Pemikiran Umer Chapra 1. Urgensi Keindonesiaan

bentuk ketidakadilan telah ditekankan oleh Al Qurán sebagai misi utama dari semua Nabi yang diutus Tuhan. 176 Urgensi Keindonesiaan Umer Chapra Indikator Skor x Bobot w x.w Kesesuaian Ideologi dan konstitusi 1 0.2 0.2 Kebijakan ekonomi nasional yang kuat dan tangguh 2 0.2 0.4 Adanya batasan moral dalam prilaku ekonomi 4 0.2 0.8 Keadilan sosial dan kesejahteraan sosial 2 0.2 0.4 Teori ekonomi harus bersifat nasionalistis 2 0.2 0.4 Y 2.2 YT 0.9 Pemikiran Umer Chapra sama sekali tidak menyentuh aspek ideologi, konstitusi dan juga teori ekonomi yang bersifat nasionalistis, Ia lebih menekankan pada hal teknis pelaksanaan dalam rangka mencapai negara kesejahteraan yang berlandaskan nilai-nilai Islam, batasan moral dan kesejahteraan hanya bersifat kualitatif tanpa ada tolok ukur yang bersifat kuantitatif. Nilai YT urgensi pemikiran Umer Chapra terhadap keindonesiaan 0.900 tinggi. Dengan demikian urgensi pemikiran Umer Chapra mengenai konsep pembangunan ekonomi yang berorientasi keindonesiaan cukup signifikan. 176 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 229.

2. Relevansi Keindonesiaan

Efisiensi dan pemerataan tidak dapat direalisasikan hanya dengan sebuah mekanisme filter yang benar. Diperlukan motivasi untuk mendorong individu. Apa yang dilakukan oleh Islam untuk menciptakan keseimbangan demikian adalah dengan menyediakan suatu dimensi spiritual dan berjangka panjang kepada self interest. Individu harus memenuhi kepentingan dirinya sendiri di dunia yang sifatnya pendek dan singkat, dan juga akhiratnya yang bersifat abadi. Suatu keseimbangan mizan menurut istilah Al-Qur’an Ar- Rahman: 7-9, mutlak diperlukan untuk menjamin kepentingan sosial dan pembangunan potensi manusia yang berkelanjutan. 177 Efisiensi dan pemerataan adalah yang sesuai dengan sasaran-sasaran materiil yang secara universal telah diterima. Suatu perekonomian dapat dikatan telah mencapai efisiensi optimum apabila telah mampu mengunakan keseluruhan sumber daya alam dan manusia yang tersedia dengan sedemikian rupa sehingga arus barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan hajat itu dapat diproduksi dalam jumlah yang cukup maksimal oleh perekonomian yang cukup stabil dan dengan laju pertumbuhan yang berkesinambungan. 178 Ajaran Islam tentang persaudaraan dan persamaan di masyarakat dan di depan hukum tidak akan berarti kalau tidak disertai dengan keadilan 177 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 322. 178 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000, h. 3. ekonomi. Sehingga setiap orang akan mendapatkan haknya sesuai dengan kontribusinya kepada masyarakat. Juga tidak ada eksploitasi manusia oleh manusia. Masalah ini juga ditekankan dalam berbagai tulisan tentang Islam. Al-Qur’an mendorong ummat Islam agar,”tidak menghalang-halangi keadilan bagi sesama,” Q.S. Asy-Syua’raa: 83 Islam memiliki sistem ekonomi yang secara fundamental berbeda dari sistem-sistem yang tengah berjalan. Ia memiliki akar dalam syariat yang membentuk pandangan dunia sekaligus sasaran-sasaran dan strategi maqashid syariah yang berbeda dalam sistem-sistem sekuler yang menguasai dunia hari ini. Yang dikehendaki Islam secara mendasar bukan materiil. Mereka didasarkan pada konsep-konsep sendiri tentang kebahagiaan manusia falah dan kehidupan yang baik hayatan thayyibah yang sangat menekankan aspek persaudaraan ukuwah, keadilan sosioekonomi. 179 Keamanan sosial dan pembagian pendapatan serta kekayaan yang merata sumber daya pada hakikatnya adalah anugerah dari Allah, maka sama sekali tidak beralasan kalau kekayaan itu hanya terpusat pada segelintir orang saja Q.S. Hasyr: 7. Beberapa fungsi utama ekonomi Negara Sejahtera Islami adalah sebagai berikut: 180 179 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 7. 