5. Model Implementasi Nilai
Pada prinsipnya terdapat dua pemilihan model implementasi kebi
jakan.Pertama implementasi kebijakan yang berpola “dari atas ke bawah” top-bottomer versus dari “bawah ke atas” bottom-topper,
dan pemilihan implementasi yang berpola paksa command-and-contro dan mekanisme pasar economic incentiveDwidjowijoto, 2004:165.
Model mekanisme paksa adalah model yang mengedepankan arti penting lembaga publik sebagai lembaga tunggal yang mempunyai
monopoli atas mekanisme paksa di dalam negara di mana tidak ada mekanisme insentif bagi yang menjalani, namun ada sanksi bagi
yang
menolak melaksanakan
atau melanggarnya.
Model mekanisme pasar adalah model yang mengedepankan mekanisme
insentif bagi yang menjalani, dan bagi yang tidak mendapatkan sanksi, namun tidak mendapatkan insentif.Model “top-down”
mudahnya berupa pola yang dikerjakan oleh pemerintah untuk rakyat, di mana partisipasi lebih berbentuk mobilisasi. Sebaliknya
“bottom-up” bermakna meski kebijakan dibuat oleh pemerintah, namun pelaksanaanya oleh rakyat Dwidjowijoto, 2004:166-167.
Dari uraian di atas, maka model implementasi kebijakan pada prinsipnya ada dua pemilihan implementasi yaitu top-bottomer versus
bottom-topper dan model mekanisme paksa dan mekanisme pasar. Merilee S. Grindle 1980 dalam Dwidjowijoto, 2004:174-175
menentukan isi kebijakan dan konteks implementasinya.Ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka implementasi
kebijakan dilakukan.Keberhasilan
ditentukan oleh
derajat implementability dari kebijakan tersebut. Isi kebijakan mencakup:
a kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan. b jenis manfaat yang akan dihasilkan.
c derajat perubahan yang diinginkan.
d kedudukan pembuat kebijakan. e siapa pelaksana program.
f sumber daya yang dikerahkan. Sementara itu konteks implementasinya adalah:
a kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat. b karakteristik lembaga dan penguasa.
c kepatuhan dan daya tanggap.
Dari uraian di atas ide dasarnya adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka implementasi kebijakan juga dilakukan.
B. Demokrasi Pancasila