desember 2010,


(13)

efisiensi ekonomi pasar terbuka. Biaya dan pengorbanan yang terlalu tinggi bagi Indonesia, beyond economic matters, yang harus kita bayar untuk ikut berkewajiban mewujudkan ekonomi dunia yang efisien (pasar-bebas dan globalisasi) sudah sepantasnya kita tinjau kembali.5

Dalam konteks perekonomian suatu negara berkembang, salah satu wacana yang menonjol adalah mengenai pembangunan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran, inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan pendapatan dan lain sebagainya. Pembangunan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran yang lain.6

Pembangunan ekonomi diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak, pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat, sedangkan ekonomi Pembangunan adalah suatu bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah

5

Sri Edi Swasono,Menegakkan Ideologi Pancasila,hal. 26.

6

Josef Krisharianto,Kajian Antara Hubungan Pertumbuhan Ekonomi, Perdagangan Internasional dan Foreign Direct Investment, Parallel Session IIID : Trade III (Growth & FDI), 13 Desember 2007, Jam 09.00-11.30, Wisma Makara, Kampus UI–Depok, hal. 1.


(14)

ekonomi di negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.7

Mubyarto seorang tokoh yang konsisten memperjuangkan ekonomi Pancasila, memiliki gagasan dalam pembangunan, yaitu tentang pentingnya peran kelembagaan dalam pembangunan. Selama aspek kelembagaan belum diperhatikan dengan baik, maka akan sulit untuk merumuskan dan melaksanakan aktivitas pembangunan yang mendukung terwujudnya pemerataan sosial, pengurangan kemiskinan, dan usaha-usaha peningkatan kualitas hidup lainnya.8

Aspek kelembagaan ini berperan penting dalam meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam memanfaatkan kesempatan ekonomi yang ada. Inovasi dalam kebijakan publik semacam ini akan senantiasa memberikan perhatian terhadap tiga hal penting, yaitu etika, hukum, dan ilmu ekonomi.9

Etika menekankan pada persepsi kolektif tentang sesuatu yang dianggap baik dan adil, untuk masa kini maupun mendatang. Hukum menekankan pada penerapan kekuatan kolektif untuk melaksanakan ethical consensus yang telah disepakati. Sementara itu, ilmu ekonomi menekankan pada perhitungan untung rugi yang didasarkan pada etika dan landasan hukum suatu negara.

7

Sadono Sukirno,Ekonomi Pembangunan, (Kencana: Jakarta 2006), hal.3.

8

Bagus Santoso dan Nadia Kusuma Dewi, “Mubyarto & Daniel W. Bromley, 2002, A Development Alternative For Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Indonesia”., artikel di akses pada 15 Oktober 2010, http://www.ekonomirakyat.org/resensi_buk/resensi_6.htm

9


(15)

Berkaitan dengan hal ini, Mubyarto berpendapat Ekonomi Pancasila sebagai fondasi moral kebijakan pembangunan Indonesia. Ironisnya, Pancasila sebagai prinsip etika ditolak oleh ekonom neoklasik serta dianggap tidak relevan dan tidak

konsisten dengan ilmu ekonomi barat yang “value-free”. Seolah-olah Ekonomi Pancasila tidak dapat memberikan sumbangan pada perkembangan ekonomi modern. Akibatnya, konsep ilmu ekonomi impor yang cenderung menekankan pada liberalisme, individualisme, dan memandang uang sebagai segala-galanya, lebih dikenal luas dan dianggap cocok untuk diterapkan pada perekonomian Indonesia.10

Ekonomi Pancasila sebagai landasan strategi pembangunan Indonesia. Pancasila mengandung tekad bangsa untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan kemanusiaan sebagai dasar-dasar etika (ethical foundation) serta nasionalisme dan demokrasi sebagai pedoman/metode kerja idealnya (guiding ideals).11 Aspek-aspek penting yang terdapat dalam Ekonomi Pancasila antara lain adalah partisipasi dan demokrasi ekonomi, pembangunan daerah (bukan pembangunan di daerah), nasionalisme ekonomi, dan pendekatan multidisipliner terhadap pembangunan.12

10

Ibid, http://www.ekonomirakyat.org/resensi_buk/resensi_6.htm

11

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila, (Jakarta: LP3ES, 1988), hal. 37.

12


(16)

Gagasan Ekonomi Pancasila saat ini masih berada dalam tataran etika, moral, ide, dan ideologi. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha lebih lanjut yang memungkinkan Ekonomi Pancasila menjadi practicable dan menjadi landasan moral pengambilan kebijakan. Pembangunan tidak hanya berfokus pada terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi juga pada terwujudnya kualitas hidup yang lebih baik, pemerataan, dan keadilan sosial. Pembangunan harus menempatkan kepentingan rakyat banyak pada urutan pertama.13

Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi nasional yang berkeadilan sosial adalah berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya. Hal ini sesuai dengan semangat UUD 1945 pasal 33 ayat 1,2, dan 3 dan komitmen menjalankan pasal 27 ayat 2 dan 29 ayat 2.14

Srategi pembangunan yang memberdayakan ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dan di bawah pimpinan dan penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang seorang, maka kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus memberi manfaat pada mereka yang paling miskin

13

Bagus Santoso dan Nadia Kusuma Dewi, “Mubyarto & Daniel W. Bromley, 2002, A Development Alternative For Indonesia,Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Indonesia”., artikel di akses pada 15 Oktober 2010, http://www.ekonomirakyat.org/resensi_buk/resensi_6.htm

14

Mubyarto,“Ekonomi Kerakyatan Dalam Era Globalisasi”artikel di akses pada 15 Oktober 2010 dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_7/artikel_1.htm


(17)

dan paling kurang sejahtera. Inilah pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang paling miskin dan tertinggal.15

Semua negara muslim masuk dalam kategori negara-negara berkembang meskipun diantaranya negara-negara kaya sementara sebagian yang lain miskin. Mayoritas negeri-negeri ini, terutama yang miskin, seperti halnya negara-negara berkembang lainnya, dihadapkan pada persoalan-persoalan yang sangat sulit. Salah satu problemnya adalah ketidakseimbangan ekonomi makro yang dicerminkan dalam dalam angka penganguran, inflasi yang tinggi, defisit neraca pembayaran yang sangat besar, depresi nilai tukar mata uang yang berkelanjutan, dan beban hutang yang berat.16

Dalam pandangan Islam, konsep pembangunan ekonomi merupakan konsep pembangunan 'insan seutuhnya' menuju puncak kehidupan yang seindah-indahnya (fi ahsani taqwiin). Pembangunan yang berlandaskan proses tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) guna menciptakan keharmonisan kehidupan (internal harmony) melalui proses transformasi sosial yang menyatukan nilai-nilai moral ekonomi dan tingkat pareto optimum yang Islami.17

Bukan sebaliknya, proses pembangunan yang dilandasi nilai-nilai sekulerisme yang meruntuhkan nilai-niai kemanusiaan dan meluncurkan babak

15

Ibid., http://www.ekonomirakyat.org/edisi_7/artikel_1.htm

16

M. Umer Chapra,Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi(Jakarta, Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000), h. 1.

17

Sigit Pramono,“Keuangan Syariah Dan Konsensus Baru Pembangunan Ekonomi”,artikel di akses pada 15 Oktober 2010 dari http://www.pk-sejahtera.org/id/artikel/kolom/keuangan-syariah-dan-konsensus-baru-pembangunan-ekonomi.htm


(18)

kehancuran peradaban manusia (the decay of civilization). Umer Chapra berargumen bahwa penyebab utama krisis keuangan global yang terjadi saat ini tidak lain adalah hilangnya market discipline dalam sistem keuangan kita.18 Kondisi inilah yang mendorong, terjadinya excessive lending, aksi spekulasi di pasar modal dan kenaikan nilai aset yang tidak terkendali.

Mayoritas para ekonom muslim sepakat mengenai dasar pilar atau fondasi filosofis sistem ekonomi Islam: Tauhid, Khilafah, Ibadah, danTakaful19, Khurshid Ahmad menambahkan: Rububiyyah dan Tazkiyah20serta Mas-u-liyyah (accountability).

Murasa Sarkaniputra dalam buku Ruqyah Syar’iyyah21menyebutkan bahwa

ekonomika Islam merupakan ilmu yang mempelajari tata kehidupan kemasyarakatan dalam memenuhi kebutuhannya untuk mencapai ridha Allah. Dimana menurutnya dalam pengertian ekonomi Islam di atas mencakup tiga domain, yakni domain tata kehidupan, pemenuhan kebutuhan, dan ridha Allah. Semua ini diilhami oleh nilai-nilai Islam yang bersumberkan al-Qur’an, as

-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas.

18

Ibid., http://www.pk-sejahtera.org/id/artikel/kolom/keuangan-syariah-dan-konsensus-baru-pembangunan-ekonomi.htm

19

Mohamed Aslam Haneef, Contemporary Islamic Economic Thought: A Selected Comparative Analysis,(Kuala Lumpur : Ikraq, 1995), h. 2

20

Khurshid Ahmad, "Economic Development in an Islamic Framework", dalam Khurshid Ahmad (ed.),"Studies in Islamic Economics", (Leicester : The Islamic Foundation, 1980), h. 178-179.

