commit to user
12
BAB III GAYA HIDUP MEMBELI
SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS
A. Implementasi Teoritis
Membeli adalah satu dari sekian aktivitas konsumsi begitu rutin dilakukan. Dari kegiatan ekonomi yang terjadi, begitu banyak idea-idea
kreativitas terlahir. Sejalan dengan proses perkembangan zaman yang dibungkus dengan gejolak globalisasi dan ekspansi kapitalisme universal, seiring itu pula
nilai-nilai penting dalam kemanusiaan ikut tergerus dalam satu pola ritme konsumsi kosmopolitan yang hanya mengedepankan prestis.
Pekembangan kapitalisme yang luar biasa telah menciptakan tatanan kelas baru dalam masyarakat. Masyarakat begitu banyak diberi pilihan, mereka
bebas menentukan gaya hidup mereka melalui apa yang dikonsumsinya. Mereka mengekspresikan gaya hidup melalui fast food sebagai obyek-obyek dan simbol-
simbol sosial. Karena seperti diketahui, kapitalisme masuk melalui tiga lini, satu diantaranya adalah makanan food, kemudian yang dua lainnya adalah fashion
dan fun. Pada akhirnya makna membeli bukan lagi menukarkan uang dengan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup fungsional,
tetapi sudah menjadi sebuah gaya hidup lifestyles hingga tujuan membelipun bergeser dari kebutuhan need menjadi hasrat desire bahkan menjadi keinginan
want.
commit to user
13 Ironisnya, masyarakat terlena dalam ketidaksadaran ketika melakukan
proses konsumsi. Ketidaksadaran dalam konsumsi menempatkan masyarakat sebagai korban. Anehnya masyarakat begitu menikmati keterjajahan itu, mereka
bangga dengan produk-produk fast food yang dikonsumsinya. Bukan nilai kenyang saja yang ingin didapat, tetapi nilai dari brand produk–produk fast food
itu yang lebih utama, sebagai eksistensi mereka dalam status sosial. Mereka begitu sadar akan merk, apa yang masuk dalam lambung mereka
haruslah merk produk–produk fast food tertentu yang mampu mewakili citra gaya hidup mereka. Keadaan sadar merk inilah yang membuat masyarakat menjadi
pecandu prestis. Dampaknya masyarakat mencari identitas diri melalui merk fast food
tertentu sebagai simbol status sosial mereka. Konsumsi tidak lagi diartikan mereka sebagai satu lalu lintas benda, akan tetapi menjadi sebuah panggung
sosial, yang di dalamnya makna-makna sosial diperebutkan, yang di dalamnya terjadi perang posisi di antara anggota-anggota masyarakat yang terlibat. Budaya
membeli yang berkembang merupakan pembentukan personalitas, gaya, citra, gaya hidup masyarakat. Pada akhirnya merk fast food menjadi sebuah cermin
tempat para masyarakat menemukan identitas diri dalam kehidupan. Pada era kapitalisme sekarang ini proses membeli sudah berubah
menjadi gaya hidup, dengan masyarakat sebagai obyek yang siap diadu gengsi dan pertarungan prestisnya, dalam tatanan status sosial. Pertarungan yang tidak
akan pernah selesai, karena produk akan selalu memperbarui diri. Dan ketika
commit to user
14 masyarakat bertarung dengan produk maka selamanya masyarakat tidak akan
pernah memenangkan pertarungan yang sesungguhnya tidak seimbang itu. Sebuah pertarungan yang musuh sesungguhnya adalah diri sendiri.
B. Implementasi Visual