Profil Bank Syariah di Indonesia

4.2.1. Profil Bank Syariah di Indonesia

Krisis ekonomi dan keuangan yang dimulai pada tahun 1997 memberikan dampak yang signifikan bagi kegiatan perekonomian. Sebagai akibatnya banyak lembaga keuangan, termasuk perbankan konvensional yang mengalami kesulitan keuangan. Selama periode krisis inilah Bank Syariah menunjukkan kinerja yang sangat bagus. Hal ini disebabkan dalam kegiatan operasionalnya, Bank Syariah tidak menggunakan sistem bunga, sehingga Bank Syariah terbebas dari negative spread. Adanya kinerja yang sangat bagus yang bisa dilihat dari tiga indikator keuangan mengakibatkan banyak pihak yang tertarik untuk memasuki industri ini, tidak terkecuali perbankan konvensional. Berikut akan dijelaskan beberapa profil Bank Syariah. 1. PT Bank Muamalat Indonesia BMI BMI merupakan lembaga keuangan syariah pertama yang didirikan di Indonesia yang terbentuk sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI. BMI didirikan pada tahun 1991 dan memulai kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. selain diprakarsai oleh MUI, BMI juga didukung oleh sekelompok pengusaha dan cendekiawan muslim. Pendirian BMI segera memperoleh tanggapan positif dari pemerintah dan masyarakat, sebagaimana tercermin pada komitmen untuk membeli saham perseroan sebesar Rp 84 milyar pada saat penandatanganan akta pendirian perseroan. Acara silaturrahmi kemudian diselenggarakan di Istana Bogor, dimana diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat sehingga menjadi Rp 106 milyar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, BMI menerima ijin devisa sehingga berhak menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Peristiwa ini semakin memperkokoh posisi Perseroan. Pada bulan Juni 1998 BMI melakukan penawaran umum terbatas right issue. Kondisi makro ekonomi yang tidak mendukung pada saat itu serta adanya perubahan dalam kebijakan investasi luar negeri di negara-negara asal para calon investor, telah menghambat rencana Perseroan, sehingga menyebabkan perolehan dana dari right issue belum mencapai target. Namun, modal disetor tetap meningkat menjadi Rp 165 milyar. Penanaman modal utama dari right issue Perseroan adalah Islamic Development Bank dan Badan Pengelola Dana ONH. Saat ini, setelah sembilan tahun beroperasi, total aktiva dari Bank Muamalat telah melewati batas psikologis sebesar Rp 1 triliun dan mulai tumbuh dengan cepat ditengah konstelasi industri perbankan yang baru. Oleh karena itu, BMI secara terus menerus mengembangkan infrastrukturnya seperti jaringan, teknologi dan sumber daya manusia. Beberapa aliansi strategis telah dilakukan seperti bergabung dengan ATM Bersama dan ATM BCA yang telah memungkinkan nasabah untuk mengakses di lebih dari 2000 ATM. Jalur distribusi juga tengah dikembangkan melalui kerja sama dengan mitra strategis sehingga Perseroan dapat melayani nasabah dimanapun mereka berada. 2. Bank Syariah Mandiri BSM BSM merupakan bank milik pemerintah pertama yang kegiatan operasionalnya berbasis syariah. BMI berasal dari PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi. Adanya krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak pertengahan 1997 yang disusul dengan krisis politik telah mengakibatkan perbankan konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Kondisi ini juga dialami oleh PT. Bank Susila Bakti. Untuk mengatasi masalah tersebut PT. Bank Susila Bakti telah melakukan berbagai upaya termasuk dengan melakukan merger sampai akhirnya mengkonversi bank tersebut menjadi Bank Syariah. Dengan terjadinya merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo ke dalam PT. Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah dengan nama Bank Syariah Sakinah diambil alih oleh PT. Bank Mandiri Persero. PT. Bank Mandiri Persero selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri Persero untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 124KEP. BI1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis Bank Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran Bank Syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri Persero. 3. PT. Bank IFI PT Bank IFI merupakan bank umum devisa swasta nasional yang mengkonsentrasikan diri pada bidang jasa pelayanan perbankan. IFI didirikan pada tahun 1955 sebagai Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB yang dikenal dengan nama Indonesia Finance and Invesment Company. Dengan berlakunya Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992, perusahaan ini berkembang menjadi bank umum swasta nasional devisa yang solid dan terpercaya. Sejak berubah menjadi sebuah bank umum pada bulan Februari 1993, PT. IFI berubah nama menjadi PT. Bank IFI. Pada tanggal 28 Juni 1999, Bank IFI membuka Cabang Syariah, yang diberi nama Bank IFI Cabang Syariah. Dengan dibukanya 1 satu cabang syariah tersebut, maka Bank IFI menjadi bank pertama yang beroperasi dengan “Dual System”. Saat ini Bank IFI dimiliki oleh: PT. Bank Tabungan Negara Persero, PT. Pengelola Investama Mandiri, dan Grup Ramako. Dengan manajemen tersebut Bank IFI dapat menghasilkan kinerja dan prestasi-prestasi yang menggembirakan, sehingga menjadi bank yang diperhitungkan perbankan lainnya. 