BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan secara enam bulan pertama
kehidupan bayi. Namun ada kalanya seseorang ibu mengalami masalah dalam pemberian ASI Saleha 2009. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktose, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini
berdasarkan stadium laktasi Utami 2005. ASI mengandung lebih dari 200 unsur- unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor
pertumbuhan, hormone, enzyme, zat kekebalan, dan sel darah putih Wulandari Handayani, 2011.
ASI adalah makanan yang bernutrisi tinggi, yang mudah untuk dicerna, ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi. Pada bulan-
bulan awal, saat bayi dalam kondisi paling rentan, ASI Ekslusif membantu melindungi bayi dari diare, sudden infant death syndromeSIDS-sindrom kematian
tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI ekslusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6
bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Pada tahun 2001 WHO dan UNICEF menyatakan bahwa pemberian ASI ekslusif diberikan mulai bayi bayi baru
lahir sampai umur 6 bulan. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya bahwa ASI ekslusif itu cukup empat bulan sudah tidak berlaku lagi Nurjanah, Maemunah,
Badriah, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Menurut WHO 2005 Di Negara berkembang, sekitar 10 juta bayi mengalami kematian, dan sekitar 60 dari kematian tersebut seharusnya dapat di
tekan salah satunya adalah dengan menyusui, karena Air Susu Ibu ASI sudah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan bayi sehingga 1,3 juta bayi dapat
diselamatkan. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children
Found UNICEF
dan Wor ld
Health Organization
WHO merekomendasikn agar anak sebaiknya disusui hanya ASI selama paling sedikit 6
bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6 bulan, dan pemberian ASI seharusnya di lanjutkan sampai umur dua tahun Agam, Syam,
Citrakesumasari, 2013. Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian Air Susu Ibu
ASI ekslusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, dan mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak,
dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu. Di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan gizi. Masyarakat telah
menargetkan cakupan ASI ekslusif 6 bulan sebesar 80. Namun demikian angka ini sangat sulit dicapai bahkan tren prevalensi ASI ekslusif terus menurun. Data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI ekslusif dari 40,2 pada tahun 1997 menjadi 39,5 dan
32 pada tahun 2003 dan 2007. Walaupun defenisi ASI ekslusif yang di gunakan berbeda-beda, ada defenisi yang ketat dan ada pula yang longgar, namun cakupan
ASI ekslusif yang didapatkan tidak pernah tinggi. Prevalensi ASI ekslusif menurut data SDKI hanya 32, menurut penelitian Mercy Corp sebesar 7,4 ASI
predominan pada bayi usia 0-5 bulan dan 28,9 ASI saja dalam 24 jam terakhir pada bayi usia 0-5 bulan, dan penelitian Awal Sehat Untuk Hidup Sehat sebesar
Universitas Sumatera Utara
9,2. Survey yang dilakukan oleh Helen Keller International menyebutkan bahwa rata-rata bayi di Indonesia hanya mendapatkan ASI ekslusif selama 1,7 bulan.
Fikawati Syafiq, 2010. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 persentase pola menyusui pada
bayi umur 0 bulan adalah 39,8 menyusui ekslusif, 5,1 menyusui predominan, dan 55,1 mennyusui pasial. Persentase menyusui ekslusif semakin menurun dengan
meningkatnya kelompok umur bayi. Pada bayi yang berumur 5 bulan menyusui ekslusif hanya 15,3, menyusui predominan 1,5, dan menyusui parsial 83,2
Riskesdas, 2010. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis 2010, terhadap 92
responden diperoleh data bahwa sebanyak 81 orang 88,0 memiliki keinginan memberikan ASI ekslusif setelah melahirkan, sedangkan responden yang ragu-ragu 6
orang 6,5, dan yang tidak ingin memberikan ASI secara ekslusif hanya sebanyak 5 orang 5,4.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Lestari, Trisyani, dan Widiasih pada tanggal 30 januari 2012 dengan manajer HRD PT. Dewhirst Men’s
Wear Indonesia, bentuk dukungan bagi ibu hamil yang diberikan oleh perusahan ini berupa pemeriksaan kehamilan rutin, suplemen vitamin, pembentukan tim
Pendamping Minum Vitamin PMV, pemeriksaan USG, pemeriksan Hb, imunisasi TT, dan semua diberikan secara gratis, serta penyuluhan tentang antenatal care.
Sedangkan bentuk dukungan bagi ibu menyusui yang diberikan yaitu berupa dua buah ruangan laktasi untuk memerah ASI selama ibu bekerja dan lemari es serta
penyuluhan tentang menyusui. Oleh karena dukungan tersebut, perusahaan ini
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan predikat sebagai “perusahaan sayang bayi” dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia.
Meskipun dukungan yang diberikan sudah sangat besar, namun masih banyak karyawati yang tidak memanfaatkannya secara optimal hal ini di kemukan
oleh manajer HRD PT. Dewhirst Men’s Wear Indonesia pada saat wawancara yang
menyatakan jumlah kunjungan ke ruang laktasi hanya 6-10 orang per harinya pada bulan maret 2012, sedangkan jumlah karyawati yang memiliki bayi usia 0-6 bulan
berjumlah 200 orang. Meskipun ada dukungan pemerintah dan perusahaan bagi ibu menyusui namun belum tentu dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dipengaruhi
motivasi, di mana motivasi sangat berpengaruh dalam memberikan ASI eksklusif. Dari studi pendahuluan kepada 16 karyawati menyusui hanya 5 orang
yang memberikan ASI eksklusif, sisanya 11 orang memberikan ASI saja kurang dari 6 bulan, bahkan 1 orang tidak memberikan ASI eksklusif sama sekali melainkan
kombinasi ASI dengan susu formula Lestari, Trisyani, widiasih, 2012. Survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Dusun XVI Sidomulyo, Desa
Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak pada 9 orang ibu menyusui bayi usia di atas 6 bulan hanya 1 orang saja yang memberikan ASI secara eksklusif dan yang
lainnya memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Berdasarkan data di atas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
hubungan antara motivasi ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di Dusun XVI Sidomulyo, Desa Klumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten
Deli Serdang.
B. Perumusan Masalah