21

Murasa Sarkaniputra,Ruqyah Syar’iyyah: Teori, Model, dan Sistem Ekonomi,(Cirebon: Al-Ishlah Press, 2009), hal. 114


(19)

Umar Chapra menyatakan bahwa sasaran yang dikehendaki Islam secara mendasar bukanlah materi, melainkan didasarkan atas konsep-konsep Islam tentang kebahagiaan (al-falah) dan kehidupan yang baik (hayatan thoyibah)yang sangat menekankan aspek persaudaraan, keadilan sosial ekonomi, dan pemenuhan kebutuhan spiritual umat manusia.22

Tujuan ini (al-falah) dijelaskan oleh Rawwaz Qal’aji dalam karyanya

Mabahits Fi al-Iqtishad al-Islami23 melalui tujuan ekonomi negara, mewujudkan kebahagiaan bagi manusia dan meminimalisir kesenjangan ekonomi ditengah-tengah masyarakat.

Oleh karena itu nilai keseimbangan merupakan ruh dalam ekonomi Islam, yang dengannya Allah menjadikan ciri khas bagi umat Islam (QS. al-Baqarah: 143). Nilai keseimbangan ditegakkan Islam di antara dunia dan akhirat, antara individu dan masyarakat pada berbagai aspek tingkah laku ekonomi muslim.24

Nilai ini ditunjukkan dengan keseimbangan pada diri manusia dalam mempergunakan hartanya melalui kesederhanaan dan penghematan dalam pemanfaatan kepemilikan harta kekayaan dan tidak melampaui batas. (QS.al-Baqarah: 67 dan ar-Rahman: 9), dan seimbang disaat memenuhi kebutuhan akhirat dan seimbang pula ketika memenuhi kebutuhan dunia.

22

Umar Chapra,Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi(Jakarta: Gema Insani Press), 2006. hal 7

23

M. Rawwaz Qal’aji,Mabahits fi al-Iqrishad al-Islami,(Beirut: Dar An-Nafaes), 2000, cet ke-4, hal. 35

24

Yusuf Qardawi, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta: Rabbani Press), 2004, cet ke 4, hal. 29-31


(20)

Menurut Umar Chapra,25 ”Ekonomi Islam sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan maqashid (tujuan-tujuan syariah), tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan ketidakseimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan moral masyarakat”.

Nilai-nilai moral memiliki nilai penting dalam masyarakat manusia untuk mencegah tindakan-tindakan yang salah dan ketidakadilan serta menunbuhkembangkan kesejahteraan. Menurut Chapra disamping variabel-variabel ekonomi, perlu juga memasukkan factor-faktor moral psikologis, social, dan sejarah yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.26

Meskipun masyarakat sekuler terus meremehkan perlunya pembangunan moral, kini mereka mengakui komitmen pembangunan dengan keadilan. Pembangunan materi dengan keadilan adalah tidak mungkin tanpa adanya pembangunan moral. Pembangunan dengan keadilan menghendaki adanya pengunaan sumber daya- sumber daya yang adil dan efisiensi dan keduanya, tidak

25

M. Umer Chapra,The Future Of Economics An Islamic Perspective, terjemah, Ikhwan Abidin Basri:Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam(Bandung, Gema Insani, 2001), hal. 108.

26

M. Umer Chapra, The Future Of Economics An Islamic Perspective, terjemah, Ikhwan Abidin Basri : Masa Depan Ilmu Ekonomi,Sebuah Tinjauan Islam, h.x


(21)

mungkin dapat didefinisikan atau diaktualisasikan tanpa adanya nilai-nilai spiritual dalam dunia perekonomian.27

Efisiensi dan pemerataan telah didefinisikan dalam banyak cara. Dari sudut

syari’ah, definisi yang paling memadai adalah yang membantu merealisasikan visi Islam tentang pembangunan. Karena itu efisiensi optimum dapat dikatakan telah dicapai dalam alokasi sumber-sumber daya manakala kuantitas barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan telah dapat diproduksi dengan tingkat stabilitas ekonomi yang masuk akal dan dengan suatu laju pertumbuhan yang berkesinambungan.28

Rasulullah saw dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai pembawa rahmat bagi

seluruh ummat manusia (Q.S: Ali-Imran ayat 107). Beberapa perwujudan sifat ini dinyatakan secara jelas dalam Al-Qur’an. Misalnya, perlunya kehidupan sejahtera

(hayat thayyibah)dan kesejahteraan (falah),sikap ramah dan keras, generasi yang makmur, mendidik dalam suasana penuh cinta, jaminan dari keamanan, bahaya korupsi, ketakutan, kelaparan, dan tekanan mental. Karena itulah semua lembaga organisasi, termasuk negara, haruslah mencerminkan sifat rahmat dan harus melahirkan kesejahteraan bagi semua manusia. Fungsi kesejahteraan dari negara secara khusus ditegaskan oleh Rasulullah saw. Ketika beliau menyatakan, “Setiap

27

M. Umer Chapra, “Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi”, dalam Ainur R. Sophiaan (ed), “.Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 1997), h. 61.

28

M. Umer Chapra,Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi(Jakarta, Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000), h. 9.


(22)

penguasa yang bertanggung jawab terhadap ummat Islam, namun tidak berjuang untuk kesejahteraan mereka, maka ia tidak akan masuk surga bersama mereka”29

Indonesia sebagai negara yang merdeka, tentunya harus mempunyai konsepsi pembangunan yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa dan agamanya sesuai dengan semangat pasal 29 dan 33 UUD 1945. Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memilih judul

“Konsep

Pembangunan Ekonomi, Studi Komparatif Pemikiran Mubyarto dan

Umar Ch

apra ”

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Dari latar belakang di atas, pembangunan ekonomi diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak, pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Tujuannya adalah untuk: menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan pembangunan khususnya di negara-negara sedang berkembang, mengemukakan cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, sehingga

29

M. Umer Chapra, “Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi”, dalam Ainur R. Sophiaan (ed), “.Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam, hal. 26


(23)

dapat mempercepat jalannya pembangunan ekonomi khususnya di negara-negara tersebut.30

Mubyarto sebagai ekonom Pancasila, berpendapat bahwa pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia.31 Sebagai bangsa yang besar, Indonesia mempunyai sistem ekonomi yang sesuai dengan budaya Indonesia sendiri yaitu sistem koperasi yang berasaskan kekeluargaan.32

Sistem ekonomi Pancasila tidak menjerumus pada etatisme dan liberalisme, akan tetapi memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi perkembangan individualitas dan otoaktivitas setiap rakyatnya dan ada mekanisme yang dapat mengendalikan dan mengatasi praktek oligopoly dan monopoli. Kuncinya ialah keseimbangan, keserasian dan keselarasan, antara individualitas dan sosialitas, antara oktoaktivitas dan solidaritas sosial.33

Umer Chapra yang merupakan pemikir mainstream dalam ekonomi Islam mempunyai pandangan bahwa pembangunan di negara-negara muslim harus melihat pandangan hidup Islam dan tujuan-tujuan yang seirama dengan pandangan tadi serta jenis pembangunan yang berkaitan dengan itu.34 Pembangunan materi harus sejalan

30

Sadono Sukirno,Ekonomi Pembangunan, (Kencana: Jakarta 2006), hal.3.

31

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila, (Jakarta: LP3ES, 1988), hal.3

32

Ibid, h. 39

33

Ibid, hal,. 53.

34

M. Umer Chapra,Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi(Jakarta, Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000),h. 5.


(24)

dengan pembangunan moral dengan melaksanakan efisien dan pemerataan, yakni merealisasikan visi Islam tentang pembangunan.35

Mubyarto dan Umar Chapra sebagai seorang ekonom yang mempunyai latar belakang yang berbeda, mempunyai konsep ekonomi pembangunan yang bercorak pada pemikirannya masing-masing, oleh karena itu penulis akan mengkomparatifkan dan menganalisa pemikiran meraka dalam hal nilai-nilai moral, keadilan, kebijakan dan peran negara dalam pembangunan ekonomi. Dari masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Komparasi pemikiran Mubyarto dan Umar Chapra dalam konsep pembangunan ekonomi dengan menggunakan pasal 27 (2), 29 (2) dan pasal 33 UUD 1945 (sebelum amandemen).

2. Relevansi dari pemikiran Mubyarto dan Chapra terhadap perekonomian Indonesia.

C. Perumusan Masalah

Dalam rangka memfokuskan pembahasan, maka penulis akan merumuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu:

1. Bagaimana pemikiran Mubyarto dan Umar Chapra dalam konsep pembangunan ekonomi?

35


(25)

2. Bagaimana relevansi pemikiran Mubyarto dan Chapra terhadap perekonomian Indonesia ?

D. Tujuan, Keluaran dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tersusunnya format pemikiran ekonomi menurut Mubyarto dan Umar Chapra. b. Terumuskannya dimensi-dimensi implementasi pemikiran Mubyarto dan

Chapra pada perekonomian Indonesia. 2. Keluaran

a. Peta pemikiran Mubyarto dan Umar Chapra dalam konteks keindonesiaan dan

keislaman.

b. Kemungkinan perumusan kebijakan yang dapat diterima rakyat Indonesia.

3. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, pemikiran Mubyarto dan Umar Chapra dalam konsep ekonomi pembangunan dan relevansinya terhadap perekonomian Indonesia.

b. Bagi akademik, memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam khazanah ekonomi Islam khususnya serta memperkaya literatur perpustakaan mengenai pemikiran kedua cendekiawan tersebut, khususnya.


(26)

c. Masyarakat umum, dapat tambahan wawasan mengenai pemikiran kedua cendekiawan tersebut, khususnya.

E. Kajian Pustaka

Penulis melakukan studi penelitian terdahulu pada beberapa studi yang telah dilakukan sekitar pembangunan ekonomi, Mubyarto dengan konsep pembangunan ekonomi dengan latar belakang ekonomi pancasila dan Umer Chapra dengan konsep pembangunan ekonomi dengan latar belakang ekonomi Islam.

