63
4.2.4 Analisis finansial
Usaha perikanan tangkap di provinsiProvinsi
Jawa Barat bagian Selatanselatan
secara umum menguntungkan, tetapi untuk membuktikannya secara ilmiah perlu dilakukan analisis finansial terhadap usaha perikanan tangkap tersebut.
Dalam analisis finansial ini akan dibahas mengenai analisis usahakeuntungan dan analisis kelayakan pengembangan usaha penangkapan di daerah ini.
4.2.4. 1
Analisis usaha k euntungan
Pengembangan suatu usaha harus diketahui dana yang diperlukan. Pada studi ini, modal investasi yang dibutuhkan untuk suatu usaha penangkapan berbeda-beda
tergantung dari jenis perahu dan alat tangkap yang akan diusahakan. Modal investasi usaha penangkapan terdiri atas biaya pembelian kapal, mesin, alat tangkap dan
perlengkapan lainnya. Rincian besarnya modal investasi usaha penangkapan di perairan
Selatanselatan Jawa Barat disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24 Modal investasi usaha penangkapan di l okasi penelitian
No. Jenis
Alat Tangkap Jenis Investasi Rp
Perahu Mesin
Alat tangkap Lain-lain
Jumlah
1 Gillnet
9.000.000 12.000.000
15.000.000 -
36.000.000 2
Pancing Ulur 9.000.000
10.000.000 350.000
- 19.350.000
3 Purse Seine
50.000.000 45.000.000
75.000.000 - 170.000.000
4 Bagan Apung
29.000.000 -
7.000.000 920.000
36.920.000 5
Payang 15.000.000
20.000.000 8.000.000
- 43.000.000
6 Rampus
1.500.000 3.000.000
3.500.000 -
8.000.000 Sumber: Data Primer Diolah 2005
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa usaha perikanan tangkap di Jawa Barat membutuhan modal investasi berkisar antara Rp 8.000.000,00 hingga Rp
170.000.000,00 dan biaya investasi alat tangkap yang tertinggi adalah purse seine. Untuk besarnya b iaya usaha, penerimaan, keuntungan, pendapatan ABK dan RC ratio
dari setiap jenis teknologi penangkapan ikan di perairan Selatanselatan
Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 25.
64
Tabel 25 Analisis usaha untuk teknologi penangkapan ikan yang eksisting di perairan selatan Jawa Barat
Jenis Alat
Tangkap Analisis usaha
Investasi Rp
Penerimaan Rp
Biaya Nilai Gabungan
Rp Keuntungan
Rp Pendapatan
ABK Rp RC
Gillnet 36.000.000
79.200.000 63.807.180
15.392.820 5.090.400
1,24 Pancing Ulur
19.350.000 54.000.000
46.643.250 7.356.750
4.775.000 1,16
Purse Seine 170.000.000
280.000.000 251.057.500
28.942.500 5.426.667
1,12 Bagan Apung
36.920.000 90.000.000
61.322.700 28.677.300
9.166.500 1,47
Payang 43.000.000
300.000.000 260.347.500
39.652.500 9.100.000
1,15 Rampus
8.000.000 45.000.000
29.283.500 15.716.500
7.312.500 1,54
Sumber: Data Primer Diolah 2005
Keuntungan usaha penangkapan ikan alat tangkap payang memperoleh keuntungan tertinggi yaitu sebesar Rp 39.652.500,00. Besarnya keuntungan
dipengaruhi oleh hasil tangkapan yang diperoleh dan biaya usaha yang dikeluarkan. Untuk tingkat pendapatan ABK, usaha penangkapan dengan bagan apung
menunjukkan nilai yang tertinggi, yaitu sebesar Rp 9.166.500,00. Besarnya pendapatan ABK tentunya dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan yang diperoleh,
biaya usaha yang dikeluarkan, sistem bagi hasil dan jumlah ABK yang terlibat dalam operasi penangkapan. Selanjutnya untuk nilai imbangan penerimaan – biaya RC
usaha penangkapan ikan di perairan Selatanselatan
Jawa Barat, alat tangkap rampus mempunyai nilai RC yang tertinggi, yaitu sebesar Rp 1,54. Besarnya nilai RC ini
dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan yang diperoleh, harga ikan dan biaya usaha yang dikeluarkan.
4.2.4. 2
Analisis k elayakan usaha
Analisis yang dibahas meliputi perkiraan cash flow dan analisis kriteria investasi, sebagai berikut:
1 Perkiraan
cash flow
Dalam menganalisis aspek finansial dilakukan perhitungan cash flow dari usaha yang direncanakan, dengan beberapa asumsi:
65 a1
Umur p royek selama 5 tahun. b2
Nilai hasil tangkapan pada tahun ke–1 sampai tahun ke–5 diperkirakan tetap. c3
Nilai sisa investasi sebesar 10 sesuai dengan umur teknisnya. d4
Pajak penghasilan sebesar 15 per tahun. e5
Discount rate tetap yaitu sebesar 18.