180 M. Umer Chapra, “Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi”, dalam Ainur R. Sophiaan ed, “. Etika ekonomi politik elemen strategis pembangunan masyarkat Islam, hal. 35. 1. Memberantas kemiskinan dan menciptakan kondisi lapangan kerja dan tingkat pertumbuhan yang tinggi. 2. Meningkatkan stabilitas nilai riil uang. 3. Menjaga hokum dan ketertiban 4. Menegakkan keadilan sosial dan ekonomi. 5. Mengatur keamanan masyarakat serta membagi pemerataan pendapatan dan kekayaan. 6. Menyelaraskan hubungan internasional dan pertahanan nasional. B Berdasarkan konsep perhitungan ANN dan uraian di atas, relevansi pemikiran Umer Chapra terhadap keindonesiaan cukup baik, hal ini dapat dilihat pada nilai YT 0.942 tinggi. Dengan demikian kesesuaian pemikiran Umer Chapra mengenai konsep pembangunan ekonomi terhadap keindonesiaan cukup baik. Relevansi Keindonesiaan Umer Chapra Indikator Skor x Bobot w x.w Pekerjaan dan penghidupan yang layak 3 0.2 0.6 Realisasi ajaran Islam dalam perilaku ekonomi 4 0.2 0.8 Perekonomian berdasar atas asas kekeluargaan 2 0.2 0.4 Peran negara dalam menciptakan kemakmuran rakyat 3 0.2 0.6 Kesejahteraan sosial 2 0.2 0.4 Y 2.8 YT 0.942

3. Implementasi Keindonesiaan

Di mayoritas negara-negara mulim, upah materiil menjadi semakin tidak adil sehingga mayoritas orang tidak dapat memperoleh upah yang cukup bagi kerja keras, kreativitas, dan kontribusinya pada output. Karena itu, mereka menjadi apatis. Sementara inisiatif, dorongan kerja, dan efisiensinya sangat dirugikan. Ada dua faktor yang bertanggung jawab atas keadan ini: pertama bias dan kurangnya realism dalam kebijakan-kebijakan resmi, kedua: konsentrasi kekayaan dan kekuasaan ditangan segelintir orang, baik dipedesaan maupun diperkotaan. 181 Adanya bias dan kurangnya realism kebijakan-kebijakan resmi telah menyebabkan distorsi harga-harga pokok yang secara disadari mengakibatkan penurunan pendapatan pendapatan petani penyewa, pengusaha kecil dan mikro dan buruh. Juga mengurangi permintaan mereka terhadap kebutuhan dan menciptakan misalokasi sumber-sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sementara, konsentrasi kekayaan dan kekuasaan juga terjadi, sebagian karena kebijakan-kebijakan resmi dan sebagian lainnya karena sistem ekonomi eksploitatif yang telah berlangsung berabad-abad lamanya, yang membatasi persaingan, menimbulkan kolusi yang merajalela, dan telah 181 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 252. menciptakan suatu iklim kondusif yang melahirkan petaka bagi masyarakat lemah. 182 Sumber daya ekonomi itu merupakan amanat Allah swt, adalah kewajiban moral para pemegang amanat itu untuk merealisasikan amanat tadi sesuai dengan kesejahteraan semua makhluk Allah swt. Ini berarti: Pertama, memberantas kemiskinan dan memenuhi semua kebutuhan pokok manusia. Kedua, mengguanakan sumber daya insani dan alam secara penuh dan efisien untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal serta memperbaiki standart hidup masyarakat. Ketiga, menghindarkan kondisi tidak efisien atau permintaan yang berlebihan yang mengarah pada pengangguran atau inflasi. Kata optimal di sini sebagai ganti kata maksimal atau tinggi untuk menjaga adanya margin yang selaras dengan tujuan peningkatan spiritual dan kesejahteraan sosial. Hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi bukanlah suatu fenomena yang terpisah, melainkan harus dilihat dampaknya pada moralitas masyarakat muslim, tujuan keadilan sosial dan ekonomi, serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. 183 Untuk menyelaraskan semua itu, maka adalah menjadi tanggung jawab negara untuk tidak meninggalkan fungsi utama pengelolaan sumber daya, terutama sumber daya yang langka, atau menentukan permintaan 182 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 256. 183 M. Umer Chapra, “Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi”, dalam Ainur R. Sophiaan ed, “. Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam, hal. 35. agregat yang disebabkan oleh operasi pasar gelap. Sebaliknya, negara Islam harus berupaya keras memainkan peranan positif tadi melalui perencanaan yang rasional, membangun infrastruktur fisik dan sosial yang diperlukan. 184 Al-qur’an mendorong ummat Islam agar menghimpun kekuatan apapun yang dimilikinya Al-Mumtahanah: 60. Makna kekuatan di sini tidak hanya terbatas pada kekuatan militer saja, melainkan juga kekuatan ekonomi yang notabene menjadi akar kekuatan militer. Untuk kekuatan ekonomi tersebut, maka yang perlu ditingkatkan adalah infrastruktur. 185 Gerakan nasionalisasi industri-industri utama juga telah kehilangan momentumnya. Ini disebabkan bukan saja karena kemunduran umum kinerja industri-industri yang dinasionalisasi, tetapi juga karena besarnya subsidi yang yang diserap industri-industri ini untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan kadang-kadang karena keterbatasan-keterbatasan politik yang menahannya untuk mematok harga berdasarkan interaksi pasar. 186 Sebagian besar negara umumnya terdapat intervensi pemerintah cukup mendalam dalam bentuk BUMN, subsidi, regulasi, dan tindakan-tindakan yeng mempengaruhi pasar modal, tabungan domestik, perdagangan, dan hamper semua aspek ekonomi. Disamping itu, pemerintah uga memberikan arahan-arahan langsung kepada bisnis swasta dengan target yang sudah 184 Ibid, hal,. 35. 185 Ibid, hal,. 37. 186 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 117. ditentukan melalui kontrol terhadap lisensi industry, utang luar negeri, persetujuan teknologi, dan penggunaan insentif selektif serta ancaman- ancaman. 187 Tidak ada keraguan bahwa regulasi perusahaan-perusahaan swasta penting bagi terjaminnya kompetisi, terpeliharanya tatanan dan standar, dan perlindungan hak-hak orang lain. Tetapi, regulasi menurut kriteria yang disepakati atau nilai-nilai kolektif. Bila kriteria-kriteria dan nilai-nilai itu tidak tersedia atau secara universal tidak diakui, maka dalam masayrakat pluralis yang setiap orang mengedepankan kepentingan dirinya sendiri, negara menjadi sebuah papan netral bagi semua kelompok yang berkepentingan, dan segala aktivitasnya hanya akan menjadi sasaran tawar-menawar dan perlombaan politik. 188 Efisiensi perlu dalam berbagai konteks sementara sumber-sumber daya tidak boleh disia-siakan atau disalahgunakan karena adanya pertanggungjawaban kepada Tuhan. Menurut salah satu nasihat Abu Yusuf kepada Harun Ar-Rasyid yang didasarkan pada Hadits pertanggungjawaban ini berlaku bagi semua sumber daya, termasuk usia manusia, ilmu, kekayaan, dan semua kemampuan fisiknya. Pertanggungjawaban ini menuntut bahwa sumber-sumber daya dipergunakan untuk membantu memaksimalkan kesejahteraan manusia. Pertanggungawaban ini berlaku bagi sumber-sumber 187 Ibid, h,. 176. 188 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 115. daya, tidak pandang apakah itu SDM atau SDA, langka atau melimpah, mengandung biaya atau gratis. 189 Implementasi Keindonesiaan Umer Chapra Indikator Skor x Bobot w x.w Pemerataan pendapatan 2 0.2 0.4 Pengentasan Kemiskinan 3 0.1 0.3 Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional 1 0.1 0.1 Negara menguasai cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak 1 0.2 0.2 Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat 1 0.2 0.2 Menciptakan lapangan kerja 2 0.1 0.2 Pelestarian Lingkungan Hidup 3 0,1 0.3 Y 1.7 YT 0.845 Berdasarkan konsep perhitungan ANN dan uraian di atas, implementasi pemikiran Umer Chapra terhadap keindonesiaan bernilai rendah, hal ini dapat dilihat pada nilai YT 0.845 rendah. Dengan demikian implementasi pemikiran Umer Chapra mengenai konsep pembangunan ekonomi terhadap keindonesiaan kurang dapat diterima. 189 M. Umer Chapra, The Future Of Economics An Islamic Perspective, terjemah, Ikhwan Abidin Basri : Masa Depan Ilmu Ekonomi, Sebuah Tinjauan Islam, Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2001, hal. 60.