Diantaranya tulisan dalam bentuk buku yang berjudul Ekonomi Pancasila36: gagasan dan kemungkinan karya Profesor Mubyarto, sebagaimana judulnya, tulisan ini mencoba menawarkan alternatif strategi pembangunan Indonesia. Resep yang mereka tawarkan diharapkan dapat membawa perubahan ke depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia, mengingat bangsa Indonesia telah gagal menerapkan sistem ekonomi yang sesuai untuk membangun Indonesia. Observasi langsung cenderung mengkonfirmasi bahwa pembangunan ekonomi Indonesia selama ini masih banyak berpedoman pada konsep-konsep ekonomi barat yang belum tentu sesuai dengan kondisi kultural, etika, sosial, dan politik yang ada di Indonesia.

Buku berjudul Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila37 karya Mubyarto, karya ini menjelaskan sistem ekonomi Pancasila yang merupakan amanat undang-undang dasar 1945 yang berfondasikan pada nilai-nilai moral demi terwuudnya keadilan

36

Mubyarto,Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan,(Jakarta: LP3ES, 1987 )

37


(27)

social. Dalam Sistem Ekonomi Pancasila, pemerintah dan masyarakat memihak pada (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud kemerataan sosial dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratis yang melibatkan semua orang dalam proses produksi dan hasilnya juga dinikmati oleh semua warga masyarakat.

Karya Umer Chapra yang berjudul, Islam and Economic Development38, terjemah Ikhwan Abidin basri : Islam dan Pembangunan Ekonom hadir mewarnai kajian ekonomi pembangunan. Karya ini menelusuri dan menganalisa ekonomi pembangunan yang bersifat sekularistik dengan beberapa kagagalannya yang disebabkan menegasikan nilai-nilai moral dan agama untuk menciptakan keadilan. Buku ini juga memuat startegi dan kebijakan yang harus dilakukan negara muslim dalam pembangunan ekonomi.

Buku Umer Chapra yang berjudul The Future Of Economics An Islamic Perspective,39 terjemah, Ikhwan Abidin Basri : Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam. Buku ini menjelaskan tentang pentingnya kita menelaah ulang ilmu ekonomi yang selama ini diajarkan oleh kaum kapitalis dan sosialis dinegara-negara dunia ketiga, tanpa memperhatikan konteks agama dan kultur masyarakat tersebut.

Kemudian memberikan fomulasi maqoshidu syari’ah dalam ekonomi yang menunjung tinggi nilai moral dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan.

38

M. Umer Chapra,Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi (Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000).

39

Chapra, M. Umer,The Future Of Economics An Islamic Perspective, terjemah, Ikhwan Abidin Basri : Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam(Bandung: Gema Insani, 2001).


(28)

F. Review Studi Terdahulu

Penulis Dina Rahma Umami

(Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan politik, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009).

Judul Pemikiran Ekonomi Mubyarto Dalam Prespektif Ekonomi

Islam

Pembahasan Pada skripsi ini penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui konsep filsafat, nilai-nilai dasar dan nilai

instrumental dari sistem ekonomi Islam, konsep filsafat, nilai-nilai dasar dan nilai-nilai instrumental dari pemikiran ekonomi Mubyarto dan pandangan system ekonomi Islam terhadap pemikiran ekonomi dari Mubyarto

Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian, pemikiran ekonomi Mubyarto tidak bertentangan dengan sistem ekonomi Islam, sebab: a. Pemikiran ekonomi Mubyarto berjiwa religius dan mengedepankan unsur moral yang menginginkan adanya keseimbangan dan keselarasan hubungan vertikal dan horisontal.

b. Bersifat karakyatan yang memberikan perhatian besar pada penderitaan rakyat kecil yang merupakan korban dari

kesenjangan ekonomi

c. Bersifat humanis dimana ia tidak menginginkan terjadinya ekspolitasi, penindasan dan dominasi sesama manusia.


(29)

yang berhaluan soislis religius.

Penulis Ahmad Charis

(Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2010).

Judul Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mubyarto Perspektif Ekonomi

Islam

Pembahasan Pada Skripsi ini membahas tentang beberapa pokok masalah: 1. Bagaimana konsep pemikiran Mubyarto tentang ekonomi kerakyatan?

2. Bagaimana perspektif ekonomi Islam dalam melihat pemikiran Mubyarto tentang ekonomi kerakyatan? Pendekatan yang penulis gunakan untuk mengkaji dan menganalisa pokok masalah yang telah ditentukan diatas pendekatan normatif. Pendekatan ini didasarkan pada hukum

syara’ yaitu Alqur’an dan Hadis Nabi serta usul al-fiqh. Hasil penelitian Kesimpulan dari skripsi ini adalah bahwa ekonomi kerakyatan

sebenarnya merupakan tambalan dari sistem ekonomi kapitalisme yang telah menciptakan struktur perekonomian yang timpang dalam masyarakat dimana rakyat kecil tidak mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah karena lebih bertumpu pada ekonomi pasar. Akibatnya, perekonomian didominasi oleh segelintir orang sementara sebagian besar rakyat lainnya hidup dalam kondisi yang tidak layak.


(30)

perekonomian mereka dalam berbagai kebijakan pemerintah baik dalam bentuk fiskal maupun moneter. Namun secara umum instrumen pokok ekonomi kapitalisme tetap diakui seperti eksistensi perbankan ribawi, kebijakan moneter yang menggunakan instrumen suku bunga, perdagangan efek di pasar modal, dan pajak sebagai instrumen fiskal sekaligus sebagai sumber pendapatan utama negara, dan eksistensi badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas (PT).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsep ekonomi kerakyatan sejatinya merupakan konsep ekonomi yang batil yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

G. Metode Penelitian

1. Jenis

Penelitian Skripsi ini berupa penelitian kepustakaan (library research) dengan data dan cara analisa kualitatif,40 dengan mendeskripsikan dan menganalisa objek penelitian yaitu membaca dan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan topik. Untuk kemudian dilakukan analisis dan akhirnya mengambil kesimpulan yang akan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

2. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari sumber-sumber otentik yang terdiri atas sumber primer dan sumber

40


(31)

sekunder. Dalam penulisan ini sumber data primer yang digunakan buku Umar Chapra yang berjudul Islam dan Pembangunan Ekonomi.41 Buku Mubyarto Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila.42

Sedangkan sumber data sekunder adalah berbagai tulisan yang berkaitan dengan penulisan ini, baik langsung maupun tidak langsung, seperti buku, Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam,43 Islam dan Tantangan Ekonomi”,44Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan45.

3. Teknik Pengambilan Data

Didalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, yang dalam hal ini adalah buku, jurnal dan artikel.

4. Verifikasi Variabel

Verifikasi variabel atau proses pengumpulan dan klasifikasi variabel (indikator) sangat diperlukan agar diperoleh data yang relevan, untuk dijadikan indikator dalam artificial neuron network. Dalam kerangka berpikir ilmiah, verifikasi variabel termasuk berpikir empiris yang dilakukan setelah berpikir secara rasional. Proses verifikasi variabel diperoleh dengan menggunakan content

41

M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi(Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000).

42

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila, (Jakarta: LP3ES, 1988)

43

M. Umer Chapra, The Future Of Economics An Islamic Perspective, terjemah, Ikhwan Abidin Basri : Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam (Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2001).

44

M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin basri : Islam dan Tantangan Ekonomi, (Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000)

45


(32)

analysis, yaitu mengumpulkan dan menganalisis isi suatu teks46. Konten menjelaskan, arti, ide, tema, atau apapun pesan yang dapat dikomunikasikan.

Content analysis bersifat noncreative sebab proses untuk menempatkan perkataan, pesan, atau lambang pada satu teks untuk mengomunikasikan ke satu pembaca atau penerima terjadi tanpa pengaruh dari peneliti yang meneliti konten ini. Dengan demikian peneliti mengungkapkan isi pada satu sumber komunikasi dan membandingkannya dengan ilmu pengetahuan tentang teknik kuantitatif.47

Dibawah ini adalah variable yang telah diverifikasi untuk dijadikan acuan dalam menganalisa pemikiran pembangunan ekonomi Mubyarto dan Umer Chapra dengan menggunakan artificial neuron network dan himpunan sebagaimana akan dijelaskan selanjutnya.

KEINDONESIAAN

Urgensi 1. Pancasila dan UUD 1045 2. Demokrasi Ekonomi

Relevansi 1. Pasal 27 ayat 2

2. pasal 29 ayat 2 3. pasal 33 ayat 1 4. Pasal 33 ayat 2 5. Pasal 33 ayat 3

Implementasi

46

Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach, (USA: Pearson Education, 2003), hal.310.

