a b
Gambar 4.4. a Global Positioning System GPS b Pengambilan data menggunakan GPS
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perkolasi tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 124,9 mm dan luas lahan 3,16 Ha maka debit yang diolah adalah
3946,84 m
3
bulan. Adapun debit lindi Q yang harus diolah per hari adalah = 3946,84
�
3
����� 30
ℎ������ =
131,56 �
3
ℎ� 24
���ℎ� � 3600 ������ = 0,015
�
3
��� = 1,5
����
4.3. Kualitas Lindi
Sampah yang dibiarkan terbuka bukan hanya mengakibatkan pencemaran udara akibat bau. Sampah yang menggunung akan menghasilkan lindi leacheate
yakni limbah cair, baik yang berasal dari proses pembusukan sampah maupun karena pengaruh luar. Kedua hal itu akan memengaruhi kuantitas dan kualitas
lindi . Kualitas lindi itu masih dipengaruhi komposisi atau karakteristik sampah yang dibuang, umur timbunan, dan pola operasional TPA. Semakin banyaknya
lindi, maka semakin berpotensi untuk masuk ke dalam air tanah dan mencemari
Universitas Sumatera Utara
sumur. TPA Terjun yang belum memiliki pengumpul lindi menyebabkan lindi keluar dari timbunan sampah dan mengalir mengikuti kemiringan lahan, termasuk
mengalir menuju drainase. Lindi yang dihasilkan dari sampah mengandung senyawa pathogen dari beberapa senyawa kimia organik dan anorganik
Susanto, J.P, 2004. Selain itu juga mengandung amoniak, timbal dan mikroba parasit
seperti kutu air sarcoptes sp yang menyebabkan gatal air Susanto, J.P, 2004.
Berikut kualitas lindi yang berada dekat parit pembuangan depan pos jaga, pintu masuk TPA Terjun.
Tabel 4.8. Kualitas air lindi TPA Terjun
No Parameter
Satuan Kualitas Lindi 2011
Baku Mutu
Keterangan September
Oktober 1
pH -
8,04 8,10
5 – 9 Sesuai Baku
Mutu 2
Suhu 30,7
C 30,5
Dev 5 Sesuai Baku
Mutu 3
BOD mgl
5
325 322
12 Tidak sesuai
Baku Mutu 4
COD mgl
542 540
100 Tidak sesuai
Baku Mutu 5
TSS mgl
260 268
400 Sesuai Baku
Mutu 6
H
2
mgl S
2,51 2,44
- Sesuai Baku
Mutu 7
NH
3
mgl N
1,23 1,25
- Sesuai Baku
Mutu 8
Cr Total mgl
0,011 0,010
1 Sesuai Baku
Mutu PP 822001 Kelas IV
- diatas menyatakan bahwa untuk parameter tersebut tidak dipersyaratkan Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2012
Lindi pada TPA Terjun pada saat ini dimanfaatkan untuk mengairi sawah yang dekat dengan lokasi TPA sehingga air lindi perlu dianalisa berdasarkan baku
mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas IV air yang peruntukannya dapat
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Pada Tabel 4.8
dapat dilihat bahwa parameter BOD
5
Lindi mengandung senyawa Bahan Bahaya Beracun B3. Limbah Bahan Bahaya Beracun B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan dapat
menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta mahluk hidup lainnya PP No. 74 Tahun 2001. Keberadaan kromium dengan konsentrasi
yang tinggi dalam limbah cair industri menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan. Dampak kelebihan kromium pada tubuh akan terjadi pada kulit,
saluran pernafasan, ginjal dan hati Pengaruh terhadap saluran pernafasan yaitu iritasi paru-paru akibat menghirup debu kromium dalam jangka panjang dan
mempunyai efek juga terhadap iritasi kronis, polyp, tracheobronchitis dan pharingitis kronis Joko, 2003. Limbah B3 akan berbahaya pada tubuh jika tidak
diolah. Pada Tabel 4.8 nilai Krom Cr Total masih rendah senilai 0,011 sehingga tetap diperlukan pengolahan. Menurut Nordberg., et all 1986 dalam Widowati
2008 logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang
dan COD masih tidak sesuai baku mutu yang telah ditetapkan dalam PPRI No 82 Tahun 2001. Parameter BOD dan COD
yang tinggi menunjukkan bahwa lindi berpotensi mencemari lingkungan dan perlunya pengolahan. Parameter BOD dan COD menunjukkan adanya oksigen
terlarut dalam air untuk menunjang kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kemampuan air untuk membersihkan pencemaran secara alamiah banyak
tergantung kepada cukup tidaknya kadar oksigen terlarut.
Universitas Sumatera Utara
melalui proses ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama di perairan telah terkontaminasi tercemar logam berat maka proses
pembersihannya akan sulit sekali dilakukan maka perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin.
4.4. Instalasi Pengolahan Lindi 4.4.1. Saluran Pengumpul Lindi