4. Urgensi Keislaman

Islam didasarkan pada tiga prinsip pokok yaitu : tauhid, khilafah dan adalah keadilan, yang jelas pula merupakan sumber utama dari maqasyid dan strategi ekonomi Islam. Batu fondasi kepercayaan Islam adalah tauhid. Bahwa alam teralih dirancang dengan sadar dan diciptakan oleh wujud tertinggi, Yang Esa dan tidak ada yang menyamai-Nya, bukan terjadi secara kebetulan. Dia terlibat secara aktif dalam hukum-hukum Alam. Segala sesuatu yang diciptakannya mempunyai tujuan. Tujuan inilah yang menjadikan wujudnya Alam ini dimana manusia adalah bagian darinya, berarti penting. Dan manusia adalah khalifah Tuhan di bumi, dan telah diberkahi dengan semua kelengkapannya. Konsep khalifah ini memiliki sejumlah implikasi, atau akibat yang wajar, yaitu: persaudaraan universal, sumber-sumber daya adalah amanat, gaya hidup sederhana dan kebebasan manusia. 190 Pandangan hidup Islam yang berorientasi pada tujuan itu tidak dapat dibayangkan tegak tanpa terbentuknya suatu komunitas yang diatur dengan prinsip ajaran Islam. 191 Tugas Rasulullah saw. dilukiskan dalam Al-Qur’an sebagai pembawa rahmat bagi seluruh ummat manusia Al-Baqrah: 107. Fungsi kesejahteraan dari negara Islam secara khusus ditegaskan oleh Rasulullah saw. ketika beliau menyatakan, “setiap penguasa yang 190 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin basri : Islam dan Tantangan Ekonomi, hal. 225-228. 191 M. Umer Chapra, “Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi”, dalam Ainur R. Sophiaan ed, “. Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam, hal,. 23 bertanggung jawab terhadap ummat Islam, namun tidak berjuang untuk kesejahteraan mereka, maka ia tidak akan masuk surga bersama mereka.” 192 Oleh karena itu, konsep kesejahteraan dalam Islam dapatlah dikatakan tidak semata-mata “ukhrawi” atau “duniawi” . Dengan demikian Islam sangat menjunjung tinggi aspek spiritual dan material kehidupan manusia, sebagai sumber kekuatan bersama serta menjadikannya sebagai tonggak kesejahteraan dan kebahagiaan ummat manusia. 193 Pembangunan dengan keadilan menghendaki adanya penggunaan sumber daya-sumber daya yang adil dan efisien dan keduanya, tidak mungkin didefinisikan atau diaktualisasikan tanpa adanya injeksi dimensi moral ke dalam dunia perekonomian. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam rahmatan lil alamin, menuju kehidupan sejahtera. Q.S. Ali-Imran: 107 194 Manusia merupakan elemen hidup dan pokok dari setiap program pembangunan. Mereka adalah tujuan sekaligus sasaran pembangunan, dan apabila mereka tidak dipersiapkan secara tepat untuk dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan, dan kepentingan dirinya tidak dilindungi dalam batas-batas kesejahteraan sosial, tidak mungkin akan 192 Ibid, hal,. 26 193 Ibid,.hal. 28 194 M. Khurshid Ahmad, “Pembangunan Ekonomi Dalam Prespektif Islam”, dalam Ainur R. Sophiaan ed, “. Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam, hal. 35., h. 9 berhasil mengaktualisasikan tujuan-tujuan pokok Islam dalam pembangunan. 195 Urgensi Keislaman Umer Chapra Indikator Skor x Bobot w x.w Tiga konsep fundamental tauhid, khilafah, dan keadilan 5 0.2 1 Keseimbangan dunia dan Akhirat 5 0.2 1 Pemisahan kepemilikan Perorangan dan negara 4 0.2 0.8 Pembangunan moral 5 0.2 1 Memberikan kenyamanan kepada faktor manusia 5 0.2 1 Y 4.8 YT 0.992 Urgensi pemikiran Umer Chapra terhadap keislaman mempunyai nilai YT sebesar 0.992 sangat tinggi, nilai ini mempunyai arti bahwa urgensi pemikiran Umer Chapra terhadap keislaman sangat signifikan. Hal ini disebabkan karena pemikiran Umer Chapra menekankan sekali pada prinsip- prinsip keislaman, khususnya pada nilai yang bersifat fundamental tauhid, khilafah, dan keadilan.

