Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

d. Refleksi Reflection Pada tahap refleksi siklus II, data hasil tes evaluasi dan data lembar observasi dikumpulkan, dianalisis dan dievaluasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan. Pada pelaksanaan siklus II jika sudah memenuhi indikator maka penelitian dihentikan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan alat pengumpul data sebagai berikut: a. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik Sukmadinata, 2009:221. Adapun data-datayang diperoleh oleh penulis yaitu daftar nama, jumlah siswa, nilai ulangan harian fisika kelas VIII B SMP Nurul Islam tahun ajaran 20122013 dan foto dokumentasi penelitian. b. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Daryanto, 2008:35. Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda, karena mencakup banyak materi, penskorannya objektif, dan dapat dikoreksi oleh komputer maupun orang lain yang bukan bidangnya Arikunto, 2007:109. c. Metode Observasi Observasi observation atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung Sukmadinata, 2009:220.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Instrumen Penelitian a. Instrumen Tes Kognitif

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dalam penyusunan instrumen tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Membatasi bahan yang akan diujikan, yaitu pokok bahasan Energi dan Usaha. 2 Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan 40 soal uji coba instrumen dengan rincian 20 soal untuk siklus I dan 20 soal untuk siklus II data dimuat di lampiran 6 dan lampiran 11. 3 Menentukan jumlah item soal yang disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan waktu mengerjakan soal. Jumlah item soal yang akan diujicobakan adalah sebanyak 40 soal. 4 Menentukan komposisi jenjang perangkat tes yang disesuaikan dengan garis- garis besar pokok pembelajaran pokok materi energi dan usaha yaitu pengetahuan C 1 sebanyak 32,5, pemahaman C 2 sebanyak 40, penerapan C 3 sebanyak 27,5. 5 Menentukan bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan adalah obyektif tes dengan 4 alternatif jawaban 6 Membuat tabel kisi-kisi soal. Dalam tabel kisi-kisi soal tercantum ruang lingkup bahan yang akan diuji, indikator, komposisi jenjang soal dan jumlah setiap jenjang soal data dimuat di lampiran 5 dan lampiran 10.

2. Tahap Uji Coba

Uji coba perangkat tes digunakan untuk menentukan soal-soal yang memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian yang baik. Hasil uji coba ini kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas soal. Instrumen berupa 40 soal tes objektif diuji cobakan kepada siswa kelas IX B SMP Nurul Islam Semarangyang berjumlah 26 siswa data dimuat di lampiran 2.

3. Tahap Analisis

a Uji Validitas Soal Uji validitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment, dengan persamaan: Arikunto, 2006:170 Keterangan: r XY = koefisienkorelasiproduct moment N = banyaknya subyek ∑ X = jumlah skor tiap item soal ∑ Y = jumlah skor total. Kriteria pengukuran dikategorikan jika r hitung r tabel maka butir soal validdengan dk = 5 dan n adalah jumlah siswa. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, diperoleh hasil perhitungan pada siklus I validitas butir soal nomor 1, diperoleh r pbi = 0,576 dan r tabel = 0,388. Dengan α 5 dan n = 26. Karena r pbi r tabel maka butir soal nomor 1 valid. Dengan melihat perhitungan validitas butir soal. Untuk siklus I, terdapat 16 butir soal valid dan 4 butir soal tidak valid. Untuk siklus II, terdapat 15 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid. Untuk data hasil validitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Validitas Soal Instrumen Penelitian Siklus I Kriteria Nomor soal Valid 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 20 Tidak valid 6, 14, 15, dan 17 Tabel 3.2 Validitas Soal Instrumen Penelitian Siklus II Kriteria Nomor soal Valid 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19 Tidak valid 2, 7, 12,13dan 20 b Reliabilitas Dalam penelitian ini reliabilitas tes diuji dengan rumus K-R 20 yang dirumuskan sebagai berikut: Arikunto, 2006:188 Keterangan : r 11 = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir item = varian total p= jumlah siswa yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan q = jumlah siswa yang menjawab dengan salah butir item yang bersangkutan, atau q=1-p ∑ p q = jumlah dari hasil perkalian antara p dengan q Untuk menentukan nilai varian total, menggunakan rumus: Dimana: Y = skor siswa N = jumlah siswa. Harga r 11 yang dihasilkan dikonsultasikan dengan aturan penetapan reliabel yang disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi Nilai r 11 Keterangan r 11 ≤ 0.2 Sangat rendah 0,20 ≤ r 11 0,40 Rendah 0,40 ≤ r 11 0,60 Cukup 0,60 ≤ r 11 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Harga r 11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5 . Jika maka perangkat tes dikatakan reliabel. Hasil analisis reliabilitas soal pada uji coba soal siklus I dan II diperoleh bahwa soal yang diujicobakan bersifat reliabel. c Tingkat Kesukaran Dalam penelitian ini tingkat kesukaran diuji dengan menggunakan persamaan : Suharsimi, 2007:208 Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto 2007:210 mengkriteriakan indeks kesukaran soal P sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah. Berdasarkan hasil perhitungan pada silkus I soal nomor 1 diperoleh TK = 0,654 yang berarti soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran sedang. Berdasarkan uji coba instrumen penelitian siklus I, soal yang termasuk kategori sukar berjumlah 1 butir, kategori sedang berjumlah 15 butir dan kategori mudah berjumlah 4 butir. Untuk uji coba instrumen penelitian siklus II, soal yang termasuk kategori sukar berjumlah 1 butir, kategori sedang berjumlah 16 butir dan kategori mudah berjumlah 3 butir. Untuk data hasil tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan 3.5. Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Penelitian Siklus I Kriteria Nomor soal Sukar 16 Sedang 1, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, dan 20 Mudah 2, 3, 6, dan 11 Tabel 3.5Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Penelitian Siklus II Kriteria Nomor soal Sukar 20 Sedang 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 Mudah 2, 3, dan 11 d Daya Beda Soal Daya pembeda tes dapat dicari dengan menggunakan persamaan: Keterangan: D = indeks daya pembeda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Suharsimi 2007:218 mengemukakan klasifikasi daya bedaD, yaitu: D : 0,00-0,20 : jelek poor D : 0,21-0,40 : cukup satisfactory D : 0,41-0,70 : baik good D : 0,71-1,00 : sangat baik excellent D : negatif, semuanya tidak baik, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Berdasarkan hasil analisis daya pembeda, pada siklus I diperoleh 4 soal dikategorikan sangat baik, 14 soal dalam kategori baik dan 2 soal dikategorikan cukup. Pada siklus II diperoleh 3 soal dikategorikan sangat baik, 14 soal dikategorikan baik, 1 soal dikategorikan cukup dan 2 soal dikategorikan jelek.

