Basri Mukti Murhini Abdullah 60 Thn Rusdi, S.Pd Siti Rosanah Akmaruzzaman Mukhtar. J Nuraini

36

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi Pantang Larang Masyarakat Melayu di Kecamatan Siantan

Berdasarkan penelusuran yang serius, penulis akhirnya menemui delapan orang yang dapat dijadikan informan di kecamatan Siantan. Dari delapan orang informan tersebut penulis mendapati mereka rata-rata berdomisili di Kelurahan Tarempa, Desa Tarempa Barat dan Desa Tarempa Barat Daya. Tabel 1.Daftar nama, umur, tempat pemerolehan data, tanggal wawancara dan jumlah data yang didapat dari setiap informan. No Informan Umur Nama Desa Tgl Wawancara Jumlah Data

1. Basri Mukti

79 Thn Kelurahan Tarempa. 29 Agustus 2015 6 PL

2. Murhini Abdullah 60 Thn

Desa Tarempa Barat 29 Agustus 2015 3 Februari 2016 26 PL

3. Rusdi, S.Pd

42 Thn Keluarahan Tarempa 1 Februari 2016 12 PL

4. Siti Rosanah

74 Thn Desa Tarempa Barat Daya 1 Februari 2016 51 PL 5. Hj. Mahaj 77 Thn Kelurahan Tarempa 2 Februari 2016 4 PL

6. Akmaruzzaman

44 Thn Kelurahan Tarempa 7 Februari 2016 4 PL

7. Mukhtar. J

77 Thn Kelurahan Tarempa 9 Februari 2016 4 PL

8. Nuraini

50 Thn Desa Tarempa Barat 14 Februari 2016 74 PL Total 181 PL Dari 181 PL tersebut, penulis menemukan adanya pantang larang yang serupa, baik sebabnya maupun akibat pantang larang tersebut. Setelah ditelusuri dengan Universitas Sumatera Utara 37 serius penulis menemukan 175 yang penulis pikir tidak ada kesamaan yang mendasar antara satu PL dengan PL lainnya. Dari hasil wawancara tersebut didapati 175 PL. Pantang larang ini kemudian diklasifikasikan sebagai berikut:. 1. PL yang ditujukan bagi ibu hamil 2. PL seorang ibu 3. PL seorang bapak 4. PL untuk anak bayi 5. PL untuk kanak-kanak 6. PLPantangan untuk anak darabujang 7. PL untuk calon pengantinpengantin, 8. PL ketika berada dihutan dan di laut. Berdasarkan teori folklor, dari 175 PL yang ditemui pada masyarakat Melayu di kecamatan Siantan tersebut kemudian di klasifikasikan kedalam tujuh bagian. Tujuh bagian tersebut di buat oleh Wayland D. Hand. Adapun ketujuh klasifikasi tersebut meliputi: 1. Lahir, masa bayi, dan kanak-kanak. 2. Tubuh manusia, dan obat-obatan rakyat 3. Rumah, dan pekerjaan rumah tangga 4. Mata pencaharian, dan hubungan sosial 5. Perjalanan dan perhubungan 6. Cinta, pacaran, dan menikah 7. Kematian dan adat pemakaman. Universitas Sumatera Utara 38 Dari ketujuh klasifikasi yang di buat oleh Hand. Ada beberapa subbagian yang tidak ada pantang larangnya. subbagian tersebut adalah bagian obat-obatan rakyat, rumah, hubungan sosial, perhubungan, cinta, pacaran, serta pemakaman. Hal ini disebabkan, subbagian tersebut tidak memiliki PL, khususnya PL yang terdapat pada masyarakat melayu di kecamatan Siantan. Klasifikasi pantang larang yang terdapat di kecamatan Siantan yang dibuat oleh Wayland D. Hand dapat dijelaskan sesuai dengan tabel. Tabel 2. Klasifikasi PL di kecamatan Siantan berdasarkan klasifikasi Hand. No Klasifikasi Pantang Larang Jumlah Pantang Larang di Kecamatan Siantan 1. Lahir, Masa Bayi, Kanak-Kanak a. Pantang Larang Sekitar Kelahiran. b. Pantang Larang Anak Bayi c. Pantang Larang Kanak-Kanak d. Pantang Larang Anak Gadis dan Anak Bujang 54 PL 7 PL 38 PL 20 PL

2. Pantang Larang Berkaitan Dengan Tubuh