Berdasarkan ulasan latar belakang yang tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Problem Solving Berbasis Multimedia
pada Siswa Kelas IVA SDN Gisikdrono 03 Kota Semarang”.
1.2 RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1.1 Rumusan Umum Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
KD. 2.4 melalui model Problem Solving Berbasis Multimedia pada siswa kelas IVA SDN Gisikdrono 03 Kota Semarang ?
1.2.1.2 Rumusan Khusus
a. Apakah model Problem Solving Berbasis Multimedia dapat
meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS pada KD. 2.4 Mengenal permasalahan sosial didaerahnya di kelas IVA SDN
Gisikdrono 03 Kota Semarang ? b.
Apakah model Problem Solving Berbasis Multimedia dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada KD. 2.4
Mengenal permasalahan sosial didaerahnya di kelas IVA SDN Gisikdrono 03 Kota Semarang ?
c. Apakah model Problem Solving Berbasis Multimedia dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada KD. 2.4 Mengenal permasalahan sosial didaerahnya di kelas IVA SDN
Gisikdrono 03 Kota Semarang ?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IVA SD
Gisikdrono 03 Kota Semarang dengan alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan tahapan-tahapan tindakan dengan
model Problem Solving Berbasis Multimedia. Menurut Huda 2013 : 272 mengemukakan bahwa langkah
operasional Problem Solving sebagai berikut :
1. Pertama- tama siswa disajikan suatu masalah. 2. Siswa mendiskusikan masalah dalam tutorial Problem Solving dalam
sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta- fakta suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah pengetahuan sebelumnya. Kemudian,
mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka
menelaah masalah tersebut. Mereka juga mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap masalah.
3. Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan masalah di luar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup: perpustakaan, database,
website, masyarakat, dan observasi. 4. Siswa kembali pada tutorial Problem Solving, lalu saling sharing informasi,
melalui peer teaching atau cooperative learning atas masalah tertentu. 5. Siswa menyajikan solusi atas masalah.
6. Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses pengerjaan selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam proses tersebut terlibat
dalam review pribadi, review berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru, sekaligus melakukan refleksi atas kontribusinya terhadap
proses tersebut. Menurut Wina Sanjaya 2014: langkah-langkah pelaksanaan presentasi
adalah sebagai berikut : 1.
Persiapan Langkah persiapan adalah langkah sebelum pelaksanaan presentasi. Beberapa
hal yang harus dilakukan presenter pada langkah ini adalah : a.
Kenali medan atau tempat presentasi berlangsung. Agar pelaksanaan presentasi berlangsung sukses dan lancar, presenter perlu mengenal
terlebih dahulu suasana tempat presentasi, misalnya kelengkapan alat presentasi yang akan digunakan, berfungsi atau tidaknya alat tersebut,
posisi penempatan alat, dan lain sebagainya. b.
Mengumpulkan informasi tentang peserta presentasi atau audien, mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang audiens perlu
dilakukan oleh presenter. Misalnya tentang rata-rata usia audiens, kebiasaanadat-istiadat serta latar belakang sosial ekonomi. Hal ini
perlu dilakukan sebab pemahaman tentang audiens akan memudahkan presenter melakukan strategi presentasi, misalnya dalam memilih kata-
kata atau kalimat, memilih bahan-bahan ilustrasi, menyelipkan humor termasuk menentukan bagaimana seharusnya bertindak dan bersikap.
2. Penyajian
Beberapa petunjuk praktis agar penyajian atau presentasi menarik dan berhasil dengan baik di antaranya adalah :
a. Pastikan semua yang hadir mengetahui tujuan yang hendak dicapai.
Oleh sebab itu, sebelum presentasi dimulai hendaknya presenter mengemukakan tujuan hendak yang dicapai.
b. Usahakan ruangan tetap terang sekalipun menggunakan alat presentasi
yang diproyeksikan seperti LCD atau OHP. Salah satu kelebihan OHP dan LCD seperti yang telah dikemukakan di muka adalah dapat
digunakan dalam ruangan yang terang tanpa mengurangi kualitas gambar. c.
Ketika presentasi berlangsung, jaga kontak pandang dengan audiens, agar dapat mengontrol perilaku audiens. Presenter tidak perlu
membelakangi audiens dengan melihat layar, ketika sedang melakukan presentasi. Presenter cukup melihat transparansi yang ada di atas stage,
atau melihat layar komputer. Apabila menggunakan papan tulis, tulislah dahulu pada papan tulis, baru setelah selesai presenter bicara.
d. Apabila presenter menggunakan OHP sebagai alat presentasi, maka
untuk menjaga, mengontrol, dan mengarahkan perhatian audiens terhadap materipesan yang dipresentasikan, maka sebaiknya OHP
tidak terus menerus dihidupkan, sebab selain dapat mengganggu konsentrasi siswa, juga untuk menjaga agar lampu OHP tidak cepat
putus. Selain itu digunakan teknik masking dan petunjuk untuk memusatkan perhatian audiens pada hal-hal yang memerlukan
penekanan. e.
Setiap selesai menyajikan satu pokok permasalahan, pastikan audiens memahaminya dengan benar. Oleh sebab itu lakukanlah tanya jawab.
f. Selipkan humor-humor yang ringan yang sesuai dengan latar belakang
audiens. Jangan paksakan menyelipkan humor tidak sesuai dengan latar belakang audiens.
3. Penutup
Penutup adalah langkah mengakhiri presentasi dengan maksud agar materi presentasi tidak mudah dilupakan. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan
dalam mengakhiri presentasi, yaitu : a.
Pastikan audiens memahami materi yang kita presentasikan. Oleh sebab itu bisa dilakukan post test.
b. Buatlah pokok-pokok materi yang telah kita sajikan misalnya dengan
membuat peta konsep. Dari teori diatas maka didapatkan langkah-langkah pembelajaran Problem
Solving Berbasis Multimedia sebagai berikut:
1. Siswa melakukan pengamatan terhadap film video slide tentang materi yang akan dipelajari dan permasalahan yang akan diidentifikasi.
2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab terhadap informasi yang terdapat pada Slide.
3. Siswa berkelompok menjadi 8 kelompok masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa menciptakan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka. 4. Guru menyajikan permasalahan yang akan mereka selesaikan.
5. Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan masalah dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang mereka miliki.
6. Siswa didorong guru dalam menemukan konsep berdasarkan masalah. 7. Siswa mengolah informasi dan secara berkelompok mendiskusikan
masalah dengan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dimiliki serta menyusun hipotesis.
8. Siswa didorong guru untuk memecahan permasalahan yang telah teridentifikasi dan menyimpulkan hasilnya.
9. Siswa menyampaikan hasil diskusi. 10. Siswa dibantu oleh guru melakukan refleksi terhadap hasil pemecahan
masalah.
1.3 TUJUAN PENELITIAN