Isoterm Adsorpsi Brunaur, Emmet dan Teller BET

2.6.3 Isoterm Adsorpsi Brunaur, Emmet dan Teller BET

Metode isoterm adsorpsi BET dikembangkan oleh Brunauer Emmet Teller pada tahun 1938 yang merupakan tambahan dari teori isoterm Langmuir. Teori BET berasumsi bahwa molekul-molekul adsorbat dapat membentuk lebih dari satu lapisan adsorbat dipermukaannya. Keseluruhan proses adsorpsi BET dapat digambarkan bahwa : 1. Penempelan molekul pada permukaan padatan adsorben membentuk lapisan monolayer . 2. Penempelan molekul pada lapisan monolayer membentuk lapisan multilayer. Miranti, 2012 Metode Brunaur, Emmet dan Teller BET merupakan prosedur yang paling banyak digunakan untuk menentukan luas permukaan dan ukuran pori adsorben, dalam hal ini adalah karbon aktif. Adsorbat yang paling sering digunakan untuk penentuan luas permukaan dan ukuran pori adalah menggunakan nitrogen pada 77K suhu nitrogen cair. Juncosa, 2008. Penentuan luas permukaan dan ukuran pori isoterm adsorpsi BET dilakukan menggunakan alat Surface Area Analyzer SAA dengan dua tahapan yang harus dilalui oleh sampel, yaitu tahap preparasi dan tahap analisis. Persiapan utama sebelum di analisa adalah pengovenan sampel pada suhu 150 o C selama 5 jam agar kandungan uap air dan gas-gas pengotor yang tidak di inginkan dapat berkurang. Selanjutnya dilakukan penimbangan sampel dan dimasukkan dalam sampel cell, kemudian dilakukan proses vacuum degassing terhadap sampel dengan tujuan untuk menghilangkan uap air dan gas-gas pengotor yang ada pada permukaan sampel, kemudian sampel didinginkan dan di timbang untuk mendapatkan berat sebenarnya setelah dibersihkan dari gas-gas yang terjerap teradsorpsi. Tahap berikutnya adalah analisis terhadap sampel untuk mengetahui luas permukaan dan ukuran porinya dengan cara adsorpsi N 2 pada suhu 77 K, yang merupakan titik didih nitrogen cair pada kondisi standar. Analisis luas permukaan digunakan persamaan kesetimbangan adsorpsi BET, yaitu: Po P − = + − P P o ………………………………. 5 Keterangan : W = Berat gas yang teradsorpsi pada tekanan relatif PPo Wm = Berat gas nitrogen adsorbat yang membentuk lapisan monolayer pada permukaan zat padat C = Konstanta BET Po = Tekanan uap jenuh adsorpsi P = Tekanan gas Selanjutnya harga Wm dapat dihitung dari harga slope − dan intersep , dari nilai Wm yang diperoleh, sehingga luas permukaan total padatan dapat dihitung dengan persamaan : St = . . N ……………………………………………… 6 Keterangan : St = Luas permukaan total Wm = Berat gas adsorbat nitrogen N = Bilangan Avogadro 6,02 x 10 23 molekulmol A = Luas penampang lintang adsorbat BM = Berat molekul adsorbat Penentuan luas permukaan adsorben digunakan N 2 sebagai adsorbat dengan densitas fasa cair pada tekanan 1 atm dan temperatur 77 o K Bambang, 2011.

2.7 Penelitian Terkait