15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Landasan Teori
3.1.1. Daya Saing
Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk bersaing di pasar luar negeri atau kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar dalam negeri dan
bersaing dengan komoditas dari luar negeri. Jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk banyak diminati oleh banyak konsumen.
Simanjuntak menyatakan bahwa daya saing adalah kemampuan produsen untuk memproduksi
suatu komoditi dengan biaya yang cukup rendah sehingga pada harga – harga
yang terjadi di pasar internasional kegiatan produksi tersebut menguntungkan Simanjuntak, 1992:16.
Daya saing suatu komoditi dapat diukur melalui dua pendekatan yaitu tingkat keuntungan yang dihasilkan dan efisiensi usahatani. Tingkat keuntungan
yang dihasilkan dapat dilihat dari dua sisi yaitu keuntungan privat dan keuntungan sosial. Pendekatan daya saing dapat dilihat dari dua indikator
keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Masing – masing
keunggulan menunjukkan efisiensi penggunaan faktor produksi usahatani. Konsep daya saing tree five Soetriono telah digunakan dalam kajian
Strategi Peningkatan Daya Saing Kopi Robusta dengan model daya saing Tree Five
oleh Soetriono. Konsep ini merupakan penyempurnaan dan kombinasi dari beberapa teori daya saing terdahulu, diantaranya dari Teori Pra Klasik
Merkantilisme, Teori Klasik Adam Smith dan David Ricardo, Teori Modern Hecksher
– Ohlin, Alternative Teori oleh M. Porter Competitive Advantage dan R.D Aveni Hyper Competitive Soetriono, 2007:93. Daya saing tree five
dapat diilustrasikan pada Gambar berikut :
Gambar 2.1 Konsep Daya Saing Tree Five Soetriono, 2004
Sumber : Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta dengan Model Daya Saing Tree Five
Gambar 2.1 memberikan contoh bahwa persoalan daya saing bukan saja disebabkan oleh faktor internal, namun juga faktor eksternal. Faktor internal
antara lain : 1. Usahatani yaitu terdiri dari share holder tenaga kerja, bibt, pupuk, obat
– obatan, modal, risiko, pesaing dalam mengusahakan, sumberdaya alam dan
teknologi yang digunakan. 2. Konsumen langsung dan agroindustri yang dapat memberikan nilai tambah
dan keunggulan komparatif berkelanjutan. 3. Lingkungan agrokeologi, sarana dan prasarana, transportasi dan jenis pasar
yang dihadapi.
Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi daya saing antara lain :
1. Kebijakan internasional yang terdiri dari kondisi perekonomian pasar internasional, kesepakatan internasional dan politik perdagangan pemasok.
2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat petani dalam negeri dan internasional. 3. Peluang pasar domestik dan internasional.
4. Kebijakan domestik yang menggambarkan politik, keberadaan ekonomi negara dan keberpihakan terhadap petani.
5. Kondisi perekonomian domestik. Konsep daya saing tree five Soetriono menjelaskan bahwa dalam
mekanisme pasar komoditi terutama komoditi pertanian terdapat peran berbagai pihak stake holder. Peran stake holder tersebut dapat melalui harga pasar, input
produksi, maupun mekanisme pemasaran. Hal ini akan berpengaruh pada daya saing usahatani komoditi pertanian di pasar.
3.1.2. Keunggulan Komparatif