4. Hasil Analisis Uji Coba Soal

Berdasarkan hasil analisis soal uji coba, baik validitas, reliabilitas soal, daya pembeda soal, dan tingkat kesukaran soal, untuk siklus I yang terdiri dari 20 butir soal yang diuji cobakan ada 16 yang memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, dari 16 butir soal yang memenuhi syarat, hanya diambil 15 butir soal saja. Dengan demikian ada 1 butir soal yang memenuhi syarat tapi tidak digunakan, yaitu nomor 19. Tidak dipakainya butir soal tersebut karena tujuan pembelajaran dari masing-masing butir soal telah terwakili oleh beberapa butir soal yang lain. siklus II yang terdiri dari 20 butir soal yang diuji cobakan ada 15 yang memenuhi syarat sebagi instrumen penelitian. Dalam hal ini, 15 butir soal yang memenuhi syarat teresbut semua digunakan.

3.6.2 Analisis Hasil Belajar Siswa

a. Analisis hasil belajar kognitif siswa Purwanto, 1990:102 b. Analisis hasil belajar afektif Hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dinilai melalui lembar observasi. Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan interval 1-4. Purwanto, 1990:102 c. Perhitungan nilai rata-rata Sudjana, 2002: 67 Keterangan: : nilai rerata X: jumlah nilai seluruh siswa N: banyaknya siswa yang mengikuti tes d. Perhitungan ketuntasan belajar klasikal Purwanto, 1990: 112 Keterangan: : tingkat persentase yang dicapai n : jumlah siswa tuntas N: jumlah seluruh siswa e. Pengujian terhadap peningkatan hasil belajar siswa Hake Wiyanto, 2008:86 Keterangan: g : gain ternormalisasi normal gain Spre : nilai rata-rata pada siklus I Spost: nilai rata-rata pada suklus II Kriteria faktor g gain yaitu sebagai berikut: g ≥ 0,7 : tinggi 0,3 ≤ g 0,7 : sedang g 0,3 : rendah. 47 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 MEDAN.

0 3 15

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA Penerapan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE) sebagai upaya meningkatkam minat belajar siswa dalam pemebelajaran dan hasil belajar IPS E

0 0 17

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DALAM Penerapan metode Student Facilitator And Explaining (SFAE) sebagai upaya meningkatkam minat belajar siswa dalam pemebelajaran dan hasil belajar IPS Ekonomi

0 0 13

PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN HASIL Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV MI Karangkonan

0 0 14

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TEKNIK STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA.

0 3 37

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADAPEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 2 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 1 Pulokulon Ke

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) - repositoryUPI S TE 1005303 Title

0 0 3