4. Bank Jabar Bank Pembangunan Daerah BPD Jawa Barat adalah Bank milik Pemerintah Propinsi Jawa Barat bersama-sama dengan Pemerintah KotaKabupaten se-Jawa Barat dan Banten, didirikan berdasarkan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 7GKDHBPD61 tanggal 20 Mei 1961 dengan modal dasar pertama kali ditetapkan sebesar Rp.2.500.000,00. Pada tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjadi Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2584KEPDIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan “ Bank Jabar “ dengan logo baru. Dalam rangka mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Perda Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 Tanggal 8 April 1999 berikut Akta Perbaikan Nomor 8 Tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perseroan Terbatas PT. Bank Jabar merupakan Bank Pembangunan Daerah BPD yang pertama kali membuka cabang syariah. Kantor Cabang Syariah ini didirikan pada ulang tahun Bank Jabar yang ke-39 yaitu pada tanggal 15 April 2000 dengan maksud sebagai upaya memberikan jasa perbankan kepada masyarakat yang tidak dapat dilayani oleh bank konvensional karena menerapkan sistem bunga. Dalam melakukan fungsi sosial PT Bank Jabar Syariah dapat melakukan kegiatan penerimaan dana kebajikan yang diperoleh dari Zakat, Infaq, Shodaqoh, Hibah, atau dana sosial lainnya. 5. PT. Bank Danamon PT Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Danamon didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 namanya menjadi Bank Danamon Indonesia hingga kini. Bank Danamon menjadi bank devisa swasta pertama di Indonesia tahun 1976 dan Perseroan Terbuka pada tahun 1989. Pada tahun 1997, sebagai akibat krisis moneter Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN sebagai bank BTO. Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia melalui BPPN merekapitalisasi Bank Danamon dengan obligasi pemerintah senilai Rp 32 triliun. Saat itu juga, sebuah bank BTO dilebur ke Perseroan sebagai bagian dari program pembenahan BPPN. Pada tahun 2000, delapan bank BTO lainnya dilebur ke dalam Bank Danamon. Dalam rangka mewujudkan visi Bank Danamon untuk menjadi Bank Pilihan Masyarakat The Bank of Choice serta langkah strategis dalam menyongsong pertumbuhan dan perkembangan pasar perbankan syariah yang semakin dinamis dan upaya dukungan terhadap langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia maka pada 14 Mei 2002 Bank Danamon meresmikan cabang perdana Bank Danamon Syariah yang dilakukan oleh Sekretaris Menteri Negara Koperasi dan UKM, Chairul Fadjar Sofyan yang mewakili Menteri Negara Koperasi dan UKM. Hingga bulan Agustus 2005, Bank Danamon Syariah sudah memiliki 10 Kantor Cabang Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia. Bertindak sebagai Dewan Pengawas Syariah Bank Danamon adalah anggota Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia, yang terdiri dari Prof. Dr. Din Syamsuddin, MA Ketua, Ir. Adi Warman Karim, MBA Anggota dan Drs. Hasanuddin, Mag Anggota Dalam menjalankan kegiatannya, Bank Danamon Syariah menerapkan sistem bagi hasil, jual beli dan titipan sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga serta dikelola oleh sumber daya insani yang berkinerja tinggi dengan berlandaskan pada sifat siddiq jujur, tabligh menyampaikan, fathonah cerdik, amanah dapat dipercaya dan itqan profesional. 6. Bank Bukopin Bank Bukopin cabang Syariah pertama didirikan pada bulan Desember 2001 di Jalan Melawai Raya, Jakarta. Cabang Syariah ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat Indonesia yang memerlukan layanan perbankan yang sesuai syariah. pada akhir tahun 2002 telah dibuka cabang syariah kedua di kota Bukittinggi, Sumatera Barat dan berikutnya dalam tahun 2003 telah dibuka di kota Bandung dan kota Surabaya. Produk-produk perbankan syariah yang ditawarkan Bank Bukopin antara lain produk simpanan seperti tabungan SiAga Wadiah, tabungan Haji, giro Wadiah dan deposito Mudharabah. Sedangkan produk pembiayaan yang ditawarkan antara lain Al-Murabahah berdasarkan prinsip jual beli, Al-Mudharabah dan Al-Musyarakah berdasarkan prinsip bagi hasil serta Al-Ijarah berdasarkan prinsip sewa. Selain produk simpanan dan pembiayaaan tersebut, Bank Bukopin juga menawarkan layanan perbankan lainnya seperti transfer, kliring, inkaso, bank garansi, letter of credit, penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan sodaqoh, pembayaran gaji melalui tabungan SiAga Wadiah dan sebagainya. 7. Bank Internasional Indonesia BII BII cabang syariah didirikan pada bulan November 2003. BII Syariah hadir sebagai unit usaha BII yang menjalankan operasionalnya secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip syariah dibawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah. Hingga akhir Agustus 2005, BII cabang Syariah telah memiliki 1 kantor pusat, 1 kantor cabang, dan 3 kantor cabang pembantu yang tersebar di seluruh Indonesia.

4.2.2. Perkembangan Bank Syariah