1 Konseling Menyusui Pengaruh Konseling Menyusui terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2012

BAB 5 PEMBAHASAN

5. 1 Konseling Menyusui

Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang mendapatkan konseling menyusui lebih banyak pada kelompok kasus 41,3 dari pada kelompok kontrol 10,9. Keadaan ini menyatakan bahwa semakin banyak ibu yang mendapatkan konseling menyusui secara lengkap, maka semakin banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Pelaksanaan konseling menyusui di Kabupaten Aceh Timur di sebabkan adanya kerja sama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur dengan UNICEF dalam upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif dalam bentuk pelatihan konseling menyusui. Peserta pelatihan konseling menyusui di Kabupaten Aceh Timur adalah petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan, perawat dan tenaga gizi. Salah satu tujuan dan indikator keberhasilan dari pelatihan konseling menyusui di Kabupaten Aceh Timur adalah diharapkan dengan pelatihan tersebut mampu merubah perilaku petugas kesehatan selalu melaksanakan inisiasi menyusu dini IMD dalam setiap pertolongan persalinan serta selalu mendukung pemberian ASI eksklusif misalnya dengan memberikan konseling menyusui pada ibu sejak antenatal care ANC sampai menyusui, dan tidak memberikan susu formula pada bayi setelah lahir. Konseling menyusui di Kabupaten Aceh Timur dilaksanakan dalam bentuk 7 pertemuan ASI 7 kontak ASI kepada ibu hamil dan ibu menyusui beserta keluarga, Universitas Sumatera Utara yang dilaksanakan di tempat pelayanan kesehatan maupun di rumah ibu. Hal ini disebabkan tidak semua ibu melakukan pemeriksaan dan melahirkan ketempat pelayanan kesehatan, sehingga bidan desa melakukan kunjungan ke rumah ibu tersebut. Pelaksanaan konseling menyusui dipuskesmas ada yang dilaksanakan langsung diruang pemeriksaan dan ada yang dilaksanakan diruang khusus untuk melaksanakan konseling. Dari empat puskesmas yang menjadi tempat penelitian hanya Puskesmas Peurlak Barat yang memiliki ruangan khusus untuk pelaksanaan konseling. Dari hasil observasi peneliti di puskesmas Peurlak Barat, setelah ibu hamil dan ibu menyusui dilakukan wawancara dan pemeriksaan, jika ibu tersebut perlu dilakukan konseling menyusui maka ibu tersebut dan keluarganya jika ada dibawa keruangan konseling untuk dilakukan konseling, sedangkan dipuskesmas lainnya langsung dilakukan konseling menyusui di ruang pemeriksaan. Pelaksanaan konseling menyusui oleh bidan desa dilakukan di posyandu maupun dirumah bidan dan dirumah ibu. Konseling dilkasanakan disposyandu jika ibu melakukan pemeriksaan diposyandu, konseling dilaksanakan dirumah bidan jika ibu melakukan pemeriksaan dirumah bidan, sambil memeriksa bidan juga melakukan konseling sampai dengan selesai pemeriksaan. Konseling dilaksanakan dirumah ibu jika ibu tidak melakukan pemeriksaan kebidan, hal ini dilakukan oleh bidan desa dimana ibu tersebut tinggal, karena konseling ASI tersebut harus dilaksanakan oleh bidan sebanyak 7 pertemuan ASI sesuai dengan jadwalnya. Jika persalinan ibu Universitas Sumatera Utara ditolong oleh bidan lain atau selain dari bidan, maka bidan desa tersebut harus tetap melakukan kunjungan kerumah ibu tersebut untuk dilkukan konseling menyusui. Dari ketujuh pertemuan konseling menyusui yang sering tidak dilakukan pada pertemuan ke-tiga setelah persalinan dalam bentuk IMD. Hal ini disebabkan oleh keadaan umum ibu lemah, pendarahan, sakit perut, ibu mau istirahat, bayi menangis, keluarga tidak mengizinkan, melahirkan dimalam hari, ibu dan bayi kedinginan, mati lampu, bidan merasa lelah, bidan dipanggil pasien lain dan ada pekerjaan bidan lain yang harus segera diselesaikan. Keadaan ini juga sangat didukung oleh karakteristik ibu antara lain tempat tinggal di desa terpencil 80,4, sangat terpencil 8,7, pendidikan SD 32,6. Pelaksanaan Konseling menyusui juga sangat di dukung oleh tempat ibu bersalinan dan siapa penolong persalinan ibu tersebut. Ibu yang mendapatkan pertemuan ASI yang ke-tiga sebahagian besar tempat persalinan mereka di puskesmas dan di posyandu plus dengan penolong persalinan mereka adalah bidan yang telah mengikuti pelatihan konseling menyusui. Ibu yang tidak melakukan pertemuan ASI ke-tiga sebahagian besar tempat persalinan mereka adalah di rumah dan di klinik swasta. IMD lebih dominan dilaksanakan bagi ibu yang melahirkan di puskesmas dan posyandu plus, disebakan antara lain : di pelayanan kesehatan pemerintah mendapatkan penyuluhan tentang IMD oleh petugas kesehatan, jumlah petugas kesehatan yang ikut menolong lebih dari satu orang, sedangakan ibu yang bersalinan di klinik swasta belum tentu petugasnya lebih dari I orang dan melakukan IMD. Universitas Sumatera Utara Pada kelompok kontrol dari ketujuh pertemuan konseling menyusui, sebagian ibu tidak melaksanakan pertemuan konseling menyusui ke-empat, ke-lima, ke-enam dan ke-tujuh. Keadaan ini dikarenakan keluarga terutama suami tidak mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga ibu merasa takut dengan suaminya apabila ketemu dengan bidan, sehingga bidan juga merasa enggan datang kerumah ibu tersebut setelah persalinan, dikarenakan keluarga terutama suami kurang berkenan terhadap kehadiran bidan dirumahnya. Keadaan ini juga didukung oleh kondisi tempat tinggal, tempat persalinan dan penolong persalinan , dimana seluruh ibu yang tidak mendapat konseling menyusui tersebut tinggal di daerah desa dengan kriteria desa sangat terpencil, persalinan dirumah dan persalinannya ditolong oleh dukun bayi. Pelaksanaan konseling menyusui yang ke-tiga yaitu pencarian puting payudara sesaat setelah bayi baru lahir atau disebut dengan IMD. IMD dapat melatih motorik bayi, dan sebagai langkah awal untuk membentuk ikatan batin antara ibu dan anak. Untuk melakukan IMD dibutuhkan waktu, kesabaran, serta dukungan dari keluarga. Bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal dengan kelahiran tanpa operasi bisa menyusui kepada ibunya tanpa dibantu pada waktu sekitar satu jam. Maka kemungkinan keberhasilan IMD hanya sekitar 50. Saat bayi mengisap puting payu dara ibu, hormon menyusui meningkat dan susu yang diproduksi bertambah, semakin sering bayi mengisap puting payu dara ibu, semangkin banyak pula Asi yang diproduksi. Pemberian ASI eksklusif sangat didukung oleh produksi ASI pasca persalinan. Salah satu faktor yang mendukung ibu memberikan ASI eksklusif Universitas Sumatera Utara dikarenakan ASInya cepat keluar, sebaliknya ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebahagian dikarenakan oleh ASInya lama keluar.

5. 2 Pemberian ASI Eksklusif