Akibat Hukum Dari Perjanjian

d. Perjanjian publik, yaitu perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh hukum publik karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa pemerintahan, misalnya perjanjian ikatan dinas dan perjanjian pengadaan barang pemerintah Keppres No. 29 tahun 1984.

H. Akibat Hukum Dari Perjanjian

Undang-undang menentukan bahwa perjanjian yang sah berkekuatan sebagai undang-undang. Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali, selain kesepakatan kedua belah pihak atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Persetujuan- persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Dengan istilah semua pembentuk undang-undang menunjukkan bahwa perjanjian yang dimaksud bukanlah semata-mata perjanjian bersama, tetapi juga meliputi perjanjian yang tidak bernama. Di dalam istilah semua itu terkandung suatu asas yang dikenal dengan asas partij autonomie. 11 1. Isi perjanjian, Dengan istilah sesecara sah pembentuk undang-undang hendak menunjukkan bahwa pembuatan perjanjian harus menurut hukum. Semua persetujuan yang dibuat menurut hukum atau secara sah adalah mengikat. Yang dimaksud dengan secara sah disini ialah bahwa perbuatan perjanjian harus mengikuti apa yang ditentukan oleh Pasal 1320 KUH Perdata. Akibat dari apa yang diuraikan pada ayat 1 tadi melahirkan apa yang disebut pada ayat 2, yaitu perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali secara sepihak kecuali kesepakatan antara keduanya. Dalam ayat 1 dan ayat 3 terdapat asas kedudukan yang seimbang diantara kedua belah pihak. Undang-undang mengatur tentang isi perjanjian dalam Pasal 1329 KUH perdata. Dari dua ketentuan ini, disimpulkan bahwa isi perjanjian terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : 11 Munir Fuady, Hukum Kontrak, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 45. Universitas Sumatera Utara 2. Kepatuhan 3. Kebiasaan. Isi perjanjian ialah apa yang dinyatakan secara tegas oleh kedua belah pihak di dalam perjanjian itu. Kepatuhan adalah ulangan dari kepatuhan yang terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata. Kebiasaan adalah yang diatur dalam Pasal 1339 KUH Perdata berlainan dengan yang terdapat dalam Pasal 1347 KUH Perdata. Kebiasaan yang tersebut dalam Pasal 1339 KUH Perdata bersifat umum, sedangkan yang disebut Pasal 1327 KUH perdata ialah kebiasan yang hidup di tengah masyarakat khusus bestending gebruikelijk beding, misalnya pedagang. Yang dimaksud dengan undang-undang di atas adalah undang- undang pelengkap, undang-undang yang bersifat memaksa tidak dapat dilanggar oleh para pihak. Urutan isi perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1339 KUH Perdata, mengenai keputusan peradilan mengalami perubahan sehingga urutan dari elemen isi perjanjian menjadi sebagai berikut : 1. Isi perjanjian 2. Undang-undang 3. Kebiasaan 4. Kepatuhan Universitas Sumatera Utara BAB III SIARAN TELEVISI MULTIMEDIA BERBAYAR SATELIT A. Pengertian dan Fungsi Televisi Media massa secara garis besarnya dikelompokkan menjadi : 1. Media massa tradisional seperti pertunjukan teater tradisonal seperti wayang, ludruk, randai, kentongan dan lain-lain. 2. Media massa modern, yaitu media elektronika yang terdiri dari radio, televisi dan film dan media cetak yang lazim disebut pers. 12 Berdasarkan urut-urutan kemunculannya di tengah masyarakat yang pertama adalah pers, lalu film, radio dan yang terakhir adalah televisi. Yang disebut pers yaitu surat kabar, majalah, jurnal dan penerbitan lainnya. Televisi merupakan salah satu alat komunikasi massa yang sering dipergunakan orang. Namun kenyataan menunjukkan bahwa televisi justru yang paling cepat mengalami kemajuan. Seiring kemajuan teknologi para ahli terus melakukan inovasi di bidang pertelevisian hingga televisi kini semakin hebat saja baik warna, suara, gambar dan bahkan bentuk dan ukurannya. Demikian pula perangkat pendukung penyiaran ikut mengalami kemajuan. Hofmann mengatakan televisi berasal dari kata tele yang artinya jauh dan visi vision yang artinya pengelihatan. Segi jauhnya mengikuti prinsip radio dan segi pengelihatannya oleh gambar. 