47


(33)

1. Pemerataan pendapatan 2. Pengentasan kemiskinan

3. Soko guru sebagai perekonomian Indonesia 4. Negara menguasai cabang-cabang produksi 5. Penguasaan bumi, air, dan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat

6. Menciptakan lapangan kerja 7. Pelestarian lingkungan hidup

KEISLAMAN

Urgensi

1. Konsep fundmental tauhid, khilafah dan keislaman 2.Keseimbangan dunia dan akhirat.

3. Pembangunan moral.

Relevansi

1. Al-Maidah ayat 120, Al-Baqarah ayat 279 2. Al-Baqarah ayat 11

3. Al-Baqarah ayat 201 4. Al-Humazah ayat 1-3

Implementasi 1. Pelaksanaan zakat

2. Pelarangan riba

3. Mengurangi konsentarsi kepemilikan

4. Model kerja sama musyarakah dan mudharabah 5. Pengembangan industry mikro dan kecil


(34)

5. Teknik Analisis Data

Dalam mengolah dan menganalisa data, penulis menggunakan metode Artificial Neuron Network (ANN) dengan penilaian menggunakan keserasian contents, context, conducts, dan contours.48 Maka digunakanlah metode content analysis yaitu teknik mengumpulkan dan menganalisis isi suatu teks. Content menjelaskan arti, lambang, gambar, ide, tema atau apapun peasan yang dapat dikomunikasikan. Dalam content analysis peneliti menggunakan objektif dan sistematik menghitung dan merekam prosedur untuk menghasilkan suatu kuantitatif daricontentsimbolis pada suatu teks.49

6. Metode Penulisan

Teknik penulisan ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2007.50

7. Teori alat analisa

a. ANN (artificial neuron network)

Dalam menganalisa dan mengkomparasikan konsep ekonomi kedua pemikir, penulis menggunakan metode ANN (artificial neuron network)dengan penilaian dan bobot menggunakan keserasian contents, context, conducts, dan

48

Murasa Sarkaniputra, Ruqyah Syar’iyyah: Teori, Model, dan Sistem Ekonomi, (Cirebon: Al-Ishlah Press, 2009), hal. 8

49

Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach, (USA: Pearson Education, 2003), hal.310.

50

Djawahir Hejazziey dkk, Pedoman Penulisan Skripsi,(Jakarta: UIN Press, 2007), cet. Ke-1.


(35)

contours51. Untuk melaksanakan langkah tersebut digunakanlah metode content analisis yaitu teknik mengumpulkan dan menganalisis isi suatu teks.52

Dalam penyusunan indikator dan penilaian pemikiran Mubyarto dan Umer Chapra terukur menurut UUD 1945 pasal 27 (2), 29 (2) dan pasal 33 sebelum amandemen, serta pemikiran tokoh-tokoh ekonomi yakni, Khursid Ahmad53

, Masudul Alam Choudhory54

, Monzer Kahf Monzer Kahf55

, Murasa Sarkaniputra56, Sri Edi Swasono57, A.M Saefuddin58, Hidayat Nataatmaja59,

Amin Azis60, dan Euis Amalia61.

Penulis membuat rentang skala nilai Y Transformasi, untuk mengukur urgensi, relevansi, dan implementasi pemikiran Mubyarto dan Umer Chapra tersebut. Nilai YT 0.73 merupakan terendah, sebab jika sebuah instrument

51

Murasa Sarkaniputra, Ruqyah Syar’iyyah: Teori, Model, dan Sistem Ekonomi, (Cirebon: Al-Ishlah Press, 2009), hal. 8

52

Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach, (USA: Pearson Education, 2003), hal.310.

53

Khursid Ahmad. Pembangunan Ekonomi Dalam Ekonomi Islam: Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam.(Surabaya: Risalah Gusti, 1997) hal. 6

54

Mausudul Alam Choudhury,Contribution to Islamic Economic Theory,(New York: St Martin’s Press, 1986).

55

Monzer Kahf, The Islamic Economy: Analytical Study of The Functioning of The Islamic Economy, (Leicester UK: IIE, IIU Islamabad and The Islamic Foundation,1995), hal. 15. Lihat juga Fahim Khan “Consumer Behaviour in Islamic Perspective”, dalam Ausaf Ahmad dan Kazim Raja Awan,Lectures on Islamic Economics(Jeddah: IRTI-IDB, 1992), hal. 169.

56

Murasa Sarkaniputra,Ruqyah Syar’iyyah: Teori, Model, dan Sistem Ekonomi, (Jakarta: Al-Ishlah Press & STEI, 2009). Dan Murasa Sarkaniputra,Adil dan Ihsan dalam Perspektif Ekonomi Islam,(Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, 2004).

57

Sri Edi Swasono, Koperasi Sebagai Sistem Ekonomi Indonesia: Pemikiran ke Arah Demokrasi Ekonomi,(Jakarta: LP3ES, 1990), hal. 160.

58

Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Media Dakwah, 1984), hal 9.

59

Hidajat Nataatmadja, Pemikiran ke Arah Ekonomi Humanistik Suatu Pengantar Menuju Citra Ekonomi Agamawi, (Yogyakarta: PLP2M, 1984). hal. 108

60

Amin Azis, The Power of Al-Fatihah, (Jakarta: Embun Publishing, 2007), hal, 373

61

Euis Amalia,Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia,(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 367.


(36)

mempunyai nilai 1 untuk semua indikator (rata-rata 1 intrument 5 indikator) maka nilai YT 0.73. Nilai yang paling baik adalah yang mendekati angka 1.

b. Himpunan

Pada bab III penulis menganalisa secara komperatif indikator-indikator dari instrument urgensi, relevansi, implementasi yang bersifat keindonesiaan dan keislaman dengan mengunakan metode himpunan. Pengertian tentang himpunan (set) dan peranannya dalam matematika sebenarnya telah lama dikemukakan dalam karya ilmiah Georg Cantor. Dewasa ini pengertian tentang himpunan semakin mempengaruhi bentuk dan bahasa matematika modern. Himpunan (set) merupakan merupakan kumpulan dari objek, benda atau simbol yang dapat dibeda-bedakan dan yang diberi batasan serta rumusan secara tegas dan eksplisit.62

Definisi himpunan ialah kumpulan objek yang dirumuskan secara tegas dan yang dapat dibeda-bedakan. Keseluruhan obyek yang membentuk

62

Anto Dajan,Pengantar Metode Statistik Jilid II,(Jakarta: LP3ES, 1984), hal. 33.

Nilai YT Peringkat

0.73-0.8

Sangat Rendah

0.8-8.5

Rendah

0.85-0.9

Sedang

0.9-0.95

Tinggi


(37)

himpunan yang be atau disingkat men himpunan universa Dalam pe dari indikator-indi himpunan kesesua negara, pandangan rakyat, eksistensi id Irisan (in unsur-unsur yang dinyatakan sebagai B}. Pada hakikatny digambarkan ke da memberi gambaran dalam suatu himpu

Diagram dan sub-himpunan B

63

Anto Dajan,Penga

64

Anto Dajan,Penga

besar dan tetap dinamakan himpunan universal ( enjadi himpunan saja. Himpunan yang dipilih dan rsal diatas dinamakan sub-himpunan(sub-set).63 pembahasan bab ini himpunan universal berisi ndikator sebagaimana telah dibahas dalam ba suaian ideology dan konstitusi = {pancasila s gan ideologis yang bersifat mendasar, mencip

i ideologi Pancasila, kemandirian ekonomi}. (intersection) dari A dan B ialah himpunan yan

g tergolong baik dalam A maupun B. Irisan se gai A ∩ B atau diperinci sebagai, A ∩ B = {x : x

tnya, cara kerja dasar himpunan serta sub-himpu dalam diagram Venn. Diagram sedemikian dima

ran secara sistematis tentang hubungan antar s punan universal.64

m Venn yang menggambarkan irisan antara sub an B, contoh:

ngantar Metode Statistik Jilid II, hal. 35. ngantar Metode Statistik Jilid II,hal. 37.

A

AB

B

l (universal set) an dibentuk dari

isi sub-indikator bab 4. Misal, sebagai dasar ciptakan daulat

ang terdiri dari sedemikian itu

: x Є A dan x Є

punannya dapat aksudkan guna r sub-himpunan


(38)

Pada diagram venn yang menggambarkan komperatif pemikiran Mubyarto dan Umer Chapra, sub-himpunan sebelah kiri adalah pemikiran Mubyarto dan sub himpunan sebelah kanan adalah pemikiran Umer Chapra hal ini menggambarkan perbedaan pemikiran mereka, irisan (intersection) adalah persamaan kedua pemikir. Himpunan universal digambarkan oleh kotak yang berbentuk persegi panjang.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, kajian pustaka dan kerangka teori, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II. Konsep pembangunan ekonomi Mubyarto dan Umar Chapra, diuraikan tentang pemikiran ekonomi Mubyarto dan Umer Chapra dalam hal pembangunan ekonomi yang berkaitan moral dan keadilan, kebijakan dan peran negara.

BAB III. Analisa ANN dan analisa komperatif dengan menggunakan metode himpunan konsep pembangunan ekonomi Mubyarto dan Umar Chapra.


(39)

Dalam bab ini akan diuraikan pemikiran kedua cendekiawan dengan menggunakan metode ANN dan himpunan.

BAB IV. Merupakan tahap akhir penulisan skripsi, berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(40)

BAB II

KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI MUBYARTO DAN UMER CHAPRA

B. Pemikiran Mubyarto 1. Biografi

Prof. Dr. Mubyarto dilahirkan di Sleman Yogyakarta, pada tanggal 3 September 1938 dan meninggal di Yogyakarta, pada tanggal 24 Mei 2005 pada umur 66 tahun adalah pakar ekonomi kerakyatan Indonesia yang mengajar di Universitas Gadjah Mada dan dikenal sebagai penggagas konsep Ekonomi Pancasila.65

Mubyarto lahir di Sleman, Yogyakarta. Masa kecilnya hingga sarjana muda dihabiskan di Yogyakarta. Selepas dari UGM, Mubyarto melanjutkan pendidikan dan memperoleh gelar Master of Arts dari Vanderbilt University, Tennessee di tahun 1962 dan gelar Doctor of Philosophy dari Iowa State University, Iowa di tahun 1965, keduanya di Amerika Serikat. Gelar Doktor diraihnya dalam usia 27 tahun dengan mempertahankan disertasi berjudul Elastisitas Surplus Beras yang Dapat Dipasarkan di Jawa-Madura.66

Profesi utamanya adalah dosen di Fakultas Ekonomi UGM (1959-2003). Salah satu jabatan penting di dalam kariernya bersama UGM adalah pada saat menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan

65

http://id.wikipedia.org/wiki/Mubyarto, Artikel Di Akses Pada Tanggal 11 Januari 2011.