5. Relevansi Keislaman

Tauhid mengandung implikasi bahwa alam semesta secara sadar dibentuk dan diciptakan oleh Tuhan Yang Esa, karena tidak mungkin jagad raya ini muncul secara kebetulan Ali-Imran:191, Shad: 29, dan Al- Mu’minun: 15. Segala sesuatu yang Dia ciptakan mempunyai tujuan, konsep 195 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi,h. 85 tauhid bukanlah sekadar pengakuan realitas, tetapi juga suatu respons aktif terhadapnya. 196 Al-Ghazali mendefinisikan tujuan syariat sebagai meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang akan mendukung keyakinan, kehidupan, pemikiran, kemakmuran, dan harta benda mereka dan menyimpulkan semua usaha manusia yang dapat mendukung terpenuhinya lima layanan masyarakat tersebut. Ibnu Qayyim menegaskan, dasar dari syariat adalah kebajikan wisdomdan kesejahteraan masyrakat di dunia dan akhirat. Kesejahteraan demikian ada dalam keadilan yang lengkap, dengan penuh kasih saying, kesejahteraan dan kebajikan. Sebaliknya segala sesuatu yang mengubah keadilan menjadi suatu ketidakadilan, kasih sayang menjadi kekerasan, dan kesejahteraan menjadi kesengsaraan dan dari kebajikan menjadi suatu ketololan, sama sekali tidak terkait dengan syariat. 197 Singkatnya, barangkali perlu disampaikan bahwa kesejahteraan individu dalam masyarakat Islam dapat terealisasi bila ada iklim yang cocok bagi: 198 1. Pelaksanaan nilai-nilai spiritual Islam secara keseluruhan untuk individu maupun masyarakat. 196 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi Jakarta, Gema Insani Press dan Tazkia Institute, 2000, h. 6 197 M. Umer Chapra, “Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi”, dalam Ainur R. Sophiaan ed, “. Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam, hal,. 29 198 Ibid, hal,. 29-30 2. Pemenuhan kebutuhan pokok material manusia dengan cukup. Allah SWT telah menganugerahkan sumber daya alam kepada manusia untuk kesejahteraannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah: 29 dan Luqman: 20. Dua prinsip utama tersebut diambil dari ayat-ayat tadi. Pertama, sumber daya yang diberikan “kepadamu” adalah dari Allah swt, yang berarti dialamatkan kepada seluruh ummat manusia, bukan sekelompok elit atau kelas istimewa tertentu. Kedua, hal itu berarti untuk kesejahteraan manusia secara umum. Setidak-tidaknya untuk membasmi kemiskinan dan memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. 199 Efisiensi optimum dapat dikatakan telah dicapai dalam alokasi sumber-sumber daya manakala kuantitas barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan telah dapat diproduksi dengan tingkat stabilitas ekonomi yang masuk akal dan dengan suatu laju pertumbuhan yang berkesinambungan. 200 Pemerataan optimum dikatakan telah tercapai dalam distribusi sumber- sumber daya manakala kebutuhan individu telah berhasil dipenuhi secara memadai dan telah terwujud pembagian pendapatan dan kekayaan merata tanpa mengakibatkan efek samping yang buruk pada motivasi untuk bekerja 199 M. Umer Chapra, “Negara Sejahtera Islami Dan Perannya Di Bidang Ekonomi”, dalam Ainur R. Sophiaan ed, “. Etika Ekonomi Politik Elemen Strategis Pembangunan Masyarkat Islam, .hal. 31-32. 200 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi, h 10 menabung, investasi, dan berusaha. 201 Memaksimumkan output, harus dibarengi dengan menjamin usaha-usaha yang ditujukan kepada kesehatan rohani yang terletak pada batin manusia, keadilan, serta permainan yang fair pada semua peringkat interaksi manusia. 