2.3.2. Komposisi Minyak Atsiri
Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon C, Hidrogen H, dan Oksigen O, serta beberapa
persenyawaan kimia yang mengandung unsur Nitrogen N dan Belerang S. Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan
yaitu :
a. Golongan Hidrokarbon Terpen
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon C dan Hidrogen H. Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak
atsiri sebagian besar terdiri dari monoterpen 2 unit isopren, sesquiterpen 3 unit isopren, diterpen 4 unit isopren dan politerpen. Golongan ini
lebih mudah mengalami proses oksidasi dan resinifikasi. b.
Golongan Hidrokarbon Teroksigenasi Terpenoid
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur Karbon C, Hidrogen H dan Oksigen O. Persenyawaan yang termasuk
dalam golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehid, keton, ester, eter dan peroksid. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat
terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan senyawa yang penting
dalam minyak atsiri karena umumnya mempunyai aroma yang lebih wangi Ketaren, 1985.
2.3.3. Terpen dan Terpenoid
Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan
hama. Minyak atisiri mudah menguap karena titik uapnya rendah. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,
namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu, sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik
terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam air lipofil. Senyawa terpena dan terpenoid merupakan penggabungan antara unit-unit isoprene dan isopentan dan
terbentuk di dalam tumbuhan sebagai hasil proses biosintesis. Dengan rasio karbon – hidrogen sebesar 5 : 8 dikelompokkan sebagai
terpena. Di kemudian hari, para ahli kimia mengetahui bahwa terpena – terpena ini tersusun dari senyawa – senyawa yang mengandung suatu gabungan kepala -
ke - ekor dari satuan – satuan kerangka isoprena Kepala adalah ujung yang terdekat ke cabang metil. Defenisi awal dari terpena kemudian dikembangkan
lagi untuk mencakup semua senyawa yang mengandung satuan – satuan kerangka isoprena. Untuk menekankan hubungan dengan isoprena ini, terpena juga disebut
isoprenoid. Terpena dapat mengandung dua, tiga atau lebih satuan isoprene. Molekul – molekulnya dapat berupa rantai – terbuka atau siklik. Mereka dapat
mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil, atau gugus fungsional lain. Struktur mirip – terpena yang mengandung unsur – unsur lain di
samping C dan H disebut terpenoid. Terpena dikategorikan berdasarkan banyaknya pasangan satuan isoprena yang dikandungnya Fessenden Fessenden,
1982. Berdasarkan jumlah atom karbon atau unit isopren yang membentuk
senyawa terpen terpenoid dapat diklasifikasikan sebagai berikut Fessenden Fessenden, 1992.
Tabel 2.1. Klasifikasi Senyawa Terpenoid No.
Kelompok Jumlah Atom Karbon C
1 Hemi terpena
5 2
Mono terpena 10
3 Seskui terpena
15 4
Di terpena 20
5 Sesterterpena
25 6
Tri terpena 30
7 Tertra terpena
40 8
Poli terpena 40
Terpenoid ini adalah senyawa yang mengandung senyawa – senyawa terpena dan turunannya derivatnya. Dalam minyak atsiri terdapat juga senyawa –
senyawa alifatis, yang juga dimasukkan dalam golongan terpena, ialah geraniol
C
10
H
18
O, citronellal C
10
H
18
O dan citral C
10
H
16
O. Sebagaian besar terpenoid merupakan zat cair yang tidak berwarna, dengan titik didih antara ±155
o
– 185
o
C. Kebanyakan optis aktif. Baunya dikenal untuk membedakan yang satu dengan lainnya dan berbau enak. Citronella manfaatnya sebagai penolak serangga, aroma
yang kuat dan berwarna kuning pucat. Citronella sebagian besar diperoleh dari jeruk dan minyak sereh. Terpenoid termasuk kedua – duanya, baik berbentuk
rantai terbuka maupun yang berbentuk rantai tertutup siklis adalah bercabang satu atau lebih rantai simpangnya Besari dkk, 1982.
Monoterpena monosiklik mengandung dua ikatan rangkap dan satu lingkar. Limonena yang terdapat dalam minyak jeruk, minyak lemon, minyak
terpenten dan minyak jintan adalah salah satu contoh monoterpena monosiklik. Hidrokarbon ini berupa zat cair yang mendidih pada 170
o
C mempunyai bau seperti lemon, tidak larut dalam air tapi larut dalam etanol dan dietileter.
Hidrogenasi katalitik limonena menghasilkan mentana. Beberapa turunan monoterpena monosiklik, yaitu mentol, menton, terpinol, dan terpienol.
2.3.4. Penyimpanan Minyak Atsiri