66


(41)

(P3PK) UGM tahun 1983-1994. Selama dipimpin oleh Mubyarto, P3PK secara intensif melakukan berbagai penelitian di bidang perdesaan dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Kemudian pada periode tahun 1987-1999, ia menjadi anggota MPR. Sejak tahun 2002, dia adalah Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila (Pustep) UGM sampai kemudian meninggal pada tahun 2005. Pustep didirikan oleh UGM dibawah pimpinan Rektor Sofyan Effendi, untuk mendalami dan mengembangkan konsep Ekonomi Pancasila yang telah ramai menjadi bahan diskusi utama ekonomi Indonesia sejak tahun 1980.

Sebagai birokrat, Mubyarto pernah menjabat sebagai Penasehat Menteri Perdagangan pada tahun 1968-1971, Asisten Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas 1993-1998, dan Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Keuangan, dan Industri pada tahun yang sama.

Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) adalah salah satu program pemerintah yang diluncurkan Mubyarto pada tahun 1993 pada saat menjabat sebagai Asisten Menteri Pembangunan Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas, yaitu menghibahkan dana pemerintah kepada kelompok masyarakat miskin untuk dikelola langsung oleh masyarakat secara musyawarah dengan menggunakan konsep dana bergulir. Program IDT ini adalah hasil pemikiran Mubyarto bersama dengan koleganya, misalnya yang tergabung di dalam Yayasan Agro Ekonomika (YAE) seperti sosiolog pedesaan IPB Sayogyo dan Direktur LSM Bina Swadaya Bambang Ismawan. Program IDT sebagai program pengentasan kemiskinan telah berhenti, namun konsep hibah dana bergulir yang dikembangkan oleh Mubyarto


(42)

dkk sampai sekarang masih digunakan dalam bentuk program-program lain di berbagai sektor pembangunan di Indonesia.67

Karya Mubyarto telah banyak mengisikhazanahkeilmuan di Indonesia. Hasil karyanya meliputi bidang ekonomi, pertanian, kemiskinan dan lain-lain. Hasil karyanya yang telah dipublikasikan antara lain:

Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES (1972), Politik Pertanian dan Pengembangan Pedesaaan, Sinar Harapan (1980), Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan, LP3ES (1981), Sistem dan Moral Ekonomi Ekonomi Indonesia, LP3ES (1987), Ekonomi dan Keadilan Sosial, Aditya Media (1995), Kisah-Kisah IDT (Penyunting), Aditya Media (1997), Ekonomi Pancasila: Lintasan Pemikiran Mubyarto, Aditya Media (1997), Membangun Sistem Ekonomi, BPFE (2000), Prospek Otonomi Daerah dan Perekonomian Indonesia Pasca Krisis Ekonomi, BPFE (2001), A Development Alternative for Indonesia, Gajah Mada University Press (2002).

2. Pembangunan Ekonomi

Sistem ekonomi suatu negara hendaknya disesuaikan dengan ideologi dan konstitusi negara tersebut. Dalam konteks Indonesia, maka sistem ekonomi Indonesia perlu mengacu pada Pancasila dan UUD 1945. Inilah yang mendasari penggunaan konsep Sistem Ekonomi Pancasila (SEP).68 Pemikiran Mubyarto dalam membangun sistem ekonomi nasional dan mengembangkan ilmu

67

http://id.wikipedia.org/wiki/Mubyarto, Artikel Di Akses Pada Tanggal 11 Januari 2011.

68

Edi Suandi Hamid, Jejak Pemikiran Mubyarto, Artikel diakses pada 20 desember 2010, http://mubyarto.org/_artikel.php?parameter=312&id=47


(43)

pendidikan ekonomi alternatif berpijak pada sistem nilai, sosial-budaya, dan kehidupan ekonomi riil(real-life economy)masyarakat Indonesia.69

Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan manusia yang utuh dan pembangunan seluruh rakyat biasanya diartikan bahwa bidang-bidang kebutuhan manusia yang hendak dibangun itu harus seimbang materiil dan spiritual. Dan pembangunan seluruh rakyat diartikan pembangunan yang merata, atau pembangunan yang adil. Masyarakat yang ingin mewujudkan hal tersebut ialah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, di mana setiap sila Pancasila harus mewarnai atau menjiwai hasil-hasilnya.70

Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam ekonomi, sila pertama Pancasila (Ketuhanan) dan kedua (Kemanusiaan) sebagai "dasar SEP", sila ketiga (Nasionalisme) dan keempat (Kerakyatan) sebagai "cara penerapannya", dan sila kelima (Keadilan Sosial) sebagai "tujuannya". Sistem ekonomi berdasar pada amanat dan semangat Pasal 33 UUD 1945 yang menempatkan Koperasi sebagai sokoguru perekonomian dan negara sebagai penguasa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, serta cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.71

69

Mubyarto, Dengan Ekonomi Pancasila Menyiasati Global artikel di akses pada 17 Desember 2010, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_21/artikel_1

70

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila,hal. 4

71

Edi Suandi Hamid, Jejak Pemikiran Mubyarto, Artikel diakses pada 20 desember 2010, http://mubyarto.org/_artikel.php?parameter=312&id=47


(44)

Sesuai dengan pasal 33 UUD 1945, azas kerakyatan dan persatuan lebih menegaskan tentang relevansi organisasi koperasi, sebagai organisasi ekonomi yang demokratis dan berwatak sosial. Anggota tidak tinggal diam dan kemudian mendapat bagian keuntungan. Baik dalam koperasi produksi maupun simpan pinjam dan konsumsi, selalu didorong simpanan atau tabungan wajib secara rutin, agar peran serta anggota bersifat aktif dan dinamis mengembangkan organisasi.72

Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional. Hal ini merupakan pengejawantahan demokrasi ekonomi, yang berarti, koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjadi pelaku utama dalam kehidupan ekonomi masyarakat yang tumbuh dan berakar kuat dalam ekonomi rakyat.73

Prioritas kebijakan ekonomi ialah penciptaan perekonomian nasional yang tangguh, yang berarti bahwa nasionalisme menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi. Hal ini sangat berbeda dengan ekonomi kapitalistik, yang bersifat internasional, sejauh-jauhnya mencari pasar, jika perlu di luar batas-batas negara. Maka ada multi national cooperation (MNC) di mana batas nagara tidak menjadi soal. Sedangkan sistem ekonomi Pancasila memberikan prioritas yang tinngi pada ekonomi nasional.74

Sistem perekonomian Pancasila, harus tegas dan jelas adanya keseimbangan antara perencanaan sentral (nasional) dengan tekanan pada desentralisasi di dalam

72

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila, (Jakarta: LP3ES, 1988).hal. 75

73

Ibid,h,. 62

74


(45)

pelaksanaan kegiatan-kegiatan ekonomi. Ada perimbagan yang jelas antara perencanaan pada tingkat nasional dengn desentralisasi dari rencana-rencana pusat tersebut, di daerah-daerah.75

Kesimpulan kita, pendekatan terhadap masalah“pengurangan kemiskinan dan pengelolaan lingkungan” atau sebaliknya terhadap “pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dan strategi penanggulangan kemiskinan” selama ini kiranya salah

dan tidak adil, karena melihat kemiskinan sebagai fakta tanpa mempelajari sumber-sumber dan sebab-sebab kemiskinan itu. Akan lebih baik dan lebih adil jika para peneliti memberi perhatian lebih besar pada sistem ekonomi yang bersifat

“serakah” dalam eksploitasi SDA, yaitu sistem ekonomi kapitalis liberal yang

berkembang di Barat, dan merajalela sejak jaman penjajahan sampai era globalisasi masa kini. Sistem ekonomi yang tepat bagi Indonesia adalah sistem ekonomi pasar yang populis dan mengacu pada ideologi Pancasila dengan lima cirinya sebagai berikut76:

a. Roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral;

b. Ada kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial yaitu tidak membiarkan terjadinya dan berkembangnya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial;

75

Mubyarto,Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan,hal. 42

76

Mubyarto,Siapa Lebih Merusak Lingkungan: Orang miskin Atau Orang Kaya?,

Artikel Diakses pada tanggal 14 Januari 2011,


(46)

c. Semangat nasionalisme ekonomi; dalam era globalisasi makin jelas adanya urgensi terwujudnya perekonomian nasional yang kuat, tangguh, dan mandiri;

d. Demokrasi Ekonomi berdasar kerakyatan dan kekeluargaan; koperasi dan usaha-usaha kooperatif menjiwai perilaku ekonomi perorangan dan masyarakat;

e. Keseimbangan yang harmonis, efisien, dan adil, antara perencanaan nasional dengan desentralisasi ekonomi dan otonomi yang luas, bebas, dan bertanggung jawab, menuju pewujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Moral dan Keadilan

Dalam UUD 1945 bab kesejahteraan sosial, dapat kita simpulkan bahwa kesejahteraan sosial menyangkut pemenuhan kebutuhan materiil yang harus diatur dalam organisasi dan sistem ekonomi yang berdasarkan asas kekeluargaan. Di sini tampaklah kaitan antara keadilan sosial dan kesejahteran sosial. Keadilan sosial adalah suatu keadaan dimana seluruh rakyat merasa aman dan tentram karena aturan-aturan main dalam hubungan-hubungan ekonomi yang berdasarkan prinsip-prinsip etik dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Kesejahteraan sosial adalah sarana materiil yang harus dipenuhi untuk mencapai rasa aman dan tentram yang


(47)

disebut keadilan sosial. Dua hal ini menyangkut pasal 33 dan 34 dalam UUD 1945.