202 Produksi yang didasarkan pada kebutuhan dengan melaksanakan langkah-langkah untuk menjamin bahwa peningkatan investasi ini tidak diarahkan kepada produksi barang-barang mewah dan jasa saja, tetapi lebih kepada produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan ekspor, barang-barang modal dan bahan-bahan baku yang diperlukan untuk tujuan ini. Strategi yang efektif adalah dengan mengubah prefensi individual, menghapuskan segala hambatan, dan memberikan insentif dan fasilitas bagi komitmen jangka panjang terhadap dana-dana. Segala hak-hak istimewa dan subsidi, baik eksplisit maupun implicit yang memberikan keuntungan produksi dan impor barang-barang mewah harus ditarik. Penekanan fiskal pemerintah, kebijakan-kebijakan moneter dan komersial harus diarahkan kepada upaya pemenuhan kebutuhan, ekspor dan formasi modal. 203 Oleh karena itu, pertumbuhan tidak cukup hanya dengan mengurangi konsumsi, tetapi juga memperbaiki iklim investasi yang cocok dengan 201 Ibid,. h 10 202 Ibid,. h. 8 203 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi,h. 135 melaksanakan. 1. Menghapuskan hambatan; 2. Ketidakpastian politik; 3.Tarif dan subtitusi impor; 4. Kontrol terhadap nilai tukar dan depresiasi mata uang; 5. Kontrol birokrasi. 204 Relevansi Keislaman Umer Chapra Indikator Skor x Bobot w x.w Pelaksanaan prinsip tauhid dan ukuwah 5 0.2 1 Pembangunan yang selaras dengan tujuan-tujuan syari’ah 5 0.2 1 Efisiensi dan pemerataan 4 0.2 0.8 Perbaikan kualitas hidup 5 0.2 1 Perluasan Produksi yang bermanfaat 4 0.2 0.8 Y 4.6 YT 0.99 Relevansi pemikiran Umer Chapra terhadap keislaman mempunyai nilai YT sebesar 0.99 sangat tinggi, nilai ini mempunyai arti bahwa relevansi pemikiran Umer Chapra terhadap keislaman adalah sangat sesuai. Umer Chapra mempunyai pemikiran yang jelas mengenai pentingnya pembangunan yang didasari dengan tujuan-tujuan syari’ah dan prinsip tauhid, serta pelaksanaan efisiensi dan pemerataan dalam ekonomi untuk perbaikan kualitas hidup melalui perluasan produksi yang bermanfaat. Akan tetapi Umer Chapra tidak mempunyai ukuran yang jelas secara kuantitatif mengenai efisiensi dan pemerataan ini. 204 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 303.

6. Implementasi Keislaman

Tindakan-tindakan untuk mereduksi kesenjangan pendapatan dan kekayaan akan lebih berhasil jika diperkuat dengan pengaktifan sistem Islam tentang zakat dan warisan. Islam memerintahkan setiap muslim yang mempunyai kelebihan tertentu untuk membayar zakat sebagai proposi tertentu dari nilai bersih kekayaan atau hasil pertanian yang dibagikan kepada fakir miskin. 205 Hambatan yang paling serius bagi pembangunan yang berkeadilan adalah konsentrasi kepemilikan sarana-sarana produksi di negara-negara muslim, seperti halnya juga diseluruh perekonomian yang merugikan pasar. Perluasan kepemilikan dan desentralisasi pembuatan keputusan tampak lebih seirama dengan martabat dan kebebasan yang dihubungkan dengan status khalifah, yang dikarunai oleh Allah kepada manusia. Perluasan ini harus mampu dilakukan, baik pada tingkat-tingkat wilayah-wilayah pedesaan maupun perkotaan dan baik di sektor pertanian maupun industri. 206 Restrukturisasi sosio ekonomi dan finansial dapat dilakukan dengan terlebih dahulu memperhatikan lingkungan sosial yang kondusif bagi 205 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi, h. 271. 206 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi,h. 97. pelaksanaan aturan keamanan dengan tidak membolehkan kepemilikan materiil dan konsumsi pamer menjadi sumber prestise. 