BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Aspek Sampah
Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena
sudah tidak berguna atau tidak diperlukan lagi, Tchobanoglous et.al.,1993. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam pengaturan terhadap timbulan
sampah, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan dan pengolahan serta pembuangan sampah dengan menggunakan suatu cara sesuai
dengan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, perlindungan alam, keindahan dan pertimbangan lainnya, serta
mempertimbangkan masyarakat luas Tchobanoglous et.al.,1993. Total produsen sampah Kota Medan 2.567.288 jiwa, ratio timbulan
sampah jiwahari : 0,60 Kg dengan berat sampah rata - ratam
3
Menurut Tchobanoglous 1993, komposisi sampah dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu:
: 250 kg, Timbulan sampah Kota Medan perhari 887,75 tonhari. Jumlah volume
sampah yang terangkut oleh truk pengangkut sampah ke tempat TPA per hari adalah 700 ton, berarti hanya 80 sampah yang terangkut dari total
produksi sampah kota Medan.
1. Komposisi fisik sampah Secara fisik terdiri dari sampah basah garbage, sampah halaman,
taman, kertas, kardus, kain, karet, plastik, kulit, kayu, kaca, logam, debu, dan lain-lain. Informasi mengenai komposisi fisik sampah diperlukan untuk
Universitas Sumatera Utara
memilih dan menentukan cara pengoperasian setiap peralatan serta fasilitas- fasilitas lainnya, memperkirakan kelayakan pemanfaatan kembali sumber daya
dan energi dari sampah, serta sebagai perencanaan fasilitas pembuangan akhir. 2. Komposisi kimia sampah
Umumnya komposisi kimia sampah terdiri dari unsur Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Fosfor, serta unsur lainnya yang terdapat dalam
protein, karbohidrat, dan lemak. Untuk mengetahui komposisi kimia sampah, perlu dilakukan analisa kandungan kimia sampah di laboratorium. Unsur-unsur
kimia yang diselidiki tergantung dari alternatif cara pengolahan sampah yang akan dievaluasi.
Dari komposisi sampah yang telah diperoleh dapat diketahui karakteristik sampah yang mencakup:
1. Persentasi masing-masing komponen sampah Persentasi komponen sampah perkotaan bervariasi terhadap lokasi, musim,
ekonomi, kondisi daerah dan banyak faktor lainnya. Oleh karena itu, distribusi persentasi komponen sampah merupakan faktor yang menentukan dalam
proses kebijaksanaan pengelolaannya. 2. Kepadatan sampah
Kepadatan sampah menyatakan berat sampah per satuan volume Tchobanoglous, 1993. Data kepadatan sampah penting untuk menentukan
jenis peralatan pengumpul dan peralatan pemindahan. Selain itu, digunakan juga untuk merencanakan sistem pembuangan akhir sebab rendahnya
kepadatan densitas sampah mengakibatkan meningkatnya luas areal yang diperlukan untuk pembuangan akhir dan penurunan permukaan tanah setelah
Universitas Sumatera Utara
penimbunan. Kepadatan sampah berbeda-beda nilainya tergantung dari lokasi, musim, dan lamanya di pewadahan penyimpanan.
3. Kadar Air Sampah Kadar air sampah biasanya dinyatakan sebagai berat air per satuan berat
basah atau berat kering sampah. Kadar air sampah merupakan faktor yang penting untuk merencanakan dan pengoperasian incinerator yang akan
berpengaruh terhadap nilai kalor dan karakteristik pembakaran sampah. Besarnya kadar air sampah pada setiap tempat tergantung dari musim,
kelembaban, keadaan iklim, dan komposisi sampah itu sendiri. 4. Distribusi Ukuran Partikel Sampah
Distribusi ukuran partikel sampah mempengaruhi dua hal dalam perencanaan pengolahan sampah, yaitu:
a. Kebutuhan untuk pemadatan dan tanah penutup pada sanitary landfill. Semakin besar ukuran partikel sampah, semakin lama pemadatan
dilakukan dan semakin banyak diperlukan tanah penutup. b. Kebutuhan untuk mengurangi mereduksi ukuran dengan shredding
pendahuluan untuk pengomposan produksi biogas atau insinerasi. Pada pengomposan dan produksi biogas ukuran partikel yang kecil akan
mempercepat proses pembusukan. Pada insinerasi, tujuan dari pengecilan ukuran partikel adalah untuk memperluas permukaan sampah sehingga
mempercepat penguapan dan menurunkan kadar air dari sampah yang akan dibakar.
3.2. Tempat Pembuangan Akhir TPA