13 Dalam Bahasa Inggris disebut television, berasal dari perkataan Yunani: Tele artinya jauh, ditambah vision, yang berasal dari bahasa Latin Visio artinya melihat. Jadi artinya secara harfiah adalah “melihat jauh”. Hal ini sesuai dengan kenyataannya bahwa pada saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kota lainnya dari rumah kita masing-masing. 14 12 Ruedi Hofmann, Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi, Gramedia Widisarana Indonesia, Jakarta, 1999, hal. 18. 13 Ibid., hal. 19. 14 Ibid., hal. 21. 28 Universitas Sumatera Utara Televisi adalah salah satu mass media yang memancarkan “suara” dan “gambar” yang berarti sebagai reproduksi daripada kenyataan yang disiarkannya, melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah. Televisi sebagai media massa, mempunyai banyak kelebihan dalam penyampaian pesan-pesannya, dibandingkan dengan media massa lainnya, karena pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, sangat cepat dan aktual, terlebih lagi dalam siaran langsung life broadcast, serta dapat menjangkau ruang yang sangat luas. Sebagai komunikasi massa televisi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, adapun kelebihan dan kelemahan televisi tersebut. Menurut Soehoet kelebihan televisi : 1. Efisiensi biaya Salah satu keuntungan, televisi adalah kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi dapat menjangkau khalayak sasaran yang tidak dapat dijangkau oleh media lain. Juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media lainnya. Jangkauan massa ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. 2. Dampak yang kuat Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan sekaligus dua indeks pengalihan dan pendengar televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerja-pekerja kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, derama dan humor. 3. Pengaruh yang kuat Televisi juga mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat menghabiskan Universitas Sumatera Utara waktunya di muka televisi, sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. 15 Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Acara- acara yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya. Kelemahan televisi, 1. Biaya yang besar Kelemahan yang paling sering dalam siaran televisi adalah biaya yang besar dalam memproduksi suatu acara, walaupun biaya untuk menjangkau khalayak lebih rendah. 2. Khalayak yang tidak selektif Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif itu tetap sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. 3. Kesulitan teknis 16 a. Fungsi menyiarkan informasi. Sebagai media komunikasi, maka televisi memiliki fungsi sebagai berikut : Melalui layar televisi orang mendapat informasi tentang berbagai peristiwa yang terjadi di permukaan bumi, gagasan dan pemikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan, dilihat oleh orang lain dan sebagainya. b. Fungsi mendidik. Televisi adalah sarana pendidikan massa. Televisi menyiarkan acara-acara yang bersifat ilmiah dan mengandung ilmu pengetahuan. c. Fungsi menghibur. Televisi bisa menjadi teman di saat senang atau susah dan kesepian. d. Fungsi mempengaruhi. Acara televisi seringkali isinya mengandung ajakan secara halus, misalnya ajakan untuk menjaga kebersihan, ajakan untuk berpartisipasi membayar pajak dan lain sebagainya. 15 Hoeta Soehoet, Media Komunikasi, Yayasan Kampus IISIP, Jakarta, 2003, hal. 41. 16 Ibid., hal. 44. Universitas Sumatera Utara Secara kenyataan, fungsi-fungsi tersebut tidak bisa dipisahkan secara jelas. Suatu tayangan pendidikan sekaligus memberikan hiburan dan informasi. Sedangkan tayangan yang dimaksudkan sebagai hiburan di dalamnya terkandung informasi dan pendidikan. Bahkan iklan yang jelas-jelas adalah informasi mengandung hiburan agar menarik. B. Sejarah Pertelevisian di Indonesia Pada awalnya perkembangan televisi sangat tersendat-sendat, hal itu terjadi karena negara-negara yang saat awal televisi diketemukan dan diupayakan untuk dikembangkan, sedang mengalami perpecahan, yang