jagung Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 memiliki keuntungan privat, keuntungan sosial, keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif.
Keuntungan privat dan sosial usahatani jagung Jawa Tengah masing – masing
sebesar 5,09 juta Rupiah per hektar dan 11,24 juta Rupiah per hektar. Selain itu usahatani jagung Jawa Tengah memiliki keunggulan komparatif dengan nilai
DRC 0,43 serta memiliki keunggulan kompetitif dengan nilai PCR 0,63.
4.3.3. Daya Saing Usahatani Kedelai Kabupaten Grobogan
Daya saing ushatani kedelai Kabupaten Grobogan dapat dilihat melalui indikator prifitabilitas dan indikator daya saing dari tabel PAM sebagai berikut :
Tabel 4.6 PAM Usahatani Kedelai Kabupaten Grobogan dalam Rupiah
Komponen Pendapatan
Biaya Keuntungan
Input Tradeable
Input non Tradeable
Privat 19.305.000
1.866.000 7.534.451
9.904.549 Sosial
22.458.695 2.206.121
23.953.459 -3.700.941
Divergensi -3.153.695
-340.121 -16.419.064
13.605.490 Sumber : Hasil PAM, Diolah
Berdasarkan hasil tabel 4.6 indikator profitabilitas usahatani menunjukkan bahwa usahatani kedelai Kabupaten Grobogan memiliki keuntungan sosial
negatif. Kondisi ini berarti usahatani kedelai Kabupaten Grobogan mengalami kerugian sebesar sebesar 3,7 juta Rupiah dalam kondisi tidak terdapat kebijakan
pemerintah. Meski demikian, usahatani kedelai Kabupaten Grobogan memiliki keuntungan privat positif. Artinya usahatani kedelai Kabupaten Grobogan
memperoleh keuntungan atas biaya aktual sebesar 13,6 juta Rupiah dalam kondisi terdapat kebijakan pemerintah. Hal ini mempunyai implikasi bahwa
uasahatani kedelai Kabupaten Grobogan tidak mampu bertahan tanpa kebijakan pemerintah.
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.6 daya saing usahatani kedelai Kabupaten Grobogan dapat diketahui berdasarkan keunggulan komparatif dan
keunggulan kompetitif sebagai berikut : 1. Keunggulan Komparatif
Keunggulan komparatif dapat dianalisis menggunakan indikator Domestic Resources Cost Ratio
DRCR berdasarkan nilai Domestic Resources Cost
yang dihitung dari komponen pada tabel PAM. DRC
=
= =
1,18 Usahatani kedelai Kabupaten Grobogan memiliki nilai DRC1 yaitu
1,18. Kondisi ini menunjukkan untuk memperoleh nilai tambah output sebesar 1 juta Rupiah usahatani kedelai Kabupaten Grobogan memerlukan
tambahan biaya faktor domestik sebesar 1,18 juta Rupiah. Berdasarkan nilai DRC usahatani kedelai Kabupaten Grobogan tidak efisien dalam
menggunakan sumber daya domestiknya pada harga dunia sehingga tidak memiliki keunggulan komparatif.
2. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif dapat danalisis menggunakan indikator Private
Cost Ratio PCR yang dihitung dari komponen pada tabel PAM.
PCR =
=
=
0,43 Usahtani kedelai Kabupaten Grobogan memiliki nilai PCR1 yaitu
0,43. Kondisi ini menunjukkan untuk memperoleh nilai tambah output sebesar 1 juta Rupiah, usahatani kedelai Kabupaten Grobogan memerlukan
tambahan biaya faktor domestik sebesar 430 ribu Rupiah pada harga aktual. Berdasarkan nilai PCR usahatani kedelai Kabupaten Grobogan telah efisien
dalam menggunakan faktor domestiknya atas harga aktual sehingga memiliki keunggulan kompetitif.
4.4. Kebijakan Pemerintah Terhadap Usahatani Padi, Jagung dan Kedelai Provinsi Jawa Tengah