I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
DKI Jakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk cukup tinggi di Indonesia,
hampir semua kegiatan dan aktivitas berlangsung sepanjang hari, sehingga keadaan tersebut
mengakibatkan timbulnya banyak masalah.
Salah satu masalahnya adalah kualitas lingkungan yang semakin menurun. Masalah
lingkungan yang sangat penting adalah masalah kualitas udara yang menurun dari tahun ke tahun.
Pencemar NO
2
dan SO
2
merupakan salah satu jenis gas yang mempengaruhi keadaan
kualitas udara tersebut, adapun sumber terbesar untuk kota Jakarta berasal dari aktivitas kegiatan
manusia antropogen made yaitu dalam penggunaan kendaraan bermotor di DKI Jakarta,
hal ini berdasarkan seringnya terjadi kemacetan ruas-ruas jalan di Jakarta akibat banyaknya
kendaraan yang beroperasi setiap harinya.
Menurut Dephub 2003 kendaraan bermotor yang beroperasi di DKI Jakarta
mengalami peningkatan 8 per tahunnya. Salah satu jenis gas pencemar yang di
emisikan oleh kendaraan bermotor adalah NO
2
dan SO
2
. Bila keadaan SO
2
dan NO
2
tinggi menyebabkan hujan asam, dimana zat yang
terdapat pada hujan asam tersebut yaitu sulfat dan nitrat merupakan asam kuat bila
konsentrasinya tinggi dapat membahayakan kesehatan penduduk pada saluran pernafasan
Jakarta.
1.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kondisi pencemaran udara berdasarkan konsentrasi SO
2
dan NO
2
pada bulan-bulan pengukuran.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Atmosfer
Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap,
tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah
atmosfer yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup. Dalam udara terdapat oksigen O
2
untuk bernafas, karbondioksida CO
2
untuk proses fotosintesis oleh klorofil daun dan ozon
O
3
untuk menahan sinar ultraviolet Winarso, 1991.
Komposisi untuk udara tersusun dari : Nitrogen : 78,09
Oksigen : 21,49 Argon : 0,93
Karbodioksida : 0,032 Beberapa di antara gas-gas di atas
permukaan bumi tersebut mempunyai konsentrasi yang sama Permanen Gases
sedangkan sebagian lagi konsentrasinya berbeda menurut waktu dan tempat berada Variabel
Gases perubahan konsentrasi gas -gas ini terjadi karena penggunaannya oleh makhluk hidup atau
karena perubahan kondisi alam Hamonangan, 2004.
Meningkatnya kegiatan disuatu tempat akan mengakibatkan perubahan kandungan udara
dalam jumlah yang besar sehingga ada zat-zat yang tidak sempat dinetralkan oleh alam. Bila
hal ini berlangsung terus maka jumlah zat-zat yang tidak ternetralisasikan ini bertambah dan
akibatnya komposisi udara akan berubah Winarso, 1991.
2.2 Polusi Udara
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 1 ayat 12 disebut : “Pencemaran Lingkungan adalah
masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun
ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”. Sutamihardja 1981 mengelompokkan
sumber pencemar udara ke dalam tiga golongan yaitu : sumber titik, sumber area dan sumber
bergerak. Sumber titik dan sumber area dapat dikelompokkan ke dalam satu kelompok
bersama yaitu sumber tak bergerak stasioner seperti yang berasal dari rumah tangga, industri,
letusan gunung berapi dan pembakaran sampah.
Sedangkan sumber emisi bergerak berasal dari kendaraan bermotor dan alat transportasi
lainnya. Sumber pencemar tidak bergerak stasioner seperti industri dan pemukiman dapat
menghasilkan unsur-unsur polutan ke atmosfer sebagai berikut : kabut asam, oksida nitrogen,
karbon monoksida, partikel-partikel padat, hidrogen sulfida H
2
S, metil merkaptan CH
3
SH, amonia, gas klorin, hidrogen klorida, flour, timah hitam, gas -gas asam, seng,
kadmium, arsen, dan asap. Sedangkan sumber emisi bergerak, seperti
halnya kendaraan bermotor dapat menghasilkan unsur-unsur sebagai berikut : karbon monoksida,
sulfur oksida, oksida nitrogen, hidrokarbon dan partikel-partikel padat Anonimous, 1987.
Menurut Santosa 2005 proses pemanasan meliputi loncatan listrik, pembakaran bahan
bakar minyak dapat menghasilkan gas pencemar SO
2
dan NO
2.
Pemanasan berupa loncatan listrik dengan suhu tinggi dapat menghasilkan gas NO
2
, sedangkan pembakaran bahan bakar minyak
BBM terutama menghasilkan gas SO
2
dan hanya sedikit sebagai SO
3
. Sulfur dioksida SO
2
yang berasal dari proses pembakaran bahan bakar fosil batu bara
dan minyak bumi dan oksida nitrogen NOx hasil buangan kendaraan bermotor dapat
menimbulkan gangguan bau, gangguan dalam sistem pernafasan manusia dan menghambat
pertumbuhan tanaman. Pada keadaan kelembaban tinggi SO
2
dapat membentuk asam sulfat yang sifatnya sangat korosif pada berbagai
benda –benda logam. Gas-gas polutan ini dapat bereaksi dengan uap air maupun air hujan dan
menghasilkan asam sulfat dan asam nitrat Sutamihardja, 1986.
2.3 Hujan Asam dan Proses