207 Melaksanakan restrukturisasi sistem keuangan sebagai bentuk memperbaiki perekonomian secara komprehensif. Sistem keuangan yang berbasis bunga dinegara-negara muslim yang diambil dari negara-negara kapitalis, juga merupakan salah satu sumber pokok dan adanya konsentrasi kekayaan dan kekuasaan. Karena itu, Negara-negara muslim merasa kesulitan untuk melakukan reduksi dalam kesenjangan dan pengembangan industry mikro dan kecil, kecuali keseluruhan sistem keuangan tersebut ditata kembali sesuai dengan ajaran Islam yaitu dengan melaksanakan sistem bagi hasil yang anti riba. 208 Pembiayaan adalah senjata ekonomi, sosial dan politik yang perkasa dalam dunia modern. Ia berperan sangat penting, bukan hanya dalam alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka, tetapi juga dalam stabilitas dan pertumbuhan sebuah perekonomian. Restrukturisasi harus komprehensif sehingga memungkinkan lembaga-lembaga keuangan memberikan kontribusi maksimal bagi penghapusan ketidak seimbangan, dan mengarah kepada distribusi sumber-sumber daya keuangan yang merata dan efisien. 209 207 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 225. 208 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi,h. 110 dikutip dari: Towards a Just Monetary System Leicester, U.K:The Islamic Foundation.1985, hal 110 dan 140 209 M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challange, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Tantangan Ekonomi,h. 325 Pengembangan industri kecil dan mikro dipedesaan dan perkotaan akan memiliki banyak keuntungan, disamping mengurangi konsentrasi kekayaan dan kekuasaan. Keadaan akan lebih kondusif karena kepemilikan disini cenderung menambah rasa kebebasan, juga mendorong pemilik bisnis untuk melakukan inovasi dan bekerja lebih keras meraih keberhasilan bisnisnya. Juga akan menciptakan suatu iklim yang lebih besar dan memperluas kesempatan kerja dengan laju yang lebih cepat. 210 Melaksanakan konsep ekonomi yang bersifat kekeluargaan seperti muyarakah, mudharabah dengan mendorong gerakan finansial Islam seperti pendirian bank-bank Islam yang anti riba. Konsep persaudaraan brotherhood yang kehadirannya di muka bumi secara keseluruhan hanyalah untuk mengabdi kepada Allah, bahwa antara manusia itu terjalin persamaan dan persaudaraan dalam kegiatan ekonomi saling membantu dan bekerja-sama dalam ekonomi. Ekonomi Islam juga memiliki komitmen terhadap persaudaraan dengan keadilan sosial dan ekonomi, pembagian pendapatan yang merata, serta kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial dan jaminan sosial. 210 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi, h. 107 I I m p l e Implementasi pemikiran Umer Chapra terhadap keislaman mempunyai nilai YT sebesar 0.973 sangat tinggi, nilai ini mempunyai arti bahwa implementasi pemikiran Umer Chapra terhadap keislaman adalah sangat dapat dilaksanakan. Dalam implementasi keislaman, Umer Chapra menjelaskan secara detail mengenai instrument zakat dan bagi hasil anti riba yang sangat membedakan dengan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya, dengan menekankan pada kerjasama ekonomi yang mempunyai prinsip kekeluargaan dan pengembangan industri kecil dan mikro. Impelementasi Keislaman Umer Chapra Indikator Skor x Bobot w x.w Pengaktifan zakat dan sistem warisan Islam 4 0.1 0.4 Mengurangi konsentrasi kepemilikan 4 0.1 0.4 Restrukturisasi sistem keuangan Pelarangan riba 4 0.2 0.8 Pengembangan industri mikro dan kecil 3 0.2 0.6 Kerjasama Ekonomi Musyarakah dan Mudaharabah 5 0.2 1 Jaminan Sosial 4 0.1 0.4 Y 3.6 YT 0.973

C. Himpunan

