Metode Analisis Data .1 Distribusi Spasial dan Temporal Analisis Konsentrasi SO

Gambar 4. Hubungan antara kecepatan kendaraan dan emisi NO 2. Sumber : Dit LLAJR Ditjen Hubdar, 1998 dalam Santosa, I 2005. Menurut Adel 1995 dalam Santosa, I 2005 jumlah pencemar udara yang diemisikan di Jakarta dari sektor transportasi per tahun sebanyak 373.662 ton CO, 15.388 ton NO 2 dan 7.476 ton SO 2 . Ternyata NO 2 per tahun tersebut telah melewati baku mutu udara ambien. Pada pencemar SO 2 keberadaan konsentrasinya masih berada pada batas yang belum mengkhawatirkan karena keadaan untuk kota Jakarta yang lebih mempengaruhi adalah kendaraan bermotor. Menurut penelitian LPM ITB dan Bapedal Jakarta sumber terbesar untuk NO 2 berasal dari sektor transportasi sedangkan untuk SO 2 lebih besar dari sektor industri. Tabel 2. Kontribusi Sektoral Emisi Pencemaran Udara di DKI Jakarta Tahun 19911992 Polutan Industri Transportasi Sampah CO 0.1 98.8 1 HC 1.2 88.9 7.7 NO 2 15.9 73.4 1.1 TSP 14.6 47.9 8.4 SO 2 62.7 26.5 0.2 Sumber : Bapedal dan LPM ITB 19911992. Menurut Hadi 1998, pencemar udara di kota sebagian besar bersumber dari emisi kendaraan bermotor yaitu 60 sampai 70 . Hal tersebut terutama terjadi di kota-kota besar seperti kota Jakarta. Hasil pemantauan kualitas udara pada tahun19941995 menurut Rax 19951996 kandungan SO 2 di tepi jalan raya berkisar dari 0.046 sampai 0.083 ppm, sementara NO 2 berkisar dari 0.046 sampai 0.083 ppm. Untuk SO 2 masih di bawah baku mutu sedangkan NO 2 telah berada di atas baku mutu lihat lampiran 2. Menurut laporan dari Dephub 2003, pada tahun 2003 total jumlah kendaraan di DKI Jakarta, sudah mencapai sekitar 3.500.000 kendaraan. dimana kendaraan bermotor di Indonesia adalah 90 buatan Jepang yang 70 beroperasi di Jakarta.Dengan jalan sepanjang 8.487 km pada tahun 1998 dan jumlah kendaraan sebanyak 3.021.138 kendaraan, menyebabkan tingkat kemacetan di jalan-jalan negaraprotokol semakin parah. Kemacetan yang semakin parah ini tidak hanya menyebabkan kerugian sosial ekonomi secara umum, tetapi juga menyebabkan pemborosan bahan bakar yang pada gilirannya meningkatkan polusi udara.

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan April sampai dengan Juni 2005. Adapun tempat penelitian adalah di kantor BPLHD Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Laboratorium Kualitas Udara DKI Jakarta. 3.2 Bahan dan Alat 1. Data Kualitas Udara Ambien SO 2 dan NO 2 DKI Jakarta tahun 2003 pada empat belas titik pengamatan di Jakarta sumber : BPLHD Jakarta 2. Peta Lokasi Pemantauan Kualitas Udara DKI Jakarta sumber : BPLHD Jakarta 3. Data Meteorologi curah hujan DKI Jakarta tahun 2003 sumber : BMG Kemayoran 4. Peta Jalan dan Peta Dasar Propinsi DKI Jakarta sumber : Departemen Perhubungan Jakarta Sedangkan untuk analisis data menggunakan alat berupa : • Microsoft Office dan Excel • Software Arc View 3.1 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Studi Pustaka Studi ini dilakukan untuk mencari bahan- bahan yang berhubungan dengan kegiatan penelitian, baik studi lapang langsung ke instansi maupun studi pustaka buku. 3.3.2 Metode Analisis Data 3.3.2.1 Distribusi Spasial dan Temporal Konsentrasi SO 2 dan NO 2 . Model ini menganalisis titik pengamatan dalam suatu ruang ketetanggaan yang menggambarkan kemiripan diantara titik-titik tersebut. Model pembobotan ini adalah model ruang lokal, maka teknik pencarian yang umum digunakan adalah dengan menetapkan jumlah titik yang ada yaitu 15 titik yang digunakan dalam penelitian ini. Komputer akan mengukur jarak suatu titik pengamatan dengan titik yang diamati. Nilai Z untuk setiap titik umumnya kemudian akan diboboti dengan kuadrat jarak sehingga nilai yang dekat secara spasial akan cenderung mempengaruhi nilai pada titik yang diamati. Teknik ini dikenal dengan teknik Inverse Distance Weighting IDW. Rumus umum untuk IDW adalah sebagai berikut : ∑ ∑ = = = n i i n i i i o w z w z 1 1 ˆ dimana z o merupakan nilai yang diduga dan z i merupakan sekumpulan nilai penduga. Nilai pembobot dalam teknik IDW umumnya dihitung dengan rumus umum berikut : 2 10 1 d w i = dimana d io merupakan jarak antara titik pengamatan i dengan titik yang diduga. Pembobotan nilai dengan melibatkan kuadrat jarak bukanlah ketetapan yang mutlak. Beberapa varian dari penetapan nilai pembobot ini antara lain dengan teknik eksponensial dan teknik decay.

3.3.3 Analisis Konsentrasi SO

2 dan NO 2 Berdasarkan Lokasi Peruntukan Lokasi peruntukkan pada masing-msaing wilayah pengukuran akan dibahas secara metode deskripsi sederhana. Dengan membahas kondisi pencemar tersebut pada masing-masing wilayah dihubungkan dengan keadaan lokasi peruntukkannya serta keadaan yang mempengaruhinya. 3.3.4 Analisis Konsentrasi SO 2 Dan NO 2 Berdasarkan Keadaan Curah Hujan Di Jakarta. Pengaruh curah hujan untuk daerah Jakarta dihubungkan dengan keadaan pencemar SO 2 dan NO 2 pada keadaan curah hujan tertinggi dan pada keadaan musim kemarau. 3.3.5 Analisis Konsentrasi SO 2 Dan NO 2 Berdasarkan Distribusi Temporal. Keadaan pencemar pada bulan-bulan pengukuran yaitu bulan Juli, Agustus, Oktober, dan November dibandingkan berdasarkan bulan- bulan tersebut dan membahas perbedaan konsentrasinya pada bulan pengukuran tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1