Konsep Kerugian Keuangan Negara
39 Dengan demikian, pengembalian kerugian keuangan negara atau perekonomian
negara hanya merupakan salah satu alasan meringankan hukuman clementie saja. Sementara sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 banyak kasus
korupsi yang apabila kerugian keuangan negara telah dikembalikan atau kerugian perekonomian negara telah dikembalian, maka tindak pidananya dianggap telah
hilang.
85
Pidana tambahan Pasal 10 huruf b KUHP terdiri dari :
Pencabutan hak-hak tertentu Pasal 35 KUHP seperti : a.
Hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan yang tertentu; b.
Hak memasuki Tentara Nasional; c.
Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan- aturan umum;
86
d. Hak menjadi penasihat readsman atau pengurus menurut hukum, hak menjadi
wali, wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas atas anak yang bukan anak sendiri.
e. Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwalian atau pengampuan atas
anak sendiri. f.
Hak menjalankan pekerjaan yang ditentukan.
85
Darwan Prints, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, PT. CITRA ADITYA BAKTI, Bandung 2002, hlm 62.
86
Darwan Prints, Op.cit., hlm 70.
40 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi mengatur ketentuan lain tentang Pidana Tambahan tersebut yang diatur dalam Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tersebut.
Adapun hukuman tambahan itu dapat berupa : 1.
Perampasan barang bergerak yang terwujud atau tidak berwujud, atau barang tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari tindak pidana
korupsi termasuk perusahaan milik terpidana di mana tindak pidana korupsi dilakukan begitu pula harga dari barang yang menggantikan barang tersebut;
2. Pembayaran uang penggani yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan
harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi tersebut; 3.
Penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk paling lama 1 satu tahun; 4.
Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh Pemerintah
kepada Terpidana; 5.
Dalam hal Terpidana tidak membayar uang pengganti paling lama dalam waktu 1 satu bulan sesudah putusan pengadilan Pasal 18 ayat 2 yang telah
memperoleh keuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut. Dalam hal Terpidana tidak
mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti Pasal 18 ayat 3, maka dipidana penjara lamanya
87
tidak melebihi ancaman
87
Ibid , hlm 71-72.
41 maksimum dari pidana pokonya sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
dan lamanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan pengadilan. Tindak Pidana Korupsi yang Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian
Negara Diatur dalam : Pasal 2 ayat 1 UU No. 31 Tahun 1999
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan
denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
Unsur-unsurnya : 1.
Pelaku manusia dan korporasi. 2.
Melawan hukum. 3.
Memperkaya diri sendiri atau orang lain. 4.
Dapat merugikan negara atau perekonomian negara
Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 Setiap orang yang dengan tujuan menguntungan diri sendiri atau orang lain atau suatau korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling lama 20
42 dua puluh tahun danatau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta
rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah.
88
Unsur-unsurnya : 1.
Pelaku manusia dan korporasi. 2.
Menguntungkan diri sendiri, orang lain, pelaku, atau korporasi. 3.
Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan.
4. Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara.
89