muda di desakelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh
Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperoleh dari
wawancara, observasi, dan dokumentasi, penulis akan membahas mengenai:
1. Implementasi nilai demokrasi Pancasila dalam kegiatan
Karang Taruna Karya Abadi di desa Jepang Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
Dalam negara demokrasi pemerintahan yang berkuasa merupakan pemerintahan yang dibentuk oleh rakyat, pemerintahan yang mengatur
negara wajib mendapat dukungan dan partisipasi dari rakyat. Dukungan rakyat dapat diperoleh bila rakyat dilibatkan dalam proses pelaksanaan
pemerintahan secara demokratis, karena Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi, karena demokrasi yang di Indonesia atau
biasa disebut dengan demokrasi Pancasila berbeda dengan demokrasi yang lainnya.
Kansil 1986: 51 menyebutkan bahwa perbedaan demokrasi Pancasila dengan demokrasi lainnya adalah pemerintahan demokrasi
Pancasila yang pelaksanaannya berdasarkan kepada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.Dalam hal ini, implementasi nilai demokrasi
Pancasila dalam kegiatan Karang Taruna mengurus soal musyawarah
untuk mufakat, yang menganut faham kekeluargaan dan faham kebersamaan.
Dalam kegiatan Karang Taruna Karya Abadi di desa Jepang, mereka memperhatikan kedudukan, hak, dan kewajiban yang harus
disamakan antar pengurus, menggunakan akal sehat dan hati nurani yang luhur serta memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melakukan permusyawaratan.Kemudian dalam merencanakan berbagai macam progam-progam kerja atau pengambilan keputusan,
mereka selalu mengadakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Musyawarah itu sendiri menurut pengurus Karang Taruna Karya Abadi
merupakan cara yang terbaik untuk mendapatkan sebuah keputusan terlepas ketika menuju mufakat dalam musyawarah, yang didalamnya
terjadi silang pendapat, emosi yang kurang terkontrol karena mempertahankan sebuah pendapat.
Hal ini senada dengan pemikiran Kansil 1986: 51-52 yang menyebutkan bahwa sistem musyawarah untuk mencapai mufakat,
dengan ini demokrasi Pancasila tidak mengenal yang kuat yang memperoleh suara terbanyak menekan yang lemah, yang besar menekan
yang kecil. Dalam demokrasi Pancasila dikenal dengan cara permusyawaratan antara semua anggota keluarga besar bangsa Indonesia
untuk mencapai mufakat guna mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Pada intinya semua pengurus Karang Taruna Karya Abadi desa
Jepang harus dengan penuh kesadaran untuk beritikad baik dan mempunya
rasa bertanggung jawab untuk menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.Kesepakatan yang dicapai dalam musyawarah itu sendiri
merupakan keputusan yang diperuntukan bagi kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi atau golongan.
Pernyataan diatas juga sesuai dengan teori Marzuki 2014: 7 mengungkapkan bahwa ciri demokrasi Pancasila yaitu menghargai hak
asasi manusia, diakuinya keselarasan antara hak dan kewajiban, berlandaskan kekeluargaan dan gotong-royong, kedaulatan ditangan
rakyat, serta pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Faktor pendorong implementasi nilai demokrasi Pancasila