2.3.5.2 Berusaha bekerja kreastif Siswa yang bermotivasi tinggi, gigih dan giat mencari carayang kreatif
untuk menyelesaikan tanggung jawabnya. 2.3.5.3 Berusaha mencapai cita-cita
Siswa yang memiliki cita-cita akan berusaha sebaik- baiknya dalam belajar atau mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar.
2.4 Karakteristik pertumbuhan anak usia SMP atau Remaja
2.4.1 Pertumbuhan fisik Masa remaja pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat
dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan dapat
berkembang secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, serta otot-otot tumbuh berkembang pesat.
2.4.2 Perkembangan seksual Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada
anak laki-laki diantaranya alat reproduksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma.
Sedangkan anak perempuan bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi yang pertama.
2.4.3 Cara berfikir kausalitas Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang
tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa
diberi penjelasan yang logis. Perkembangan kognitif remaja dalam pandangan Jean Piaget seorang
ahli perkembangan kognitif merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam 42
tahap pertumbuhan operasi formal. Idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah
– masalah yang komplek dan abstrak. Kemampuan berfikir para remaja berkembang sedemikian rupa
sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasinya.
2.4.4 Emosi yang meluap-luap Emosi remaja lebih labil, karena erat hubungannya dengan keadaan
hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung
menjadi sedih atau marah. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada pikiran yang realitis. Saat melakukan sesuat mereka hanya
menurut ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi. 2.4.5 Perkembangan sosial
Sebagai mahkluk sosial individu dituntuk untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan
sosialnya dan mampu menampilkan diri sesuati dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai keterampilan-
keterampilan sosial yang kemampuannya penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Keterampilan-keterampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek
psokososial. Keterampilan tersebut harus harus mulai dikembangkan sejak masi kanak-kanak. Dengan mengembangkan keterampilan tersebut sejak dini maka
akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas -tugas perkembangan berikutnya ia dapat berkembang secara normal dan sehat.
Keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting manakala anak sudah menginjak masa remaja. hal ini disebabkan
karena pada masa remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat
43
menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-keterampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dilingkungan sekitarnya
sehingga dapat menyebabkan rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif, dan bahkan dalam perkembangannya yang
lebih ekstrim bisa menyebabkan gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal dan kekerasan.
2.4.6 Perkembangan moral Remaja tidak menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana dan
absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa tanpa tambahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangkan
lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan diluar an membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini
diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar remaja mulai melihat keadaan “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan
dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lainnya. Baginya dunia menjadi semakin luas
dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
Peran orang tua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya.
Orang tua bijak akan memberikan jawaban lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berfikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orang tua
yang tidak mampu memberikan jawaban penjeasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan
mencari jawaban diluar lingkungan orang tua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jikja di “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak
44
diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orang tuanya. Komflik dengan orang tua mungkin akan mulai menajam.
2.4.7 Perkembangan kepribadian Secara umum penampilan sering diidentifikasikan dengan manifestasi
dari kepribadian seseorang, karena apa yang tampil tidak selalu memberikan mengambarkan pribadi yang sebenarnya. Dalam hal ini amatlah penting bagi
remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilannya semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan.
Disinalah pentingnya orang tua memberikan penanaman nilai – nilai yang
menghargai harkat martabat orang lainta tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.
2.5 Olahraga bermain memiliki peranan penting dalam diri anak diantaranya