1983 berada pada kategori sedang untuk faktor pembatas ancaman banjir dan muka air tanah.
4.2. Kapasitas Lindi Dengan Neraca Thornthwaite
Pembentukan air lindi dipengaruhi oleh karakteristik sampah organik dan
anorganik. Timbulan sampah Kota Medan yang ditangani Dinas Kebersihan Kota
Medan berasal dari sampah rumah tangga, perkantoran, pertokoan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, industri dan kawasan wisata. Sampah yang diangkut oleh
Dinas Kebersihan Kota Medan adalah sampah organik ataupun anorganik seperti kertas, plastik, kayu, kain, karet, logam dan lainnya. Adapun komposisi sampah
TPA Terjun dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Komposisi sampah TPA Terjun No
Komposisi Jumlah
Jumlah
1 Organik
1583,18 74,07
2 Kertas
84,98 3,98
3 Plastik
190,15 8,90
4 Kayu
38,30 1,79
5 Kain
29,12 1,36
6 Karet
10,87 0,51
7 Logam
2,74 0,13
8 Kaca
18,89 0,88
9 Bongkahan
18,89 0,88
10 B3
6,39 0,30
11 Pampers
33,46 1,57
12 Lainnya
120,30 5,63
Jumlah 2137,27
100,00 Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2012
Pembentukan air lindi dipengaruhi oleh karakteristik sampah. Sampah yang masuk kedalam TPA Terjun sebesar 74,07 merupakan sampah organik,
sedangkan sampah anorganik 25,93 . Hal ini dapat dilihat melalui grafik berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Komposisi sampah TPA Terjun
Pada penelitian sebelumnya, Sulinda 2004 menyatakan bahwa pada musim hujan kuantitas air lindi lebih banyak dibandingkan dengan musim
kemarau. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi iklim akan mempengaruhi kuantitas air lindi yang dihasilkan.
Lindi yang timbul setelah pengoperasian selesai, dapat diperkirakan dengan menggunakan suatu metoda yang disebut Metoda Neraca Air Water
Balance Method . Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas perkolasi
dalam Metoda Neraca Air ini adalah Presipitasi, Evapotranspirasi, Surface run- off
, dan Soil moisture storage. Proses perjalanan air lindi hampir sama dengan proses perjalan air dalam siklus hidrologi sehingga mempengaruhi kualitas air
tanah dan air permukaan yang menjadi sumber kehidupan, oleh karena itu air lindi ini harus diolah agar tidak mencemari air yang penggunaannya diperuntukkan
dalam kehidupan sehari – hari. Metoda neraca air ini didasari oleh asumsi bahwa lindi hanya dihasilkan dari curah hujan yang berhasil meresap masuk ke dalam
timbunan sampah perkolasi. Beberapa sumber lain seperti air hasil dekomposisi
74,07 3,98
8,90 1,79
1,36 0,51 0,13
0,88 0,88
0,30 1,57
5,63
Komposisi Sampah
Organik Kertas
Plastik kayu
Kain Karet
Logam Kaca
Bongkahan B3
Pampers Lainnya
Universitas Sumatera Utara
sampah, infiltrasi muka air tanah, dan aliran air permukaan lainnya dapat diabaikan. Air hujan yang masuk ke dalam sampah akan meresap ke dalam tanah
dalam bentuk infiltrasi. Sebagian air mengalir secara gravitasi yang disebut run off,
air hujan disertai sampah ini akan mempengaruhi aliran permukaan. Air infiltrasi sebagian akan diserap oleh tanaman sebagai evapotranspirasi, sebagian
lagi terperkolasi masuk lebih dalam ke dalam tanah yang akan mempengaruhi penyimpanan air tanah. Metode Neraca Air yang digunakan pakar geofisika dan
meteorology, geohidrologi, geografi dan geologi adalah metode thornthwaite selain metode penman dan rumus Truck. Keunggulan rumus Thronthwaite adalah
kesederhanaan data yang diperlukan dan kesederhanaan cara perhitungannya Nugroho, 1989.
Gambar 4.3. Skema terjadinya air lindi
Pada daerah dengan curah hujan yang tinggi akan membentuk kuantitas air lindi yang lebih banyak, walaupun konsentrasi kontaminannya bahan organik,
anorganik dan lain-lain akan lebih sedikit daripada di daerah yang curah hujannya rendah. TPA Terjun yang berlokasi di Medan Marelan memiliki curah
Universitas Sumatera Utara
hujan dan Temperatur dari Tahun 2007 hingga 2011 yang disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 4.4 Curah hujan stasiun marelan dan sekitarnya mm
Tahun Jan
Feb Mar
Apr Mei
Jun Jul
Agus Sept
Okt Nov
Des 2007
212 15
11 104
339 179
331 172
308 428
450 357
2008 53
15 121
153 125
62 219
257 254
435 233
194 2009
103 4
44 57
58 31
58 49
97 61
50 19
2010 131
66 27
47 68
197 129
181 148
144 248
219 2011
201 98
256 209
226 115
146 269
215 364
236 247
Rerata 140
39.6 91.8