dikarenakan ASInya cepat keluar, sebaliknya ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebahagian dikarenakan oleh ASInya lama keluar.
5. 2 Pemberian ASI Eksklusif
Sampel dalam penelitian sebanyak 92 ibu, terdiri dari kelompok kasus 46 ibu dan kelompok kontrol 46 ibu. Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Aceh Timur
tahun 2011 sebanyak 15,8, sementara target nasional untuk cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2010 adalah 80. Ibu yang memberikan ASI eksklusif
sebahagia besar bertempat tinggal di desa dengan kriteria desa terpencil sebanyak 80,4 dibandingkan dengan desa biasa dan desa sangat terpencil. Keadaan ini
dikarena jumlah desa terpencil lebih banyak dibandingkan jumlah desa biasa dan desa sangat terpencil. Alasan Ibu tidak memberikan ASI eksklusif disebabkan ASI lama
keluar, produksi ASI sedikit, bayi menangis, bahkan ada sebahagian kecil ibu mengatakan keluarganya terutama suami dan ibunya tidak mendukung bayinya hanya
diberikan ASI saja selama 6 bulan. Masih rendahnya proporsi ibu yang menyusui secara eksklusif pada bayinya berdampak pada status kesehatan bayi. Rendahnya
cakupan pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan oleh kebiasaan di masyarakat Aceh, terutama suami, orang tua dan mertua memberikan madu pada bayi segera
setelah bayi lahir. Pemberian larutan gula, pisang, susu formula sehari setelah bayi lahir kepada bayinya dengan alasan bayi kelaparan bila hanya diberikan ASI saja.
Kabupaten Aceh Timur merupakan kabupaten dimana wilayahnya terdiri dari perbukitan, lautan dan dataran rendah. Kriteria desa lebih banyak desa terpencil,
Universitas Sumatera Utara
sehingga memiliki prilaku yang berbeda beda sesuai dengan karakteristik tempat tinggal masing- masing. Tingkat kepercayaan masyarakat Aceh Timur tentang
pemberian ASI eksklusif masih rendah, hal dapat dilihat persentase pemberian ASI eksklusif pada tahun 2011 sebanyak 15,8.
Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif di setiap pertemuan bidan dengan ibu. Bidan desa menyatakan bahwa mereka hanya
bisa memantau ibu dari jarak jauh dan tidak bisa selalu mengontrol ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya, terutama mereka yang tinggal di desa terpencil dan
sangat terpencil. Hal ini dikarenakan tempat tinggal bidan desa dengan rumah ibu berjauhan ± 1-2 km, kecuali ibu yang bertempat tinggal disekitar tempat kediaman
bidan. Bagi ibu – ibu yang bertempat tinggal jauh dari rumah bidan banyak ibu yang sudah memberikan makanan tambahan kepada bayinya tanpa sepengetahuan bidan.
Hal ini menunjukan bahwa selain konseling menyusui, faktor jarak tempat tinggal ibu dengan bidan juga dapat mendorong ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini
dapat dilihat bahwa terdapat 15,2 ibu yang bekerja dan 2,2 ibu melahirkan dengan tindakan operasi tetap memberi ASI secara ekslusif, ternyata tempat tinggal
mereka disekitar tempat tinggal bidan desa maupun bidan puskesmas. Hal ini dikarenakan selain bidan melaksanakan konseling menyusui, bidan juga bisa
memantau langsung hasil konseling menyusui tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5. 3 Pengaruh Konseling Menyusui Terhadap Pemberian ASI Eksklusif