Kajian Yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

21

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Yang Relevan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan- laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan untuk menghindari terjadinya duplikasi Nazir, 2014:79. Alasan penulis melakukan studi kepustakaan adalah sebagai bahan referensi, teori, dan konsep yang berhubungan dengan tulisan penulis. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam penyelesaian permasalahan dalam penulisan. Penulis menjadikan Skripsi Valentina Simalango 2010: Hata Tongka Pada Masyarakat Batak Toba: Kajian Folklor, sebagai bahan perbandingan. Didalam skripsi tersebut Valentina Simalango membagi jenis-jenis Hata Tongka Pantang Larang ke dalam beberapa jenis pantang larang, dan mencari fungsi-fungsi Hata Tongka dalam masyarakat Batak Toba. Valentina Simalango menemukan 115 pantang larang yang terdapat dalam masyarakat Batak Toba di Desa Gorat Pallombuan. Setiap pantang larang tidak tertumpu pada satu aspek saja, akan tetapi terbagi kedalam beberapa aspek yang mempunyai tujuan dan maksud yang berbeda seperti pantang larang yang berisi nilai-nilai pengajaran etika, sopan santun, pemeliharaan lingkungan, pemeliharaan kesehatan, serta pemeliharaan hutan. Pantang larang berfungsi sebagai media dalam menyampaikan ajaran moral, sebagai hiburan dan tanda larangan, sebagai media pengajaran sopan santun, upaya dalam pemeliharaan lingkungan, sebagai alat pendidikan anak-anak dan remaja, serta Universitas Sumatera Utara 22 sebagai cerminan peradaban masyarakat yang tinggi dalam menjunjung adat dan tradisi masyarakat Batak Toba. Selain Skripsi Valentina Simalango, penulis juga menjadikan tulisan Ani Haji Omar yang berjudul:Pantang Larang Dalam Kalangan Orang Melayu: Analisis Dari Perspektif Teori SPB4K, sebagai referensi tambahan yang mengkaji tentang PL dari perspektif teori SPB4K. Dalam tulisan tersebut beliau memfokuskan kajiannya pada PL dalam masyarakat Melayu Tradisonal yaitu pantang larang terhadap ibu hamil, larangan kepada bapak, PL kepada bayi dan anak-anak, PL kepada anak dara, dan PL memelihara etika dan kesopanan. Dari beberapa kategori pantang larang tersebut dikaji melalui 4 aspek yaitu pemikiran luhur, pemikiran lahir, pemikiran logika, dan pemikiran lateral. Jurnal yang ditulis Stepanus, Ahadi Sulissusiawan, Sesilia Seli yang berjudul: Pantang Larang Masyarakat Dayak Sungkung Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang: Suatu Kajian Sosiolinguistik. Didalam jurnal ini Stepanus, dkk membuat pendeskripsian makna, fungsi, klasifikasian, dan kedudukan PL dalam masyarakat Dayak Sungkung. Dalam masyarakat Dayak Sungkung, PL dijadikan sebagai penuntun hidup dan pedoman dalam melakukan suatu perbuatan. Adapun kajian penulis berjudul : Pantang Larang Masyarakat Melayu di Kecamatan Siantan: Suatu Kajian Folklor. Di dalam tulisan ini penulis mencoba untuk mengklasifikasikan pantang larang yang terdapat di Kecamatan Siantan, dan memaparkan makna yang terkandung di dalam PL tersebut. Pantang larang dibuat pasti ada sebab-sebab tertentu yang melatarbelakanginya. Kajian yang penulis lakukan hampir mirip dengan kajian yang ditulis oleh Stefanus dan kawan-kawan. Namun, di dalam kajian penulis hanya membahas Universitas Sumatera Utara 23 klasifikasi dan makna yang terkandung saja. Kemudian cara penulis mengklasifkasikan PL itu sendiri berbeda konsep dengan yang dilakukan oleh Stefanus dan kawan-kawan. Pada dasarnya semua studi pustaka yang penulis paparkan di atas memang mengkaji tentang PL. Akan tetapi, penulis melihat PL dari sudut pandang yang berbeda dengan kajian penelitian yang sudah ada sebelumnya.

2.2 Penduduk dan Letak Geografis Kecamatan Siantan