77

Dengan demikian, maka dalam pengejaran efisiensi ada batasannya, batasnya berupa moral, bukan batas teknis. Batas moral bisa diadakan apabila kita mau dan ikhlas. Inilah keadilan ekonomi yang definisinya adalah sebagai berikut: Keadilan ekonomi adalah aturan main tentang hubungan-hubungan ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika, prinsip-prinsip mana pada gilirannya bersumber pada hukum-hukum alam, petunjuk tuhan, dan sifat sosial manusia.78

Perekonomian digerakkan oleh rangsangan-rangsangan ekonomi, sosial dan moral. Dalam masyarakat Pancasila roda ekonomi digerakkan oleh rangsangan

ekonomi, yaitu harga melalui sistem pasar dengan sekaligus ada “pengontrolan”

sosial atau pengawasan oleh masyarakat dan pedoman moral oleh seluruh bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.79

Hubungan antara manusia dan pembangunan ekonomi bersifat timbal balik. Manusia memerlukan pembangunan ekonomi agar kebutuhan materinya lebih terpenuhi. Tetapi sebaliknya dalam pembangunan ekonomi, peranan manusia sangat menentukan. Ia berperan ganda yaitu sebagai pengarah (subjek) yang menentukan sifat atau warna pembangunan ekonomi, sekaligus sebagai objek

77

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila.hal. 228

78

Ibid, hal,. 114

79


(48)

produksi, yang bersama-sama faktor produksi non-manusia (tanah, modal, dan produksi), menghasilkan barang-barang yang diproduksi tersebut.80

Kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia yang berideologi Pancasila, pastilah bernafaskan agama. Pancasila mencamtumkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertamanya. Sedangkan pasal 29 UUD 1945 dengan tegas menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.81

Merujuk sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, Sistem Ekonomi Pancasila menekankan pada moral Pancasila yang menjunjung tinggi asas keadilan ekonomi dan keadilan sosial seperti halnya sistem ekonomi Islam. Tujuan sistem ekonomi Pancasila maupun sistem ekonomi Islam adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang diwujudkan melalui dasar-dasar kemanusiaan dengan cara-cara yang nasionalistik dan demokratis. ”Kecelakaanlah bagi setiap … yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung”(Q.S. Al-Humazah: 2).

Pengembangan sistem ekonomi yang berdasar asas kekeluargaan yang diajarkan dalam pasal 33 ayat 1, erat kaitannya dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam upaya senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan, kita percaya bahwa bangsa Indonesia adalah satu keluarga besar yang anggota-anggotanya tidak akan bersaingan saling mematikan satu sama lain, tetapi saling bekerja sama, sebagai mana termaktub dalam Q.S An-Nisa: 1.82

80

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila,hal.42

81

Mubyarto,Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan, hal. 52

82


(49)

Orang miskin dalam Islam tidak dihujat sebagai kelompok yang malas dan yang tidak suka menabung atau berinvestasi. Ajaran Islam yang paling nyata menjunjung tinggi upaya pemerataan untuk mewujudkan keadilan sosial, ”jangan

sampai kekayaan hanya beredar dikalangan orang-orang kaya saja diantara

kamu”(Q.S. Al-Hasyr: 7).83Ajaran agama Islam dalam perilaku ekonomi manusia dan bisnis Indonesia makin mendesak penerapannya bukan saja karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam, tetapi karena makin jelas ajaran moral ini sangat sering tidak dipatuhi. Dengan perkataan lain penyimpangan demi penyimpangan dalam Islam jelas merupakan sumber berbagai permasalahan ekonomi nasional.84

4. Peran Negara

Negara menguasai cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak. Penguasaan oleh negara terhadap cabang-cabang produksi tertentu

bukanlah demi ”penguasaan” itu sendiri, melainkan karena penguasaan itu

dipandang menjamin perlindungan kepentingan orang banyak.85 Mengenai pemikiran swastanisasi memang pada dasarnya cukup rasional untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Tetapi mengingat penggarisan pasal 33 ayat 2 UUD 1945, pelaksanaan ide swastanisasi harus amat selektif, karena aneka rupa

83

Mubyarto, Penerapan Ajaran Ekonomi Islam di Indonesia artikel di akses pada 17 Desember 2010, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_1_maret _2002/artikel_1

84

Ibid

85


(50)

cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak, harus tetap dikuasai oleh negara demi kemakmuran rakyat banyak.86

Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat. Hal ini demi kemakmuran rakyat secara maksimal dan menghindari eksploitasi alam yang berlebihan.87 Dalam kenyataannya, jaminan perlindungan kepentingan orang banyak, dan peningkatan kemakmuran rakyat secara makmur itulah, yang masih sering dipertanyakan pemenuhannya. Ini dapat ditunjukkan oleh pelayanan yang tidak efisien dari aneka rupa usaha negara disatu pihak, dan kurang adilnya distribusi pendapatan dan kekayaan nasional di pihak lain. Dengan demikian berarti bahwa penguasaan bumi, air dan kekayaan alam nasional, memang telah meningkatkan kemakmuran rata-rata bangsa Indonesia, tetapi belum merata pada seluruh rakyatnya.88

Negara sebagai regulator perekonomian harus menentang monopoli hal ini selaras dengan Q.S. Al Hasyr ayat 7. Mekanisme pasar yang digagas oleh Mubyarto adalah pasar yang anti free-fight liberalism yang telah melahirkan monopoli yang merugikan masyarakat. Pasar Indonesia adalah pasar yang menekankan pada asas kekeluargaan, yaitu asas kerjasama yang tidak saling merugikan. Praktek- praktek kehidupan ekonomi saat ini semakin menjauhi ciri-ciri sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi yang diperintahkan oleh UUD 1945, yang melarang system ekonomi kapitalis liberal yang berciri “gontokan

86

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila,hal. 104

87

Ibid,h,. 52

88


(51)

bebas” (freefight), atau sistem yang etastistik (serba negara), atau system yang membiarkan pemusatan kekuatan ekonomi yang memungkinkan bentuk monopoli (swasta) yang merugikan masyarakat.89

Pemerintah harus menciptakan lapangan kerja, dalam usahanya untuk mewujudkan penghidupan yang layak bagi rakyatnya. Dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945, memang hanya mencantumkan hak warga negara, yaitu hak warga negara untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja harus merupakan

“kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor”. Ini berarti pemerintah “merumuskan” kebijaksanaan-kebijaksanaan pokok tetapi tidak berarti harus melaksanakannya sendiri.90 Pemerintah menciptakan iklim yang sehat yang diperlukan untuk kelancaran usaha antara lain dengan jalan mengusahakan ketentraman dan keamanan usaha menyederhanakan prosedur perizinan dan sebagainya.

Untuk mewujudkan hal yang telah disebutkan diatas, maka teori ekonomi harus bersifat nasionalistis. Rasa nasionalisme tersebut harus menjiwai semua pelaku ekonomi, karena nasionalisme berkaitan erat dengan ketahanan nasional, yaitu kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.91

89

Mubyarto,Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan,hal. 68

90

Mubyarto,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila,hal. 235

91


(52)

Peranan negara yang besar dalam perekonomian, mungkin dianggap orang sebagai hal yang wajar, atau bahkan dianggap memang sudah seharusnya, karena UUD 1945 pasal 33 ayat 2 dan 3, serta pasal 27 ayat 2 secara meyakinkan mengamanatkan hal tersebut untuk dilaksanakan oleh pemerintah republik Indonesia.

Dalam pada itu Sistem Ekonomi Pancasila yang bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke-5) jelas berorientasi pada etika (Ketuhanan Yang Maha Esa), dan kemanusiaan, dengan cara-cara nasionalistik dan kerakyatan (demokrasi). Secara utuh Pancasila berarti gotong-royong, sehingga sistem ekonominya bersifat kooperatif/ kekeluargaan/ tolong-menolong. Jika suatu masyarakat/negara/bangsa, warganya merasa sistem ekonominya berkembang ke arah yang timpang dan tidak adil, maka aturan mainnya harus dikoreksi agar menjadi lebih adil sehingga mampu membawa perekonomian ke arah keadilan ekonomi dan sekaligus keadilan sosial.

