2. menjadi komunikator yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas dan lain-lain
3. menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi kesehatan 4. memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan
5. menentukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan
6. mengelola umpan balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan kehendak komunikator dan komunikan
7. mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan 8. mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan
9. prinsip-prinsip riset b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi secara
efektif c. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi
1. berkomunikasi yang menyenangkan, empati 2. berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri
3. menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik 4. membuat pertukaran gagasan dan informsi makin menyenagkan
5. memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik
2.2.4 Komunikasi Therapeutic
Komunikasi therapeutic adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien menurut
Purwanto 1994 dalam Setiawan dan Tanjung 2001:21.
Komunikasi therapeutic ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh pasien Machfoedz, 2009:105. Menurut Hornby Nurjannah, 2005:1, komunikasi therapeutic adalah
merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dan penyembuhan. Disini dapat diartikan bahwa teraupetik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses
penyembuhan. Ruesch Rakhmat, 2007:5, menyatakan bahwa komunikasi terapeutik atau therapeutic communication adalah suatu metode dimana seorang
perawat mengarahkan komunikasi begitu rupa sehingga pasien diharapkan pada situasi dan pertukaran peran yang dapat menimbulkan hubungan sosial yang
bermanfaat. Pada
dasarnya komunikasi
therapeutic merupakan
komunikasi professional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien. Komunikasi
interpersonal antara perawat dan pasien karena adanya saling membutuhkan dan mengutamakan saling pengertian yang direncanakan secara sadar dengan
menggunakan ungkapan-ungkapan atau isyarat tertentu dan bertujuan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi therapeutic berbeda dari komunikasi sosial, yaitu
pada komunikasi terapeutik selalu terdapat tujuan atau arah yang spesifik untuk komunikasi; oleh karena itu, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
terencana. Komunikasi paling therapeutic berlangsung ketika pasien dan perawat keduanya menunjukkan sikap hormat akan individualitas dan harga diri, menurut
Kathleen 2007 dalam Hermawan 2009:3. Perawat yang therapeutic berarti dalam melakukan interaksi dengan klien atau pasien, interaksinya tersebut
memfasilitasi proses penyembuhan. Sedangkan hubungan terapeutik artinya adalah suatu hubungan interaksi yang mempunyai sifat menyembuhkan, dan tentu
saja hal ini berbeda dengan hubungan sosial Nurjannah, 2005:2
2.2.5 Tujuan dari komuniksai therapeutic