Uji Stasioneritas Asumsi OLS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Validasi Model Pertumbuhan Total Aset Bank Syariah di Indonesia

5.1.1. Uji Stasioneritas

Sebelum melakukan estimasi persamaan untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan uji stasioneritas. Uji ini diperlukan agar data menjadi stasioner, karena data yang tidak stasioner akan menimbulkan fenomena regresi palsu atau spurious regression atau regresi lancung, yaitu regresi yang menggambarkan hubungan dua variabel atau lebih yang nampaknya signifikan secara statistik padahal dalam kenyataannya tidak sebesar regresi yang dihasilkan tersebut. Berdasarkan hasil uji unit root yang dilakukan dengan menggunakan The Augmented Dickey-Fuller ADF test dan Phillips-Perron PP test terlihat bahwa data stasioner pada tingkat level dan first difference. Hasil uji stasioner dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Hasil Uji Unit Root No Variabel Hasil Test Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Log TA CAP I_Riil JKB Log GDP ROA Log NPF INF Stasioner pada first difference Stasioner pada level Stasioner pada first difference Stasioner pada first difference Stasioner pada first difference Stasioner pada level Stasioner pada first difference Stasioner pada first difference ADF test ADF test PP test ADF test PP test ADF test PP test PP test Keterangan: signifikan pada taraf nyata 1 persen signifikan pada taraf nyata 10 persen Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa semua data yang digunakan dalam penelitian ini sudah bersifat stasioner, dimana dua variabel stasioner pada level, yaitu variabel CAP dan ROA, sedangkan enam variabel lainnya stasioner pada first difference. Enam variabel yaitu Log Total aset, I_Riil, JKB, log GDP, Log NPF dan INF signifikan pada taraf nyata 1 persen, dan satu variabel signifikan pada taraf nyata 10 persen, yaitu variabel ROA. Oleh karena data yang digunakan, baik itu variabel bebas maupun variabel terikat sudah stasioner maka persamaan dapat diestimasi dengan menggunakan OLS.

5.1.2. Asumsi OLS

Asumsi-asumsi yang melekat pada model regresi dengan metode OLS adalah harus memenuhi asumsi-asumsi Non Multicolinearity, Homoscedasticity, dan Non Autocorrelatiaon. Jika asumsi tersebut tidak dipenuhi maka tidak akan menghasilkan nilai parameter yang BLUE Best Linear Unbiased Estimator. Tabel 5.2. Hasil Estimasi Persamaan Regresi Berganda Variabel Koefisien Prob. T-Statistic C -0,0198 0,4153 ROA 0,0084 0,0318 CAP-4 0,0015 0,2103 DJKB-1 0,2757 0,0447 DJKB-2 0,6656 0,0000 DLGDP-3 0,9975 0,0000 DI_RIIL-5 -0,0068 0,0559 DLNPF-3 -0,0007 0,0178 DINF -0,0094 0,0092 DUMMY 0,0043 0,6833 AR 1 -0,6251 0,0000 R-squared 0,7202 ProbF-statistic 0,0000 Uji Breusch-Godfrey Correlation LM Prob ObsR-Square 0,8517 Uji White Heteroskedasticity Prob ObsR-Square 0,5116 Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, menunjukkan hasil estimasi model dan uji ekonometrika. a. Uji Multikolinearitas Pada penelitian ini model terbebas dari masalah multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dari uji Correlation Matrix yang telah dilakukan, dimana tidak ada satupun variabel yang memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih dari |0,8| Sarwoko, 2005. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada Lampiran 7. b. Uji Heteroskedastisitas Asumsi kedua yang harus dipenuhi adalah model harus terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan melakukan uji White Heteroskedasticity. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.2. Nilai probability ObsR-Square pada uji White Heteroskedasticity adalah sebesar 0,5116, nilai ini lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa model estimasi persamaan terbebas dari masalah heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Asumsi terakhir yang harus dipenuhi adalah terbebasnya model dari masalah autokorelasi. Uji Autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi serial antara serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu seperti dalam data time series atau ruang seperti dalam data cross section. Untuk mendeteksi terdapat atau tidaknya serial korelasi didalam model, dapat dilihat pada uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Tabel 5.2. Nilai probability ObsR-Square pada uji LM test pada model penelitian ini adalah 0,8517. Nilai ini lebih besar dari taraf nyata yang digunakan. Hal ini berarti model terbebas dari masalah autokorelasi. Pada penelitian ini digunakan AR1. Tujuan penggunaan AR adalah untuk menghilangkan masalah autokorelasi yang muncul pada model.

5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Total Aset Bank