Profit-Sharing dan Employee Participation. Prinsip profit-sharing atau bagi-bagi keuntungan dan resiko yang jelas merupakan ajaran sistem ekonomi Syariah dan sistem ekonomi Pancasila sebenarnya sudah diterapkan di sejumlah negara maju (welfare state) yang merasa bahwa penerapan prinsip profit-sharing dan employee participation lebih menjamin ketentraman dan ketenangan usaha dan tentu saja menjamin keberlanjutan suatu usaha.92

92

Mubyarto,Demokrasi Ekonomi Dan Demokrasi Industrial, Artikel Diakses pada tanggal 14 Januari 2011, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_17/artikel_3.htm


(53)

Meskipun pengertian economic democracy jelas lebih luas dari industrial democracy namun keduanya bisa diterapkan sebagai asas atau “style” manajemen

satu perusahaan yang jika dilaksanakan dengan disiplin tinggi akan menghasilkan kepuasan semua pihak (stakeholders) yang terlibat dalam perusahaan. Itulah demokrasi industrial yang tidak lagi menganggap modal dan pemilik modal sebagai yang paling penting dalam perusahaan, tetapi dianggap sederajat kedudukannya dengan buruh/tenaga kerja, yang berarti memberikan koreksi atau reformasi pada kekurangan sistem kapitalisme lebih-lebih yang bersifat neoliberal.93

Prinsip employee participation yaitu partisipasi buruh/karyawan dalam pengambilan keputusan perusahaan sangat erat kaitannya dengan asas profit-sharing. Adanya partisipasi buruh/karyawan dalam decision-making perusahaan berarti buruh/karyawan ikut bertanggung jawab atas diraihnya keuntungan atau terjadinya kerugian.

Banyak perusahaan di negara kapitalis yang menganut bentuk negara kesejahteraan (welfare state) telah menerapkan prinsip profit-sharing dan employee participation ini, dan yang paling jelas diantaranya adalah bangun perusahaankoperasi, baik koperasi produksi maupun koperasi konsumsi, terutama di negara-negara Skandinavia.

93

Mubyarto,Demokrasi Ekonomi Dan Demokrasi Industrial, Artikel Diakses pada tanggal 14 Januari 2011, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_17/artikel_3.htm


(54)

Mengapa profit-sharing dan share-ownership? Berdasarkan penelitian 303 perusahaan di Inggris, alasan perusahaan mengadakan aturan pembagian laba dan pemilikan saham oleh buruh/karyawan ada 5 yaitu94

: a. Komitmen moral (moral commitment); b. Penahanan staf (staff retention);

c. Keterlibatan buruh/karyawan (employee involvement);

d. Perbaikan kinerja hubungan industrial (improved industrial relations performance);

e. Perlindungan dari pengambilalihan oleh perusahaan lain (protection against takeover).

B. Pemikiran Umer Chapra 1. Biografi

M. Umer Chapra dilahirkan pada tanggal 1 Februari 1933, di Bombay India adalah salah satu ekonom kontemporer Muslim yang paling terkenal pada zaman modern ini di timur dan barat. Ayahnya bernama Abdul Karim Chapra. Chapra dilahirkan dalam keluarga yang taat beragama, sehingga ia tumbuh menjadi sosok yang mempunyai karakter yang baik. Keluarganya termasuk orang yang berkecukupan sehingga memungkinkan ia mendapatkan pendidikan yang baik.95

94

Mubyarto,Demokrasi Ekonomi Dan Demokrasi Industrial, Artikel Diakses pada tanggal 14 Januari 2011, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_17/artikel_3.htm

95

http://id.wikipedia.org/wiki/M._Umer_Chapra, Artikel Di Akses pada tanggal 11 Januari 2011


(55)

Masa kecilnya ia habiskan di tanah kelahirannya hingga berumur 15 tahun. Kemudian ia pindah ke Karachi untuk meneruskan pendidikannya disana sampai meraih gelar Ph.D dari Universitas Minnesota. Dalam umurnya yang ke 29 ia mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Khairunnisa Jamal Mundia tahun 1962, dan mempunyai empat anak, Maryam, Anas, Sumayyah dan Ayman.

Dalam karier akademiknya Dr. M. Umer Chapra mengawalinya ketika mendapatkan medali emas dari Universitas Sindh pada tahun 1950 dengan prestasi yang diraihnya sebagai urutan pertama dalm ujian masuk dari 25.000 mahasiswa. Setelah meraih gelar S2 dari Universitas Karachi pada tahun 1954 dan 1956, dengan gelar B.Com / B.BA (Bachelor of Business Administration) dan M.Com / M.BA (Master of Business Administration), karier akademisnya berada pada tingkat tertinggi ketika meraih gelar doktoralnya di Minnesota, Minneapolis. Pembimbingnya, Prof. Harlan Smith, memuji bahwa Chapra adalah seorang yang baik hati, mempunyai karakter yang baik dan kecemerlangan akademis. Menurut Profesor ini, Chapra adalah orang yang terbaik yang pernah dikenalnya, bukan hanya dikalangan mahsiswa namun juga seluruh fakultas.

Dr. Umer Chapra terlibat dalam berbagai organisasi dan pusat penelitian yang berkonsentrasi pada ekonomi Islam. Saat ini dia menjadi penasehat pada Islamic Research and Training Institute (IRTI) dari IDB Jeddah. Sebelumnya ia menduduki posisi di Saudi Arabian Monetary Agency (SAMA) Riyadh selama hampir 35 tahun sebagai penasihat peneliti senior. Aktivitasnya di lembaga-lembaga ekonomi Arab Saudi ini membuatnya di beri kewarganegaraan Arab


(56)

Saudi oleh Raja Khalid atas permintaan Menteri Keuangan Arab Saudi, Shaikh Muhammad Aba al-Khail. Lebih kurang selama 45 tahun beliau menduduki profesi diberbagai lembaga yang berkaitan dengan persoalan ekonomi diantaranya 2 tahun di Pakistan, 6 tahun di Amerika Serikat, dan 37 tahun di Arab Saudi. Selain profesinya itu banyak kegiatan ekonomi yang dikutinya, termasuk kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga ekonomi dan keuangan dunia seperti IMF, IBRD, OPEC, IDB, OIC dan lain-lain.96

Beliau sangat berperan dalam perkembangan ekonomi Islam. Ide-ide cemerlangnya banyak tertuang dalam karangan-karangannya. Kemudian karena pengabdiannya ini beliau mendapatkan penghargaan dari Islamic Development Bank dan meraih penghargaan King Faisal International Award yang diperoleh pada tahun 1989.

Beliau adalah sosok yang memiliki ide-ide cemerlang tentang ekonomi islam. Telah banyak buku dan artikel tentang ekonomi islam yang sudah diterbitkan samapai saat ini telah terhitung sebanyak 11 buku, 60 karya ilmiah dan 9 resensi buku. Buku dan karya ilmiahnya banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk juga bahasa Indonesia.

Hasil karya M. Umer Chapra yang telah dipublikasikan antara lain: Toward a Just Monetary System (1985), Islam and Economic Challenge (1992), Islam and

96

http://id.wikipedia.org/wiki/M._Umer_Chapra, Artikel Di Akses pada tanggal 11 Januari 2011


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Khurshid, "Economic Development in an Islamic Framework", dalam Khurshid Ahmad (ed.), "Studies in Islamic Economics", Leicester : The Islamic Foundation, 1980.

Ahmad, Khursid, Pembangunan Ekonomi Dalam Ekonomi Islam: Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam. Surabaya: Risalah Gusti, 1997.

Amalia, Euis,Keadilan Distributof dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia,Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Azis, Amin,The Power of Al-Fatihah, Jakarta: Embun Publishing, 2007.

Budi S, Aries,Buku Paket Perekonomian Indonesia,Jakarta: Universitas Gunadarma, 1996.

Chapra, M. Umer, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta, Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000.

______________, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press, 2006. ______________, The Future Of Economics An Islamic Perspective, terjemah,

Ikhwan Abidin Basri : Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam Bandung, Gema Insani, 2001.

______________, Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi, dalam Ainur R. Sophiaan (ed), Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam,Surabaya: Risalah Gusti, 1997.

Choudhury, Mausudul Alam, Contribution to Islamic Economic Theory, New York: St Martin’s Press, 1986.

Dajan, Anto,Pengantar Metode Statistik Jilid II,Jakarta: LP3ES, 1984.

Haneef, Mohamed Aslam, Contemporary Islamic Economic Thought: A Selected Comparative Analysis,Kuala Lumpur : Ikraq, 1995.

Hejazziey, Djawahir, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: UIN Press, 2007, Cet. Ke-1.

Kadariah, Perencanaan Pembangunan Regional, diambil dari Prisma, Thn. 1, No 2, Februari 1972. Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia Dalam Setengah Abad Terakhir,Yogyakarta: Kanisius, 2005.


(2)

Kahf, Monzer, The Islamic Economy: Analytical Study of The Functioning of The Islamic Economy, Leicester UK: IIE, IIU Islamabad and The Islamic Foundation,1995.

Khan, Fahim,Consumer Behaviour in Islamic Perspective, dalam Ausaf Ahmad dan Kazim Raja Awan,Lectures on Islamic Economics.Jeddah: IRTI-IDB, 1992. Madjid, Abdul, dan Sri Edi Swasono (ed), Wawasan Ekonomi Pancasila, Jakarta: UI

Press, 1981.

Mangunpranoto, Sariono. Dasar Filsafat Ekonomi Pancasila, dalam ekonomi Ekonomi Pancasila, Mubyarto dan Budiono (ed), Yogyakarta: BPFE UGM, 1980.

Moloeng, Lexy J,Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999.

Mubyarto, Pemberantasan Kemiskinan dan Pembangunan Sosial, Yogyakarta: Aditya Media, 2004.

________,Ekonomi Terjajah, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

________,Teori Ekonomi dan Kemiskinan, Yogyakarta: Aditya Media, 2004

________,Menggugat ketimpangan dan Ketidakadilan Ekonomi Nasional: Mengurai Benang Kusut Subsidi BBM dan Defisit APBN. Yogyakarta: PUSTEP UGM dan Aditya Media, 2005.

________, Menggugat Ketimpangan dan Ketidakadilan Ekonomi Nasional: Mengurai Benang Kusut Subsidi BBM dan Defisit APBN, Yogyakarta: PUSTEP UGM dan Aditya Media, 2005.

