Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pertumbuhan dilakukan oleh Noerachmanto 1985 dan Vennet 1999. Noerachmanto 1985 melakukan penelitian dengan judul Perkembangan Perbankan di Indonesia Periode 1970-1979, Analisa Struktur dan Pengujian atas Suatu Hipotesa. Dalam penelitian tersebut, Noerachmanto mengkaji hubungan antara rasio jumlah simpanan di bank dengan uang kertas yang beredar DC dengan Pendapatan Domestik Bruto PDB perkapita dan jumlah kantor bank per satu juta penduduk. Penelitian tersebut dilakukan terhadap industri perbankan konvensional. Hasil dari studi tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat akan semakin banyak menyimpan uangnya dalam bentuk simpanan pada bank konvensional dibandingkan dengan memegang uang kertas. Penelitian tersebut juga memperlihatkan bahwa tersedianya sejumlah kantor bank untuk tiap satu juta penduduk mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan jumlah simpanan yang ada di bank yang digambarkan oleh DC ratio. Penelitian kedua dilakukan oleh Vennet 1999 dengan judul The Law of Proportionate Effect and OECD Bank Sector. Sebenarnya dalam penelitian ini Vennet ingin mengetahui dinamika pertumbuhan dari sektor perbankan di sekitar OECD pada periode 1985-1994 dan menguji apakah perubahan keuangan struktural pada akhir 1980an sudah mempengaruhi alur pertumbuhan di sektor bank itu sendiri. Penelitian yang menggunakan metode regresi linier berganda tersebut, Vennet menggunakan total aset sebagai variabel tak bebas atau variabel terikat. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan makroekonomi yang ditunjukkan oleh variabel GROWTH dan GOVDEF; efisiensi operasional perbankan yang ditunjukkan oleh variabel ROA, ROE, dan COSTINC; mutu kredit yang diukur dengan NPL yaitu besarnya tingkat kredit macet perbankan dan kapitalisasi yang diwakili oleh variabel CAP adalah penyebab utama pertumbuhan industri bank.

2.3. Kerangka Pemikiran

Pesatnya pertumbuhan Bank Syariah yang dapat dilihat dari tiga indikator utama Bank Syariah, yaitu total aset, Dana Pihak Ketiga DPK, dan pembiayaan menunjukkan betapa kompetitif dan universalnya sistem syariah yang telah diterapkan pada sistem perbankan nasional. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dalam penelitian ini penulis menggunakan total aset sebagai variabel dependent atau variabel yang ingin diteliti faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini disebabkan, total aset merupakan salah satu indikator keuangan yang digunakan untuk mengukur pangsa pasar perbankan syariah. Selain itu, total aset juga merupakan indikator ukuran bank. Dari berbagai studi literatur yang dilakukan, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi mendorong pertumbuhan total aset Bank Syariah. Adapun faktor-faktor tersebut, antara lain: a Return On Asset ROA yang digunakan dalam penelitian ini merupakan persentase laba dan rugi tahun berjalan terhadap total aset pada Bank Syariah. Jadi, ROA dan total aset mempunyai hubungan yang positif. Artinya, ketika terjadi peningkatan pada ROA, maka total aset juga meningkat. b Jumlah Kantor Bank JKB merupakan kepadatan kantor bank yaitu ketersediaan kantor bank perkapita. JKB memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan total aset. c Gross Domestic Product GDP GDP merupakan ukuran pertumbuhan output suatu negara. Semakin tinggi GDP berarti semakin banyak output yang dihasilkan. Adanya peningkatan output yang dihasilkan mencerminkan bahwa perekonomian mempunyai iklim yang kondusif sehingga akan mendorong para pengusaha untuk melakukan pengembangan usaha. Hal ini juga berlaku bagi Bank Syariah, dimana dengan semakin tinggi pertumbuhan output suatu negara akan menyebabkan tingkat kredit macet menjadi menurun yang pada akhirnya akan meningkatkan total aset. d Tingkat Suku Bunga atau Interest Rate I_Riil Dalam penelitian ini, tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga riil bank konvensional yang sudah disesuaikan dengan inflasi, dimana dengan semakin meningkatnya tingkat suku bunga bank konvensional maka akan mengakibatkan masyarakat beralih ke bank konvensional sehingga akan menurunkan total aset. e Capital CAP Merupakan rasio capital terhadap aset capital to asset, dimana semakin besar modal maka akan dapat mendukung pertumbuhan aset. f NPF Non Performing Financings Merupakan istilah yang digunakan pada Bank Syariah yang memiliki definisi yang sama dengan NPL Non Perfoming Loan pada bank konvensional. Peningkatan pada NPF akan mengakibatkan pertumbuhan total aset mengalami penurunan. g Inflasi INF Inflasi yang diukur melalui inflasi year on year mengakibatkan pertumbuhan total aset mengalami penurunan. h Dummy Dummy digunakan untuk menyatakan adanya fatwa yang ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI. Dengan adanya fatwa tersebut diharapkan pertumbuhan Bank Syariah akan meningkat. Secara ringkas kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari bagan alir yang disajikan pada Gambar 2.1. Industri Perbankan Syariah Pertumbuhan Total Aset Bank Syariah Pengaruh Faktor-faktor terhadap Pertumbuhan Total Aset Bank Syariah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Total Aset Bank Syariah Implikasi Kebijakan Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis Penelitian