menjadikan timbulnya Perang Dunia II, sehingga akibatnya penemuan-penemuan sistem televisi yang berkaitan dengan perkembangan teknologi militer, sangat tersendat bahkan terhenti. Karena itu kebangkitan televisi sangat dirasakan setelah tahun 1950, di mana teknologi pembuatan radar dan penggunaan pemancar berkekuatan tinggi seperti, Very High Frequency VHF dan Ultra High Frequency UHF, yang tadinya dimonopoli pihak militer, diizinkan untuk dikembangkan bagi kepentingan sipil. Teknologi itulah yang digunakan untuk mengembangkan sistem televisi dan pesawat penerimanya, sehingga harganya murah dan terjangkau oleh masyarakat luas, karena dapat diproduksi secara massal, apalagi dengan penemuan transistor, Intgrated Circuit IC serta sistem Digital seperti sekarang ini, yang menggantikan sistem tabung hampa, praktis telah mendorong harga pesawat penerima lebih murah. Demikian halnya yang dilakukan oleh John Loggie Baird, yang dikenal sebagai penemu televisi modern yang pertama di dunia.. baik di depan anggota-anggota dari Institut Pengetahuan Nasional Inggris, mendemonstrasikan sebuah peralatan hasil penemuannya. Walaupun gambarnya masih kabur dan tidak jelas, namun hasil penemuannya Universitas Sumatera Utara merupakan tonggak terpenting dalam perkembangan sejarah televisi. 17 1 National Television System Committee NTSC yang menggunakan 525 lines dan dipakai secara luas di Amerika Serikat, Jepang, Korea, Philipina, Hongkong dan negara-negara Amerika Latin. Sedang di Amerika Serikat, siaran televisi yang bersifat eksperimental, beralih ke siaran komersial, di mana saat Presiden Roosevelt membuka New York Fair pada tanggal 30 April 1939. Saat itu siaran langsung melalui jaringan televisi National Broadcasting Commision NBC. Siaran ini dengan maksud untuk menyaingi popularitas Hitler di Eropa. Namun keberhasilan siaran ini kurang ditunjang secara finansiil, sehingga tersendat-sendat kelangsungannya. Sebagai akibat terjadinya Perang Dunia II, perkembangan televisi mengalami penundaan, karena teknologi elektronika dialihkan untuk kepentingan militer, seperti radar dan visual monitoring. Demikian pula sistem televisi mengalami perkembangan, dalam hal scanning linesnya, dan yang kita kenal sampai sekarang adalah: 2 Phase Alternating in Lines PAL yang diciptakan oleh DR. Walter Burch dari Jerman, seperti diuraikan di muka, menggunakan 625 lines dan dipakai di Eropa Barat, Inggris, Australia, Asia termasuk Indonesia. 3 System En Couleurs A Memoire SECAM yang diciptakan di Perancis, dengan menggunakan 740 lines dan dipakai di Perancis dan negara- negara Eropa Timur. 18 Gagasan konkret untuk memiliki siaran televisi di Indonesia, lahir setelah pada tahun 1961 Pemerintah memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek Asian Games, tentu saja proyek media 17 Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007, hal. 71. 18 Ibid., hal. 73. Universitas Sumatera Utara massa ini sebelumnya telah dilakukan penelitian yang mendalam tentang kemanfaatannya. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 20EM1961, dibentuklah Panitia Persiapan Pembangunan Televisi di Indonesia, kemdian berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 2151963, dibentuklah Yayasan Televisi Republik Indonesia, yang berlaku sejak tanggal 20 Oktober 1963. Dengan kondisi yang terbatas lahirlah televisi siaran di bumi pertiwi Indonesia, pada tanggal 24 Agustus 1962. Meskipun saat awalnya hanya mempunyai jangkauan siaran terbatas serta jumlah pesawat penerima terbatas pula. Meskipun lambat tetapi pasti, perkembangan terus berjalan, hampir semua daerah tingkat I telah memilih stasiun TVRI dan bahkan ada beberapa stasiun produksi keliling. Pemerintah Indonesia di samping mengembangkan secara kuantitatif jumlah stasiun penyiarannya, tidak dilupakan juga mengembangkan jaringan siarannya dan sampai saat ini telah dibangun lebih dari 300 stasiun pemancar dan penghubung, ini dimaksudkan agar siaran televisi mampu menjangkau ke seluruh wilayah Nusantara. Pada tahun 1969, TVRI memasuki era satelit komunikasi internasional, dengan menggunakan