Polusi Udara TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Atmosfer

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DKI Jakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk cukup tinggi di Indonesia, hampir semua kegiatan dan aktivitas berlangsung sepanjang hari, sehingga keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya banyak masalah. Salah satu masalahnya adalah kualitas lingkungan yang semakin menurun. Masalah lingkungan yang sangat penting adalah masalah kualitas udara yang menurun dari tahun ke tahun. Pencemar NO 2 dan SO 2 merupakan salah satu jenis gas yang mempengaruhi keadaan kualitas udara tersebut, adapun sumber terbesar untuk kota Jakarta berasal dari aktivitas kegiatan manusia antropogen made yaitu dalam penggunaan kendaraan bermotor di DKI Jakarta, hal ini berdasarkan seringnya terjadi kemacetan ruas-ruas jalan di Jakarta akibat banyaknya kendaraan yang beroperasi setiap harinya. Menurut Dephub 2003 kendaraan bermotor yang beroperasi di DKI Jakarta mengalami peningkatan 8 per tahunnya. Salah satu jenis gas pencemar yang di emisikan oleh kendaraan bermotor adalah NO 2 dan SO 2 . Bila keadaan SO 2 dan NO 2 tinggi menyebabkan hujan asam, dimana zat yang terdapat pada hujan asam tersebut yaitu sulfat dan nitrat merupakan asam kuat bila konsentrasinya tinggi dapat membahayakan kesehatan penduduk pada saluran pernafasan Jakarta.

1.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kondisi pencemaran udara berdasarkan konsentrasi SO 2 dan NO 2 pada bulan-bulan pengukuran.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Atmosfer

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah atmosfer yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Dalam udara terdapat oksigen O 2 untuk bernafas, karbondioksida CO 2 untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon O 3 untuk menahan sinar ultraviolet Winarso, 1991. Komposisi untuk udara tersusun dari : Nitrogen : 78,09 Oksigen : 21,49 Argon : 0,93 Karbodioksida : 0,032 Beberapa di antara gas-gas di atas permukaan bumi tersebut mempunyai konsentrasi yang sama Permanen Gases sedangkan sebagian lagi konsentrasinya berbeda menurut waktu dan tempat berada Variabel Gases perubahan konsentrasi gas -gas ini terjadi karena penggunaannya oleh makhluk hidup atau karena perubahan kondisi alam Hamonangan, 2004. Meningkatnya kegiatan disuatu tempat akan mengakibatkan perubahan kandungan udara dalam jumlah yang besar sehingga ada zat-zat yang tidak sempat dinetralkan oleh alam. Bila hal ini berlangsung terus maka jumlah zat-zat yang tidak ternetralisasikan ini bertambah dan akibatnya komposisi udara akan berubah Winarso, 1991.

2.2 Polusi Udara

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 ayat 12 disebut : “Pencemaran Lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”. Sutamihardja 1981 mengelompokkan sumber pencemar udara ke dalam tiga golongan yaitu : sumber titik, sumber area dan sumber bergerak. Sumber titik dan sumber area dapat dikelompokkan ke dalam satu kelompok bersama yaitu sumber tak bergerak stasioner seperti yang berasal dari rumah tangga, industri, letusan gunung berapi dan pembakaran sampah. Sedangkan sumber emisi bergerak berasal dari kendaraan bermotor dan alat transportasi lainnya. Sumber pencemar tidak bergerak stasioner seperti industri dan pemukiman dapat menghasilkan unsur-unsur polutan ke atmosfer sebagai berikut : kabut asam, oksida nitrogen, karbon monoksida, partikel-partikel padat, hidrogen sulfida H 2 S, metil merkaptan CH 3 SH, amonia, gas klorin, hidrogen klorida, flour, timah hitam, gas -gas asam, seng, kadmium, arsen, dan asap. Sedangkan sumber emisi bergerak, seperti halnya kendaraan bermotor dapat menghasilkan unsur-unsur sebagai berikut : karbon monoksida, sulfur oksida, oksida nitrogen, hidrokarbon dan partikel-partikel padat Anonimous, 1987. Menurut Santosa 2005 proses pemanasan meliputi loncatan listrik, pembakaran bahan bakar minyak dapat menghasilkan gas pencemar SO 2 dan NO 2. Pemanasan berupa loncatan listrik dengan suhu tinggi dapat menghasilkan gas NO 2 , sedangkan pembakaran bahan bakar minyak BBM terutama menghasilkan gas SO 2 dan hanya sedikit sebagai SO 3 . Sulfur dioksida SO 2 yang berasal dari proses pembakaran bahan bakar fosil batu bara dan minyak bumi dan oksida nitrogen NOx hasil buangan kendaraan bermotor dapat menimbulkan gangguan bau, gangguan dalam sistem pernafasan manusia dan menghambat pertumbuhan tanaman. Pada keadaan kelembaban tinggi SO 2 dapat membentuk asam sulfat yang sifatnya sangat korosif pada berbagai benda –benda logam. Gas-gas polutan ini dapat bereaksi dengan uap air maupun air hujan dan menghasilkan asam sulfat dan asam nitrat Sutamihardja, 1986.

2.3 Hujan Asam dan Proses