Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
H1 H3
H6 H2
H5 H4
H5
2.4 Perumusan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal
Semakin baik Pendapatan Asli Daerah suatu daerah maka semakin besar pula alokasi Belanja Modalnya Ardhani, 2011 dalam Wandira, 2013. Hal serupa
diungkapkan oleh Brata 2004 bahwa peningkatan Pendapatan Asli Daerah dapat meningkatkan investasi belanja modal pemerintah daerah sehingga kualitas
pelayanan publik semakin baik. Penelitian oleh Kusnandar dan Siswantoro 2011 menyimpulkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah sangat berpengaruh terhadap alokasi belanja modal bahkan pada tingkat keyakinan 99 α=1.Walaupun persentase Pendapatan
Asli Daerah cukup kecil dari total pendapatan yang diterima oleh daerah sekitar 7 namun sangat berpengaruh terhadap pengalokasian belanja modal. Dengan
meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, daerah lebih leluasa dalam merencanakan
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAD BELANJA
MODAL BM
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA IPM DANA ALOKASI
KHUSUS DAK
DANA ALOKASI UMUM DAU
dan mengalokasikan kegiatan atau pengeluaran yang akan berdampak terhadap peningkatan pembangunan daerah terutama pembangunan infrastruktur. Penelitian
lainnya dengan kesimpulan sejenis dilakukan oleh Kartika dan Dwirandra 2014. Pendapatan Asli Daerah yang tinggi akan mempengaruhi pembangunan dan
perkembangan di daerah yang direalisasikan dalam bentuk pengadaan fasilitas, infrastruktur, dan sarana prasarana yang ditujukan untuk kepentingan publik yang
mana semua hal tersebut dialokasikan melalui belanja modal. Dengan demikian hipotesis yang bisa dikembangkan adalah sebagai berikut :
H1 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap belanja modal.
2.4.2 Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal
Secara umum, DAK menyerupai dana inpres Instruksi Presiden yang dialokasikan dalam APBN untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan
khusus di dan oleh daerah. Pelaksanaan DAK sendiri diarahkan pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan,peningkatan, dan perbaikan sarana dan
prasarana fisik pelayanan masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang, dan tidak termasuk penyertaan
modal. Penelitian oleh Oktriniatmaja 2011 menyimpulkan bahwa DAK berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi belanja modal daerah. Hal
tersebut tidak lain karena sesuai UU No.33 Tahun 2004 pemanfaatan DAK harus mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat antara lain
untuk membangun sarana dan prasarana fisik yang tentunya atas kegiatan tersebut dianggarkan melalui belanja modal. Kesimpulan serupa diutarakan olehWandira
2013 yang menjelaskan bahwa pendapatan daerah berupa dana perimbangan
transfer daerah dari pusat menuntut daerah membangun dan mensejahterahkan rakyatnya melalui pengelolaan kekayaan daerah yang proposional dan profesional
serta membangun infrastruktur yang berkelanjutan, salah satunya pengalokasian anggaran ke sektor belanja modal. Dengan demikian hipotesis yang bisa
dikembangkan adalah sebagai berikut : H2 : Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap belanja modal.
2.4.3 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Syahril, 2011. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia Purbadharmaja, 2013. Pendapatan Asli Daerah mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia kabupatenkota di Jawa Timur Lugastoro, 2013. Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Hidayawati, 2011. Dengan demikian hipotesis yang bisa dikembangkan adalah sebagai berikut :
H3: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
2.4.4 Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia
DAK digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik antara lain seperti pembangunan rumah sakit, pendidikan, jalan, pasar, irigasi, dan air bersih. DAK
ini bisa disamakan dengan belanja pembangunan karena digunakan untuk