Implikasi Kebijakan HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Implikasi Kebijakan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka ada beberapa rekomendasi yang dapat diberikan bagi para pelaku pasar, pemerintah, dan ulama. Adapun rekomendasi-rekomendasi tersebut antara lain: 1. Pelaku Pasar meliputi semua perusahaan yang ingin memasuki industri perbankan Syariah. a. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, dengan melihat besaran koefisien masing-masing variabel maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh pelaku pasar adalah memfokuskan pada pengembangan jaringan Bank Syariah. Hal ini disebabkan elastisitas jumlah jaringan Bank Syariah jauh lebih tinggi bila dibanding variabel lain yaitu sebesar 94,1318, dimana dengan peningkatan satu unit jaringan saat ini akan meningkatkan pertumbuhan total aset satu periode yang akan datang dan dua periode yang akan datang sebesar 27,5693 dan 66,5625 persen. Langkah ini selain berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan Bank Syariah juga dapat membantu Bank Syariah untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat yang dipicu oleh adanya Undang-undang, Peraturan Perundangan, maupun cetak biru pengembangan perbankan Syariah di Indonesia yang kesemuanya mendukung perkembangan Bank Syariah baik Bank Umum Syariah BUS maupun Bank Konvensional yang membuka windows atau cabang Syariah. Adapun yang dimaksud dengan pengembangan jaringan Bank Syariah adalah dengan cara menambah jumlah kantor cabang, cabang pembantu, kantor kas secara agresif sehingga semakin banyak masyarakat yang terlayani jasa perbankan syariah. Selain membangun kantor perbankan Syariah yang baru, pengembangan jaringan perbankan Syariah dapat dilakukan dengan cara membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan maupun non lembaga keuangan. Pengembangan jaringan perbankan Syariah melalui lembaga-lembaga keuangan dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dengan bank-bank lain office channeling dalam rangka pemakaian ATM Automatic Teller Machine bersama, call center, internet banking , kemudahan untuk pembukaan rekening Syariah di bank konvensional maupun dalam rangka penempatan dana antarbank dalam mengatasi likuiditas. Adapun pengembangan jaringan perbankan Syariah melalui lembaga-lembaga non keuangan misalnya dengan melakukan office channeling yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga non keuangan seperti kantor pos. b. Langkah kedua yang harus dilakukan oleh pelaku pasar adalah meningkatkan ROA, yang merupakan salah satu rasio profitabilitas yang juga menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba. Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan total aset, dengan besar elastisitas 0,84 yang berarti setiap peningkatan ROA sebesar 1 persen akan meningkatkan pertumbuhan total aset Bank Syariah sebesar 0,84 persen. Hal ini dapat dilakukan dengan memperlihatkan kinerja yang bagus yang dapat ditunjukkan oleh besarnya laba Bank Syariah bila dibandingkan laba Bank Konvensional. c. Pelaku pasar harus dapat meningkatkan jumlah modal yang disetor, yang ditentukan oleh variabel CAP yang merupakan rasio modal terhadap total aset. Hal ini disebabkan dari hasil analisa yang sudah dilakukan modal tidak signifikan terhadap pertumbuhan Bank Syariah yang diduga disebabkan rendahnya modal yang dimiliki Bank Syariah. d. Selain hal tersebut di atas, pelaku pasar juga harus memperhitungkan tingkat suku bunga bank konvensional yang ditunjukkan oleh variabel I_Riil dan berusaha agar nilai bagi hasil Bank Syariah jauh lebih besar daripada suku bunga bank konvensional. Hal ini disebabkan tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan Bank Syariah, dimana semakin tinggi tingkat suku bunga bank konvensional akan menurunkan jumlah nasabah yang menabung di Bank Syariah sehingga akan menurunkan pertumbuhan total aset. Sebaliknya apabila nilai bagi hasil Bank Syariah lebih tinggi daripada tingkat suku bunga Bank Konvensional maka tingkat kepercayaan masyarakat akan perbankan Syariah akan semakin tinggi dan akan meningkatkan semakin banyak nasabah yang menabung di Bank Syariah yang pada akhirnya akan meningkatkan total aset. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja Bank Syariah. e. Langkah berikutnya yang harus diperhatikan pelaku pasar Bank Syariah adalah menurunkan pertumbuhan kredit macet pada bank konvensional yang dicerminkan oleh variabel NPF, dengan elastisitas -0,000670 yang berarti setiap pertumbuhan kredit macet Bank Syariah akan menurunkan pertumbuhan total aset Bank Syariah sebesar 0,000670 persen. penurunan pertumbuhan kredit macet dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan yang lebih efektif dan hanya memberikan kredit kepada pihak yang benar-benar memiliki kejelasan tentang kemampuan mereka untuk mengembalikan jumlah kredit yang telah diterima. 2. Pemerintah a Langkah pertama yang harus ditempuh pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan adalah mengembangkan jaringan perbankan Syariah yang bisa dipicu oleh semakin banyaknya jaringan Bank Syariah. Oleh sebab itu pemerintah harus mengawasi dan menerbitkan peraturan mengenai ketentuan penambahan jaringan kantor. Ketentuan jaringan tersebut hendaknya tidak akan menghambat Bank Syariah dan bank konvensional yang akan membuka cabang Syariah untuk melakukan ekspansi usaha, untuk meningkatkan jangkauan pasar dan pelayanan.. Selain itu dengan adanya ketentuan tersebut, diharapkan tidak akan menyulitkan pemain baru untuk memasuki pasar. Hal ini dapat dilakukan dengan menerbitkan peraturan baru yang lebih lengkap yang akan mencakup segala sesuatu tentang Bank Syariah terutama berkenaan dengan jumlah maksimal pendirian jaringan Bank Syariah baik kantor pusat maupun kantor cabang di seluruh Indonesia. Selain kemudahan pembukaan kantor cabang, berkenaan dengan penerbitan peraturan baru mengenai pembukaan office channeling sebaiknya dalam prakteknya, pemerintah tidak mempersulit Bank Syariah yang ingin melakukan office channeling dengan pihak-pihak lain yaitu dengan bank konvensional dan lembaga-lembaga non keuangan lainnya. b Langkah kedua yang dapat diambil pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan total aset Bank Syariah adalah dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan berpengaruh positifnya pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh variabel GDP sebesar 0,9975 yang berarti setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen yang terjadi saat ini akan meningkatkan pertumbuhan total aset sebesar 0,9975 persen, yang mengindikasikan bahwa pemerintah harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik guna mendorong pertumbuhan Bank Syariah. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan iklim usaha yang sehat yaitu dengan mempertahankan kestabilan politik dan kestabilan moneter. c Langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah mengendalikan laju inflasi. Hal ini disebabkan inflasi yang dicerminkan oleh variabel INF yang memiliki elastisitas sebesar -0,9415 yang berarti setiap peningkatan inflasi sebesar 1 persen akan menurunkan pertumbuhan total aset Bank Syariah sebesar 0,9415 persen. Penurunan laju inflasi ini dapat dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi, misalnya kebijakan tingkat suku bunga dan nilai tukar Rupiah. d Selain hal tersebut di atas, apabila dilihat dari ketidaksignifikan modal terhadap pertumbuhan total aset yang disebabkan kecilnya jumlah modal maka pemerintah sebaiknya membuat peraturan perundang- undangan mengenai kemudahan untuk mendapatkan modal bagi Bank Syariah. 3. Ulama Para ulama hendaknya membantu mensosialisasikan perbankan Syariah dengan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang berbagai keunggulan Bank Syariah. Selain itu, sebaiknya ulama dapat memiliki pandangan yang lebih tegas mengenai bunga. Hal ini disebabkan kalangan ulama internasional telah menyatakan bahwa bunga bank sama dengan riba, dan riba adalah haram.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan melalui penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Total Aset Bank