________, dan Daniel W. Bromley, A Development Alternative for Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002

________,Sistem dan Moral Ekonomi Pancasila. Jakarta: LP3ES, 1988.

________,Ekonomi Pancasila: Gagasan dan Kemungkinan,Jakarta: LP3ES, 1987 Nataatmadja, Hidajat, Pemikiran ke Arah Ekonomi Humanistik Suatu Pengantar

menuju Citra Ekonomi Agamawi, Yogyakarta: PLP2M, 1984.

Neuman, Lawrence, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach, USA: Pearson Education, 2003.

Qal’aji, M. Rawwaz.Mabahits fi al-Iqrishad al-Islami,Beirut: Dar An-Nafaes, 2000, Cet ke-4.


(3)

Qardawi, Yusuf. Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Rabbani Press, 2004, Cet ke 4.

Raharjo, Dawam. Ekonomi Islam, Ekonomi Pancasila dan Pembangunan Ekonomi Indonesia: Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam.Surabaya: Risalah Gusti, 1997.

Sadono Sukirno.Ekonomi pembangunan, Jakarta: Kencana, 2006.

Saefuddin,Ahmad M. Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Media Dakwah, 1984.

Sarkaniputra, Murasa. Ruqyah Syar’iyyah: Teori, Model, dan Sistem Ekonomi, Cirebon: Al-Ishlah Press, 2009.

_________________,Adil dan Ihsan dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, 2004.

Swasono, Sri Edi, Menegakkan Ideologi Pancasila: Daulat-Rakyat Versus Daulat Pasar, Yoyakarta: PUSTEP-UGM, 2005.

______________, Koperasi Sebagai Sistem Ekonomi Indonesia: Pemikiran ke Arah Demokrasi Ekonomi,Jakarta: LP3ES, 1990.

______________, Mohammad Hatta: Demokrasi Kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa DepanJakarta: UI-Press, 1992.

______________,Kebersamaan dan Asas Kekeluargaan, Jakarta: UNJ Press, 2006

________________,Indonesia dan Doktrin Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Perkumpulan

Prakarsa, 2006.

______________, Keparipurnaan Ekonomi Pancasila, Depok, FEUI, 29 November 2006.

______________, Mohammad Hatta: Demokrasi Kita, Bebas Aktif, Ekonomi Masa Depan.Jakarta: UI-Press, 1992.

Tjokroamidjojo, Bintoro, dan Mustopadidjaja A.R. Teori & Strategi Pembangunan Nasional, Jakarta: Haji Masagung, 1988.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, h. 610.


(4)

Makalah

Mubyarto, Pelaksanaan Sistem Ekonomi Pancasila di Tengah Praktek Liberalisasi Ekonomi di Indonesia, Makalah Kuliah Umum Ekonomi Pancasila di Universitas Negeri Semarang, 9 Januari 2003.

________, Capres/Cawapres dan Ekonomi Rakyat, Makalah Seminar Publik Peningkatan Kualitas dan Partisipasi Politik Rakyat Dalam Pemilu, Yogyakarta, 1 Juli 2004.

________, Siapa Lebih Merusak Lingkungan: Orang Miskin Atau Orang Kaya?, Makalah untuk lokakarya terbatas (Expert Workshop), Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, 6 Oktober 2004.

________, Ekonomi Rakyat Indonesia, Makalah disampaikan pada pertemuan 1 Seminar Pendalaman Ekonomi Rakyat, YAE-Bina Swadaya, di Finanscial club, Jakarta, 22 Januri 2002

________, Pelaksanaan Sistem Ekonomi Pancasila di Tengah Praktek Liberalisasi Ekonomi di Indonesia, Makalah Kuliah Umum Ekonomi Pancasila di Universitas Negeri Semarang, 9 Januari 2003.

________, Pengkajian Ulang Strategi Pembangunan Nasional, Prisma, No.1, thn. XVII, Januari 1988.

Situs Internet

Assefaf, Ridho,Teori-teori Pembangunan, Artikel diakses pada 15 November 2010, http://ridhoassegaf.blogspot.com/2008/12/teori-teori-pembangunan-michael-p.html

Bagus Santoso dan Nadia Kusuma Dewi, “Mubyarto & Daniel W. Bromley, 2002, A Development Alternative For Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Indonesia”., artikel di akses pada 15 Oktober 2010, http://www.ekonomirakyat.org/resensi_buk/resensi_6.htm

Baxter, Bannock, Graham, R. E. dan Evan Davis. 2004. “A Dictionary of Economics. (Inggris: Penguin Books Ltd, 2004), Artikel diakses pada 10 November 2010, http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi.

Hamid, Edi Suandi. Jejak Pemikiran Mubyarto, Artikel diakses pada 20 desember 2010, http://mubyarto.org/_artikel.php?parameter=312&id=47

Hasan, Amiril. Enam Strategi Pembangunan Pemerintahan SBY, Artikel Diakses

Pada Tanggal 22 Desember 2010,

http://news.okezone.com/read/2009/08/19/1/249296/1/enam-strategi-pembangunan-pemerintah-sby


(5)

Krisharianto, Josef, Kajian Antara Hubungan Pertumbuhan Ekonomi, Perdagangan Internasional dan Foreign Direct Investment, Parallel Session IIID : Trade III (Growth & FDI), 13 Desember 2007, Jam 09.00-11.30, Wisma Makara, Kampus UI–Depok.

Mubyarto, Dengan Ekonomi Pancasila Menyiasati Global artikel di akses pada 17 Desember 2010, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_21/artikel_1

________, Penerapan Ajaran Ekonomi Islam di Indonesia artikel di akses pada 17 Desember 2010, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_1_maret _2002/artikel_1

________,Ekonomi Kerakyatan Dalam Era Globalisasi,Artikel diakses pada tanggal 22 Januari 2011, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_7/artikel_1.htm

________, Dengan Ekonomi Pancasila Menyiasati Global artikel di akses pada 17 Desember 2010, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_21/artikel_1

________, Siapa Lebih Merusak Lingkungan: Orang miskin Atau Orang Kaya?, Artikel Diakses pada tanggal 14 Januari 2011, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_22/artikel_3.htm

________, Demokrasi Ekonomi Dan Demokrasi Industrial, Artikel Diakses pada

tanggal 14 Januari 2011,

http://www.ekonomirakyat.org/edisi_17/artikel_3.htm

Pramono, Sigit.“Keuangan Syariah Dan Konsensus Baru Pembangunan Ekonomi”, artikel di akses pada 15 Oktober 2010 dari http://www.pk-

sejahtera.org/id/artikel/kolom/keuangan-syariah-dan-konsensus-baru-pembangunan-ekonomi.htm

Prayitno, Edi.Manajemen Pembangunan Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 22

Desember 2010,

http://tulisan2.blog.dada.net/post/689002/Manajemen+Pembangunan

Supratikno, Hendrawan. Menanti Demokrasi Ekonomi, Artikel diakses pada tanggal 24 desember 2010 dari http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/edef-konten-view.asp?id=20090812105656

Swasono,Sri Edi, Kemandirian Ekonomi: Menghapus Sistem Ekonomi Subordinasi Membangun Ekonomi Rakyat, artikel di akses pada 17 Desember 2010, http://www.bappenas.go.id/node/48/2288/kemandirian-ekonomi-menghapus- sistem-ekonomi-subordinasi-membangun-ekonomi-rakyat---oleh-sri-edi-swasono.

_____________, Masalah UU Seribu Kali Lebih Penting Daripada Anggodo, Artikel diakses pada tanggal 24 desember 2010 dari http://www.untag-sby.ac.id/index.php?mod=berita&id=363


(6)

_____________, ASEAN-China Free Trade Agreement: learn To Fight - Not Learn To Surrender, Artikel di akses pada tanggl 29 Desember 2010, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_18/artikel_2.htm

_____________, Satu Abad Bung Hatta: Kedaulatan Rakyat Dasar Martabat Bangsa, Artikel diakses pada tanggal 24 desember 2010 dari http://www.bappenas.go.id/node/48/2317/satu-abad-bung-hatta-kedaulatan-rakyat-dasar-martabat-bangsa---oleh-sri-edi-swasono-/

_____________, Tafsir Ulang Sistem Ekonomi Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 24 Desember 2010 dari http://www.mail-archive.com/ekonomi-syariah@yahoogroups.com/msg04765.html

_____________, Sistem Ekonomi Indonesia, Artikel diakses pada tanggal 24 desember 2010 dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_2/artikel_9.htm _____________, Pasal 33 UUD 1945 Harus Dipertahankan Jangan Dirubah Boleh

Ditambah Ayat, Artikel diakses pada tanggal 24 desember 2010

http://www.bappenas.go.id/node/48/2332/pasal-33-uud-1945-harus-dipertahankan-jangan-di-rubah-boleh-ditambah-ayat---oleh-sri-edi-swasono-/, hal 6

_____________, Menegakkan Ekonomi Pancasila, http://www.mail-archive.com/ekonomi-syariah@yahoogroups.com/msg04765.html

______________, Pemerintah Agar Suarakan Kedaulatan Ekonomi Keobama, Artikel diakses pada tanggal 24 desember 2010 dari http://www.antaranews.com/berita/1289281265/pemerintah-agar-suarakan-kedaulatan-ekonomi-ke-obama

______________., Sistem Ekonomi Nasional, Artikel diakses pada tanggal 24 desember 2010 dari http://www.ekonomirakyat.org/edisi_2/artikel_9.htm ______________, Kembali Ke Persoalan, Artikel diakses pada tanggal 31 Desember