Pembuatan Larutan Induk Pb Pembuatan Larutan Baku Pb Pembuatan Larutan Kerja Pb Pembuatan Kurva Kalibrasi Penentuan pH Optimum Penentuan Waktu Kontak yang Dibutuhkan

Keterangan : a = Bobot sampel sebelum pengabuan gram b = Bobot sampel setelah pengabuan gram SNI, 1995

3.5.3.5 Penentuan Luas Permukaan dan Ukuran Pori menggunakan Surface

Area Analyzer SAA Arang tanpa aktivasi dan arang teraktivasi yang menunjukkan hasil kadar air, kadar abu, dan iod yang baik digunakan untuk menentukan luas permukaan dan ukuran pori dengan menggunakan Surface Area Analyzer SAA

3.5.4 Pembuatan Larutan Kalibrasi PbII

3.5.4.1 Pembuatan Larutan Induk Pb

2+ 1000 mgL Melarutkan 1,6080 gram PbNO 3 2 ke dalam labu ukur 1 L dengan menambahkan larutan pengencer aquades yang telah diasamkan asam nitrat hingga pH 2 hingga tanda batas.

3.5.4.2 Pembuatan Larutan Baku Pb

2+ 100 mgL Mengambil 100 mL larutan induk Pb 2+ 1000 mgL kedalam labu ukur 1 L, dan tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda batas.

3.5.4.3 Pembuatan Larutan Kerja Pb

2+ Mengambil 0 mL; 1 mL; 5 mL; 10 mL; dan 15 mL larutan baku Pb 2+ 100 mgL masing-masing kedalam labu ukur 100 mL. Kemudian menambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi larutan Pb 2+ 0,0 mgL; 1,0 mgL; 5,0 mgL; 10,0 mgL; dan 15,0 mgL.

3.5.4.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Mengoptimalkan alat SSA sesuai petunjuk penggunaan alat, mengukur absorbansi masing-masing larutan kerja yang telah dibuat pada panjang gelombang 283,3 nm. Lalu membuat kurva kalibrasi untuk mendapatkan persamaan garis regresi. Selanjutnya melakukan pengukuran contoh uji yang sudah dipersiapkan. SNI, 2004 3.5.5 Penentuan Kondisi Optimum Adsorpsi Pb 2+ oleh Arang Aktif Kulit Pisang Raja

3.5.5.1 Penentuan pH Optimum

Menyiapkan 4 buah erlenmeyer dan memasukkan masing-masing 50 mL larutan Pb 2+ dengan konsentrasi 20 ppm dengan variasi pH 3,5; 4; 4,5; dan 5 yang diinteraksikan dengan HNO 3 dan NaOH. Melakukan pengukuran absorbansi larutan logam pada pengaruh pH terlebih dahulu sebelum dikontakkan dengan arang aktif. Perlakuan selanjutnya ke dalam masing-masing larutan logam ditambahkan arang aktif sebanyak 0,3 gram. Campuran diaduk dengan orbital shaker selama 40 menit dengan kecepatan putaran 150 rpm. Kemudian campuran disaring dan filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya menggunakan AAS. Darmayanti, dkk, 2012 yang dimodifikasi

3.5.5.2 Penentuan Waktu Kontak yang Dibutuhkan

Menyiapkan 5 buah erlenmeyer dan memasukkan masing-masing 50 mL larutan Pb 2+ dengan konsentrasi 20 ppm dengan pH larutan optimum. Melakukan pengukuran absorbansi larutan logam terlebih dahulu sebelum dikontakkan dengan arang aktif. Perlakuan selanjutnya ke dalam masing-masing larutan logam ditambahkan arang aktif sebanyak 0,3 gram. Campuran diaduk dengan orbital shaker dengan variasi waktu kontak 10,20,30,40, dan 50 menit dengan kecepatan putaran 150 rpm. Kemudian campuran disaring dan filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya menggunakan AAS. Philomina Enoch, 2012 yang dimodifikasi

3.5.5.3 Penentuan Konsentrasi Awal Optimum