stasiun bumi di Jatiluhur, hal ini menunjukkan bukan saja televisi berjalan terus sesuai dengan perkembangan teknologi, tetapi Indonesia telah mampu memberikan pelayanan di bidang telekomunikasi, melalui hubungan telepon, telegram, faksimili, pengiriman data dan penyaluran siaran radio maupun televisi, sehingga peristiwa di belahan bumi mana pun dapat Universitas Sumatera Utara diikuti dengan baik. Perkembangan berjalan terus yang akhirnya pada tahun 1976, Indonesia memasuki era Sistem Komunikasi Satelit Domestik SKSD Palapa, dengan tujuan sebagai jalan pintas yang memungkinkan dalam waktu yang singkat seluruh wilayah Indonesia sudah terjangkau oleh siaran televisi, maupun sistem komunikasi sekaligus. Pekermbangan pertelevisian di Indonesia semakin marak, kalau semula TVRI merupakan pilihan satu-satunya bagi khalayak penonton, seiring perkembangan teknologi komunikasi, pemilik modal melirik untuk memanfaatkan media massa sebagai lahan baru usaha bisnis mereka. Dalam relatif singkat berdiri beberapa stasiun televisi swasta nasional yang bersifat komersial di Indonesia, didahului Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI diikuti sejumlah televisi swasta nasional lainnya. Beberapa waktu kemudian, didirikan beberapa stasiun televisi daerah, ikut meramaikan bursa per televisian Indonesia. Hal ini tentu saja yang diuntungkan khalayak penonton, karena mempunyai berbagai altenatif pilihan program siarannya. Undang-Undang Siaran Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002, Pada Pasal 3 ditegaskan bahwa : Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk merperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. UU Siaran, 2002. Pasal : 3 Dengan merujuk pada Undang-Undang siaran tersebut, berarti arah kebijaksanaan siarannya, tidak boleh menyimpang dari tujuan dari pasal tadi. Universitas Sumatera Utara Sebagai industri penyiaran diharapkan mampu memperluas jangkauan siaran ke seluruh wilayah Nusantara, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa benar-benar merata. C. Televisi Berbayar Satelit Untuk memberikan pengertian tentang multimedia televisi berbayar satelit maka akan diuraikan terlebih dahulu pengertian secara etimologi atas kata-kata yang terdapat dalam “multimedia televisi berbayar satelit”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Multimedia diartikan sebagai: berbagai jenis sarana, usaha pembangunan untuk dunia komunikasi, pendidikan dan sebagainya, penyediaan informasi pada komputer yang menggunakan suara, grafika, animasi dan teks”. Sedangkan multimedia yang dimaksudkan disini adalah multimedia dalam bidang komunikasi massa seperti surat kabar, radio, dan televisi sendiri. 19 Dalam sumber yang sama televisi berbasis multimedia satelit diartikan sebagai “sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi suara melalui perantara satelit angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya gambar dan bunyi suara menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar”. 20 19 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta, 2003, hal. 762. 20 Ibid., hal. 1162. Perihal televisi berbasis multimedia satelit dapat juga ditemukan pengaturannya dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dimana dalam Pasal 26 bahwa salah satu lembaga penyiaran berlangganan adalah lembaga penyiaran berlangganan melalui satelit. Perihal televisi yang melakukan penyiaran melalui satelit menurut ketentuan Pasal 27 Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran adalah “Lembaga penyiaran berlangganan melalui satelit, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat 1 huruf a, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Memiliki jangkauan siaran yang dapat diterima di wilayah Negara Republik Indonesia. b. Memiliki stasiun pengendali siaran yang berlokasi di Indonesia. c. Memiliki stasiun pemancar ke satelit yang berlokasi di Indonesia. d. Menggunakan satelit yang mempunyai landing right di Indonesia dan e. Menjamin agar siarannya hanya diterima oleh pelanggan.

D. Pengaturan Multimedia Televisi Berbayar Satelit Dalam Hukum