4.2.2 Penentuan Waktu Kontak yang Dibutuhkan
Penelitian  mengenai  variasi  waktu  kontak  mempunyai  tujuan  untuk mengetahui waktu kontak yang dibutuhkan pada interaksi antara arang aktif kulit
pisang  raja  sebagai  adsorben  dan  Pb
2+
sebagai  adsorbat  karena  kecepatan  reaksi tergantung  pada  jumlah  tumbukan  persatuan  waktu.  Semakin  banyak  tumbukan
yang terjadi maka reaksi semakin cepat berlangsung sampai setimbang. Penentuan  waktu  kontak  yang  dibutuhkan  dilakukan  dengan
mengkontakkan 0,3006 gram arang aktif kulit pisang raja ke dalam 50 mL larutan Pb
2+
20 ppm dengan pH optimum yang diperoleh dari percobaan sebelumnya yaitu pH 4 dengan variasi waktu kontak 10, 20, 30, 40, dan 50 menit. Hasil data yang
diperoleh dari Lampiran 7 kemudian dibuat grafik hubungan antara waktu kontak menit dan adsorpsi Pb
2+
mgg seperti disajikan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Grafik Hubungan antara Waktu Kontak menit dan Adsorpsi Pb
2+
mgg Gambar  4.2  menunjukkan,  adsorpsi  ion  logam  meningkat  dengan
bertambahnya  waktu  kontak.  Hal  ini  disebabkan  karena  semakin  lama  interaksi
2.82 2.83
2.84 2.85
2.86 2.87
2.88 2.89
2.9 2.91
10 20
30 40
50 60
Ad so
rp si
Pb
2 +
m gg
Waktu Kontak menit
adsorben  dengan  adsorbat  memungkinkan  semakin  banyaknya  tumbukan  yang terjadi  antara  arang  aktif  kulit  pisang  raja  dan  Pb
2+
,  sehingga  semakin  banyak adsorbat yang terserap. Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat pada menit ke 10,
permukaan adsorben masih belum terlalu banyak menyerap ion Pb
2+
yaitu dengan penyerapan yang dihasilkan sebesar 2,8328 mgg. Selanjutnya adsorpsi meningkat
tajam  pada  menit  ke  20  dengan  penyerapan  sebesar  2.8936  mgg.  Ketika  waktu kontak diatas 20 menit, kenaikan penyerapan tidak terlalu signifikan atau hampir
konstan. Sehingga hal ini dapat dikatakan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh arang aktif kulit pisang raja untuk adsorpsi terhadap Pb
2+
adalah 20 menit.
4.2.3 Penentuan Konsentrasi Awal Optimum
Optimasi  konsentrasi  bertujuan  untuk  mengetahui  besarnya  konsentrasi adsorbat optimum yang dapat diadsorpsi oleh adsorben. Semakin tinggi konsentrasi
adsorbat maka semakin cepat laju adsorpsinya. Namun, pada kondisi tertentu akan menjadi  stabil  karena  sudah  mencapai  titik  jenuh  sehingga  terjadi  proses
kesetimbangan Zulfa, 2011. Penentuan konsentrasi Pb
2+
optimum pada penelitian ini dilakukan dengan cara menginteraksikan 0,3006 gram arang aktif kulit pisang raja kedalam 50 mL larutan
Pb
2+
dengan variasi konsentrasi 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, dan 110 ppm. pH larutan Pb
2+
diatur pH 4 dan waktu kontak adsorpsi dilakukan selama 20 menit, yang  merupakan  pH  dan  waktu  kontak  yang  telah  diperoleh  dari  percobaan
sebelumnya. Data yang diperoleh dari Lampiran 8 selanjutnya dapat dibuat grafik hubungan antara konsentrasi awal Pb
2+
ppm dan adsorpsi Pb
2+
mgg seperti yang disajikan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Grafik Hubungan antara Konsentrasi Awal Pb
2+
ppm dan Adsorpsi Pb
2+
mgg Gambar 4.3 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi awal Pb
2+
maka semakin cepat laju adsorpsinya yang berarti semakin banyak jumlah ion logam yang
teradsorpsi oleh arang aktif kulit pisang raja. Berdasarkan Gambar 4.3, penyerapan konsentrasi awal Pb
2+
oleh arang  aktif kulit pisang raja masih cenderung sedikit dikarenakan  konsentrasi  awal  yang  masih  cukup  rendah  menyebabkan  ion  Pb
2+
yang diserap kurang maksimal pula. Proses penyerapan Pb
2+
semakin meningkat hingga konsentrasi 100 ppm dengan penyerapan yang dihasilkan sebesar 15,8440
mgg. Sedangkan pada konsentrasi 110 ppm, adsorpsi mulai mengalami penurunan dengan  penyerapan  yang  di  hasilkan  sebesar  15,7782  mgg.  Keadaan  ini  berarti
adsorpsi oleh permukaan arang aktif telah mencapai titik jenuh dan telah mencapai kesetimbangan. Kesetimbangan adsorpsi dapat dituliskan sebagai berikut :
2 4
6 8
10 12
14 16
18
20 40
60 80
100 120
Kap asi
ta s
Ad so
rp si
Pb
2 +
m gg
Konsentrasi  Awal Pb
2+
ppm
A + Z AZ
Keterangan : A
= Molekul adsorbat Z
= Molekul adsorben AZ
= Kompleks adsorben dan adsorbat Reaksi  kesetimbangan  tersebut,  penambahan  adsorbat  menyebabkan
kesetimbangan  bergeser  ke  kanan  yaitu  kearah  produk.  Hal  ini  berarti  terjadi penambahan jumlah ion logam yang teradsorpsi Oscik, 1982.
4.3 Penentuan Kapasitas dan Energi Adsorpsi Ion Pb