Batasan Rumusan Tujuan Manfaat Globalisasi Budaya

commit to user 3 “You want us to consume, OK, let’s consume always more, and anything whatsoever; for any useless and absurd purpose” Baudrillard dalam Best and Kellner, 1991: 131. Fenomena ini menjadi semacam bahasa baru bagi laju peradaban manusia, sebuah budaya yang begitu menyedihkan, dan cukup layak mendapat tempat untuk diperhatikan serta mencari upaya solutif menuju kehidupan yang lebih baik. Dari paparan di atas, maka penulis bermaksud ingin mengambil tema fenomena gaya hidup membeli lifestyles sebagai sumber ide kreatif dalam proses penciptaan karya seni lukis.

B. Batasan

Dalam pengantar karya Tugas Akhir ini, penulis membatasi pembahasan hanya terhadap budaya membeli masyarakat pada masa kini, yang telah mengalami pergeseran pada maknanya. Membeli bukan lagi transaksi menukarkan uang dengan barang atau jasa untuk pemenuhan kebutuhan dalam hidup, tetapi sudah menjadi sebuah gaya hidup dalam status sosial. Membeli menjadi sebuah upaya pemenuhan prestis akan diri, melalui produk–produk tertentu yang menjadi simbol dalam status sosial sebagai dampak dari globalisasi budaya dan kapitalisme modern. commit to user 4

C. Rumusan

1. Bagaimana yang dimaksud dengan gaya hidup membeli ? 2. Nilai–nilai apakah yang ada dalam gaya hidup membeli ? 3. Bagaimana visualisasi dari tema gaya hidup membeli ke dalam karya lukis?

D. Tujuan

1. Mengetahui secara terperinci tentang gaya hidup membeli. 2. Merumuskan nilai–nilai gaya hidup membeli, sebagai pesan dalam karya. 3. Memvisualisasikan tema gaya hidup membeli ke dalam karya seni lukis.

E. Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah : 1. Sebagai landasan berkarya bagi penulis untuk berusaha menghasilkan karya seni terutama seni lukis. 2. Dapat memberikan wacana kepada masyarakat, tentang fenomena gaya hidup membeli yang dewasa ini tengan berkembang. 3. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi diri penulis dan pembaca pada umumnya. commit to user 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Globalisasi Budaya

Budaya global global culture adalah sebuah konsep yang menjelaskan tentang mendunianya berbagai aspek kebudayaan, yang di dalam ruang global tersebut terjadi proses penyatuan, kesalingberkaitan, dan kesalingterhubungkan. Oleh sebab itu, budaya global sering diidentikan dengan proses penyeragaman budaya atau imperialisme budaya Piliang, 2004: 285. Selama dekade terakhir abad kedua puluh, tumbuh kesadaran di antara wiraswastawan, politikus, ilmuwan sosial, pemimpin masyarakat, aktivis akar rumput, seniman, ahli sejarah budaya dan orang-orang biasa dari berbagai bidang bahwa sedang muncul suatu dunia baru, dunia yang dibentuk teknologi baru, struktur sosial baru, ekonomi baru, dan kebudayaan baru. “Globalisasi” menjadi istilah yang digunakan untuk meringkaskan segala perubahan luar biasa dan momentum yang tampak tak tertahankan, yang dirasakan jutaan orang Capra, 2005: 145. Peran budaya dalam kapitalisme baru sebagai salah satu pelimpahan budaya yang dimunculkan oleh adanya logika bentuk komoditas Jameson dalam Featherstone, 1979: 131, misalnya, telah menulis bahwa budaya merupakan “unsur yang sangat penting dalam masyarakat konsumen itu sendiri; tidak ada masyarakat yang benar-benar dipenuhi dengan tanda dan imaje seperti halnya masyarakat konsumen ini”. Pernyataan ini baru-baru ini telah dimasukkan ke commit to user 6 dalam beberapa tulisan Jameson mengenai budaya postmodern ketika dia membicarakan tentang pembinasaan ”semi-otonomi lingkup budaya” yang digantikan oleh “ekspansi budaya yang luar biasa dalam kalangan masyarakat, sampai titik dimana segala sesuatu dalam kehidupan masyarakat dapat dikatakan telah menjadi ‘berbudaya’ Jameson dalam Featherstone, 1984: 87.

B. Konsumsi