1. Urgen a. Pan b. Dem UM UC Dalam u indikator yaitu P mempunyai pem daulat rakyat dan ekonomi. Sedan demokrasi ekon kesamaan akses ekonomi yang h n ensi Keindonesiaan: ancasila dan UUD 1945. . Demokrasi Ekonomi. UM £={a,b} UC £={b} urgensi keindonesiaan Mubyarto memiliki u Pancasila dan UUD 1945, dan Demokrasi ekono emikiran yang komprehensif dan konsisten dalam dan konsistensi ideologi Pancasila untuk mencapa angkan Umer Chapra memiliki satu variabel in konomi, hal ini berkaitan dengan pemikirann ses warga negara dalam meraih kesejahteraan dan harus dimiliki warga negara. Mubyarto • a • b Umar Chapra i dua variabel nomi, Mubyarto am menciptakan pai kemandirian indikator yakni nnya mengenai dan kemandirian 2. Urgensi Keisla a. Kon b. Kes c. Pem UM UC Dalam ur yaitu pembang pentingnya men ekonomi agar demikian sistem Chapra memilik khilafah dan kei moral hal ini be filosofis pemban bumi yang harus Islam mengand kewajibannya se slaman: . Konsep fundmental tauhid, khilafah dan keislaman. . Keseimbangan dunia dan akhirat. embangunan moral. UM £={a,b,c} UC £={c} urgensi keislaman Mubyarto memiliki satu varia ngunan moral, Mubyarto mempunyai pemik engadopsi nilai-nilai kultural dalam menjalankan r tidak terjadi pendzoliman antar sesama man tem nilai mewarnai tingkah laku ekonomi. Seda iliki tiga variabel indikator yakni konsep fundm keislaman, keseimbangan dunia dan akhirat, dan berkaitan dengan pemikirannya mengenai tauhid bangunan ekonomi dengan manusia sebagai kha rus mengedepankan keadilan dalam prilaku ekono ndung nilai-nilai yang memiliki relevansi terha sebagai manusia. Mubyarto • a • b • c Umar Chapra an. ariabel indikator ikiran tentang n pembangunan anusia, dengan edangkan Umer dmental tauhid, n pembangunan id sebagai dasar halifah di muka onomi. Ekonomi rhadap hak dan apra 3. Relevansi Kein a. Pasal 27 ay b. Pasal 29 ay c. Pasal 33 ay d. Pasal 33 ay e. Pasal 33 ay RM £={a,b RC £={a,b Dalam re indikator yaitu mempunyai pem pada kesejahtera ekonomi di sua mekanisme pasa demi terciptanya Sedangkan Ume pasal 29 2, d mengenai manu mencapai keseja mengedepankan Keindonesiaan: ayat 2. ayat 2 ayat 1. ayat 2. ayat 3. a,b,c,d,e} a,b,c} relevansi keindonesiaan Mubyarto memiliki l tu pasal 27 2, pasal 29 2, pasal 33 1, 2, pemikiran mengenai pembangunan ekonomi ya teraan sosial dengan pemerintah sebagai pengend uatu negara oleh karena itu negara mempunyai asar unutuk membatasi pelaku ekonomi dari pers nya kemakmuran rakyat yang dilandasi semangat b Umer Chapra memiliki dua variabel indikator yakni , dan pasal 33 1 hal ini berkaitan dengan anusia sebagai fokus dalam pembangunan ek ejahteraan maka kebersamaan menjadi dasar parti an moralitas ukuwah berlandaskan pada tujuan-tuj Mubyarto • a • b • c • d • e Umar C i lima variabel , 3. Mubyarto yang bermuara ndali kehidupan yai peran dalam ersaingan bebas at berketuhanan. kni pasal 27 2, n pemikirannya ekonomi untuk artisipasi dengan -tujuan syari’ah. ar Chapra 4. Relevansi Keis a. Al-Maidah b. Al-Baqara c. Al-Baqara d. Al-Humaz RM RC Dalam rel yaitu Al-Baqar pembangunan m sesama manusi memiliki lima v Maidah ayat 1 pemikirannya m sumber daya ma Al-Qur’an dan menjalankan per yang anti riba d penggerak roda p Keislaman: ah ayat 120, Al-Baqarah ayat 279. rah ayat 11 rah ayat 201 azah ayat 1-3 RM £={b} RC £={a,b,c,d} relevansi keislaman Mubyarto memiliki satu vari arah ayat 11. Mubyarto mempunyai pemikir moral yaitu dengan prilaku yang tidak men usia maupun dengan lingkungan. Sedangkan Um a variabel indikator yakni Al-Baqarah ayat 11, 2 t 120, Al-Humazah ayat 1-3. Hal ini berk mengenai agama yang menjadi titik sentral dala manusiawi yang berakar pada kerangka nilai ya n As-Sunnah sehingga menghasilkan tiga instr perekonomian yaitu redistribusi melalui zakat, sis a dengan mengharamkan bunga bank, dan mudha da perekonomian. Mubyarto • b Umar Ch •a •c •d ariabel indikator kiran mengenai endzolimi baik Umer Chapra , 201, 279, Al- rkaitan dengan alam pembinaan yang ada dalam strument dalam sistem keuangan harabah sebagai ar Chapra •a •c •d