Cash flow dari masing masing alat tangkap di masing-masing lokasi penelitian
disajikan pada Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 6-
11.
2 Analisis kriteria investasi
Untuk menganalisis kelayakan atau kemungkinan pengembangan usaha penang kapan dari aspek finansial digunakan kriteria investasi yaitu Net Present Value
NPV, Net Benefit-Cost Ratio Net BC dan Internal Rate Return IRR. NPV merupakan jumlah net benefit yang diperoleh selama umur proyek yang
dihitung berdasarkan nilai saat ini. Net BC merupakan perbandingan antara nilai Nilai Gabungan sekarang dari penerimaan yang bersifat positif dengan nilai Nilai
Gabungan sekarang yang dari penerimaan yang bersifat negatif. IRR adalah nilai keuntungan internal dari investasi yang ditan amkan.
Berdasarkan perhitungan kriteria investasi seperti pada Tabel 26 menunjukkan bahwa usaha penangkapan di lokasi studi memungkinkanlayak untuk dikembangkan.
NPV yang diperoleh dalam melakukan usaha penangkapan ikan di Jawa Barat memperoleh NPV berkisar antara Rp 41.340.833,00 – Rp 152.281.171,00.
Berdasarkan Tabel 33 dapat dilihat bahwa NPV yang tertinggi adalah alat tangkap payang yaitu sebesar Rp 152.281.171,00 dibandingkan alat tangkap lainnya. Hasil
analisis net BC untuk usaha penangkapan ikan memperoleh net BC berkisar antara 1,19 – 6,71; Di perairan
Selatanselatan Jawa Barat, alat tangkap rampus memp unyai
net BC yang tertinggi yaitu sebesar 6,71. Untuk n ilai IRR usaha penangkapan ikan di Jawa Barat berkisar antara 47,43 – 252,04 ; dan alat tangkap rampus memperoleh
IRR tertinggi yaitu sebesar 252,04 . Besarnya nilai NPV, net BC dan IRR sangat dipengaruhi oleh hasil tangkapan yang diperoleh dan biaya usaha yang dikeluarkan.
For m a t t e d: Bullets and Numbering
66
Tabel 26 Nilai kriteria investasi usaha penangkapan pada l okasi penelitian
Jenis Alat Tangkap
Kriteria investasi NPV
Rp Net BC
IRR Kelayakan
Gillnet 49.539.260
2,38 78,56
Layak Pancing Ul ur
41.340.833 3,14
95,86 Layak
Purse Seine 106.971.292
1,63 47,43
Layak Bagan Apung
69.673.846 2,89
100,06 Layak
Payang 152.281.171
4,54 151,98
Layak Rampus
45.716.391 6,71
252,04 Layak
Sumber: Data Primer Diolah 2005
Untuk mengetahui urutan prioritas berdasarkan aspek finansial dari teknologi penangkapan ikan yang eksisting di perairan
Selatanselatan Jawa Barat, dilakukan
dengan menggunakan metode skoring. Penilaian rangking keragaan aspek ini menggunakan kriteria NPV, Net BC, IRR, dan keuntungan. Dari hasil skoring terlihat
bahwa keragaan aspek finansial teknologi payang, rampus, dan purse seine menempati urutan yang terbaik di perairan
Selatanselatan Jawa Barat.
Keragaan aspek finansial dari teknologi penangkapan ikan yang eksisting di perairan
Selatanselatan Jawa Barat
dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27 Matrik keragaan aspek finansial dari teknologi penangkapan eksisting pada lokasi penelitian
JENIS TEKNO-
LOGI NPV
Rp Fung
si Nilai
Net BC
Fung si
Nilai IRR
Fung si
Nilai Keuntu -
ngan RpUnit
Fung si
Nilai NILAI
GABUNGAN RATAAN
FUNGSI NILAI
RANG - KING
Gillnet 49.539.260
0,116 2,380
0,258 78,560
0,152 15.392.820
0,249 0,774
0,194 5
Pancing 41.340.833
0,000 3,140
0,519 95,860
0,237 7.356.750
0,000 0,756
0,189 6
Purse Seine 106.971.292
0,925 3,630
0,687 147,500
0,489 38.942.500
0,978 3,080
0,770 3
Bagan A pung 69.673.846
0,399 2,890
0,433 47,430
0,000 28.677.300
0,660 1,493
0,373 4
Payang 112.281.171
1,000 4,540
1,000 151,980
0,511 39.652.500
1,000 3,511
0,878 1
Trammel Net 45.716.391
0,062 1,630
0,000 252,040
1,000 15.716.500
0,259 1,321
0,330 2
For m a t t e d: Font : I talic
67
4.2.5 Aspek lingkungan 1