commit to user
6 dalam beberapa tulisan Jameson mengenai budaya postmodern ketika dia
membicarakan tentang pembinasaan ”semi-otonomi lingkup budaya” yang digantikan oleh “ekspansi budaya yang luar biasa dalam kalangan masyarakat,
sampai titik dimana segala sesuatu dalam kehidupan masyarakat dapat dikatakan telah menjadi ‘berbudaya’ Jameson dalam Featherstone, 1984: 87.
B. Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan manusia dalam menggunakan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhannya. Berkaitan dengan semakin berkurang atau habisnya
nilai guna barang atau jasa, konsumsi dapat diartikan juga sebagai kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang atau jasa dalam rangka
memenuhi kebutuhan Suyanto Nurhadi, 2007 : 54. Barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang satu
tidaklah selalu sama dengan konsumen yang lainnya. Demikian pula, barang dan jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang sama dapat
berbeda untuk kondisi yang berbeda. Alasannya pola konsumsi tiap orang dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang membuat tingkat
kebutuhan terhadap barang dan atau jasa menjadi beraneka ragam. Perbedaan itu menunjukkan adanya keberagaman kebutuhan akan
barang dan atau jasa. Keberagaman itu membuktikan adanya pola komsumsi yang berbeda untuk tiap orang pada jangka waktu tertentu.
Pada dasarnya , pola konsumsi dipengaruhi oleh sejumlah faktor berikut ini:
1. Usia.
2. Jenis kelamin.
3. Tingkat pendidikan.
4. Harga barang jasa.
5. Kebudayaan masyarakat sekitar.
6. Jenis pekerjaan.
7. Jumlah anggota keluarga.
8. Pendapatan.
9. Agama.
10. Lingkungan tempat tinggal. 11. Gaya hidup.
commit to user
7 karena itulah kebutuhan konsumen yang satu dengan konsumen lainnya
berbeda Suyanto Nurhadi, 2007 : 54. Manusia melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan. Dalam melakukan kegiatan konsumsi, manusia melakukan berbagai pilihan. Pilihan untuk mengkonsumsi barang atau jasa tertentu
tidak muncul begitu saja. Pilihan tersebut didorong oleh alasan tertentu yang disebut motif konsumsi. Macam motif konsumsi dapat dibedakan
menurut beberapa motif sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan keuntungan. 2. Ingin mendapatkan pengakuan.
3. Ingin menolong orang lain. 4. Ingin menaikan kedudukan.
Suyanto Nurhadi, 2007 : 54. Meskipun perilaku konsumtif terkesan negatif karena sering dihubungkan
dengan sifat berfoya–foya, perilaku konsumtif juga memiliki aspek positif, yaitu : 1. Termotifasi untuk meningkatkan pendapatannya agar bisa membeli barang
dan atau jasa yang lebih banyak lebih baik kualitasnya. 2. Menciptakan “pasar” bagi produsen, sehingga produsen bisa memproduksi
dengan jumlah yang lebih banyak. 3. Jika produsen meningkatkan produksinya, bisa menambah lapangan
pekerjaan. 4. Kalau lapangan pekerjaan bertambah, maka pengangguran berkurang.
5. Kalau pengangguran berkurang, maka pendapatan masyarakat meningkat. 6. Kalau pendapatan masyarakat meningkat, maka keadaan masyarakat
menjadi lebih baik. 7. Perilaku konsumtif juga mendorong produsen untuk meningkatkan
teknologi dalam berproduksi agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang berkembang.
commit to user
8 sedangkan aspek negatif perilaku konsumtif, yaitu:
1. Mengurangi kesempatan untuk melakukan tabungan. 2. Kalau tabungan rendah, maka investasi juga rendah.
3. Jika investasi rendah, maka pendapatan akan cenderung rendah. 4. Perilaku komsumtif cenderung melupakan kebutuhan yang akan datang.
5. Hidup berfoya–foya menimbulkan kecemburuan sosial. Suyanto Nurhadi, 2007 : 54.
C. Kapitalisme