yang disajikan saat itu, 6 Penutup. Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan metode pembelajaran aktif. Hakikatnya pembelajaran aktif
untuk mengarahkan atensi peseta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti merumuskan penelitian
yang berjudul
“Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining SFAE Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII
SMP Nurul Islam”.
1.2 Perumusan Masalah
Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining SFAE dapat
meningkatkan hasil belajar fisika kelas VIII SMP Nurul Islam?.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar fisika kelas VIII SMP Nurul Islam melalui penerapan model pembelajaran Student
Facilitator and Explaining SFAE.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi guru
Sebagai masukan atau alternatif untuk memvariasikan model pembelajaran. b.
Bagi peneliti
Mendapat pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dan menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan.
c. Bagi peneliti lain
Sebagai informasi tentang hasil penelitian.
1.5 Penegasan Istilah
a. Model pembalajaranStudent Facilitator and Expalining SFAE
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswapeserta didik belajar mempresentasikan
idependapat pada rekan peserta didik lainnya. b.
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni, 2007:5. Hasil belajar yang dimaksud disini meliputi hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik.
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
2.1.1 Model Pembelajaran
Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Suprijono 2009:46, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Soekamto et.al.,
sebagaimana dikutip
oleh Trianto
2007:5, mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: Kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut Joyce Weil, sebagaimana dikutip oleh Rusman 2012:133, berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
di kelas atau yang lain. Model pembelajaran merupakan suatu pola yang dipakai oleh guru untuk
membentuk kurikulum, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan
demikian model pembelajaran tersebut merupakan pola umum perilaku untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peserta didik akan lebih mudah mendapatkan
informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran dapat
digunakan guru sebagai pedoman dalam merencanakan proses belajar mengajar.
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan model pembelajaran, sebagai berikut:
a. Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi penentuan model.
b. Materi pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik.
c. Peserta didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda- beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga
dan harapan terhadap masa depannya. Semua perbedaan itu akan berpengaruh terhadap penentuan model pembelajaran.
d. Fasilitas
Fasilitas dapat
mempengaruhi pemilihan
dan penentuan
model pembelajaran. Ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan model yang
tepat. e.
Situasi Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang
dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. f.
Guru Setiap orang memiliki kepribadian, perfomance style, kebiasaan dan
pengalaman mengajar berbeda-beda. Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan keguruan
biasanya lebih terampil dalam memilih model dan tepat dalam menerapkannya. http:surantoro.staff.fkip.uns.ac.id
7 Mei 2012.
2.1.3 Pengertian Student Facilitator And Explaining
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas kooperatif siswa
belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras, dan satu
sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif
dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar Trianto, 2007:41. Devira 2012 Model Student Facilitator and Explaining merupakan suatu
model yang memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta untuk
mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Model Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan yaitu siswa diajak untuk dapat
menjelaskan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya sehingga dapat lebih memahami materi tersebut.
Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta
didik untuk berperan menjadi narasumber terhadap temannya di kelas. Rachmad Widodo 2009 model pembelajaran Student Facilitator and Explaining
merupakan model
pembelajaran dimana
siswapeserta didik
belajar mempresentasikan idependapat pada rekan peserta didik lainnya. Model
pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan idegagasan atau pendapatnya sendiri. Model ini merupakan model yang mudah,
guna memperoleh keaktifan kelas secara keseluruhan dan tanggungjawab secara individu. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
bertindak sebagai seorang “pengajarpenjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran” terhadap peserta didik lain. Dengan model ini,
peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
2.1.4 Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajarn Student Facilitator
and Explaining
Menurut Suprijono 2009: 128 terdapat enam langkah dalam pelaksanaan model pembelajarn Student Facilitator and Explaining, yaitu sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema
kerja. b.
Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi. Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa
memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan guru membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada
siswa bagaimana membuat baganpeta konsep. Kemudian guru bisa meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilakukan,
berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga bisa meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya
diri. c.
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui baganpeta konsep.
Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui baganpeta konsep. Meminta
seorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia ketahui. Siswa lain boleh bertanya, dan sang sukarelawan berhak berkata “lewat”
jika dia tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya.
d. Guru menyimpulkan idependapat dari siswa.
Ketika sang sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang
tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang hanya dijelaskan separuh, miskonsepsi, bagian yang hilang, hal ini bisa ditangani langsung sehingga siswa
tidak membentuk kesan yang salah, atau mereka dapat membuat dasar dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa pelajaran berikutnya.
e. Guru menerangkan semua materiyang disajikan saat itu.
Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu.
f. Penutup.
2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining
Setiap model yang sudah ada selama ini memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model Student Facilitator and Explaining
memiliki kedua hal tersebut. Menurut Prasetya 2009 adapun kelebihan dan kekurangan dari model ini yaitu:
a. Kelebihan 1 Dapat mendorong tumbuh dan berkembangya potensi berpikir kritis siswa
secara optimal. 2 Melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi setiap permasalahan.
3 Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
4 Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi.
5 Melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara obyektif, rasional guna menemukan suatu kebenaran dalam
kerjasama anggota kelompok. 6 Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat siswa secara
terbuka. 7 Melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi setiap
masalah. 8 Melatih kepemimpinan siswa.
9 Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat dan pengalaman antar mereka.
b. Kekurangan 1 Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa satu dengan yang lainnya.
2 Peserta didik yang malas mungkin akan menyerahkan bagian pekerjaannya kepada siswa yang pintar.
3 Penilaian individu sulit karena tersembunyi dibalik kelompoknya. 4 Model Student Facilitator and Explaining memerlukan persiapan yang
rumit dibanding dengan model lain, misalnya model ceramah. 5 Apabila terjadi persaingan yang negatif hasil pekerjaan akan memburuk.
6 Peserta didik yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya, dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya
sehingga usaha kelompok tersebut gagal.
2.2
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan Suprijono, 2009:5.Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung
pada apa yang dipelajari oleh pembelajar Anni, 2007:5. Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Suprijono2007:5, hasil belajar
berupa sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi
dan eksternalisasi nilai-nilai.Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom, sebagaimana dikutip oleh Anni 2007:7, hasil belajar mencakup kemampuan tiga ranah belajar, yaitu:
1. Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,sintesis, penilaian.
2. Ranah Afektif Tujuan pembelajaran ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikpa,
minat, dan nilai.Kategori ranah afektif meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi
syaraf. Kategori ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah perubahan pada diri siswa yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif yang dinilai dengan soal evaluasi. Ranah afektif yang meliputi tanggungjawab, mandiri, menjadi pendengar yang baik, menghargai pendapat
orang lain dan keberanian menyampaikan pendapat. Ranah psikomotorik yang meliputi aktif dalam diskusi, membuat pertanyaan yang kreatif, kemampuan
menjawab pertanyaan baik dari guru atau siswa lainnya.
2.3
Materi Pembelajaran
2.3.1 Energi 2.3.1.1
Pengertian Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Satuan energi menurut Satuan Internasional SI adalah joule, satuan energi
yang lain: erg, kalori, kWh. Satuan kWh biasa digunakan untuk menyatakan energi listrik dan kalori biasanya untuk energi kimia. Konversi satuan energi:
1 joule = 1 N.m 1 joule = 0,24 kalori
1 kalori= 4,2 joule 1 joule = 10
7
erg 1 erg = 10
-7
joule
1 kWh = 3.600.000 joule.
2.3.1.2 Bentuk-bentuk Energi
a. Energi kimia: energi yang tersimpan dalam persenyawaan kimia. b. Energi listrik: energi yang dipindahkan dalam bentuk aliran muatan listrik
melalui kawat logam konduktor yang disebut arus listrik. c. Energi panas kalor: energi yang dapat menaikkan suhu benda.
d. Energi cahaya: energi yang dihasilkan oleh benda-benda yang bercahaya. e. Energi bunyi: energi yang dihasilkan oleh benda uang bergetar.
f. Energi mekanik: merupakan penjumlahan energi potensial dan energi kinetik. g. dan lain-lain.
2.3.1.3 Energi Mekanik
a. Energi Potensial
Energi potensial: energi yang dimiliki suatu benda karena kedudukannya. Energi potensial gravitasi: energi yang dimiliki suatu benda karena memiliki
kedudukan tertentu terhadap bumi. Persamaan energi potensial gravitasi:
Ep = m.g.h dengan: Ep
= energi potensial, dengan satuan J m
= massa benda, dengan satuan kg g
= percepatan gravitasi, dengan satuan ms
2
h = ketinggian, dengan satuan m.
b. Energi Kinetik
Energi kinetik: energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak yang besarnya bergantung pada massa benda dan kecepatan benda tersebut. Secara
matematis, energi kinetik suatu benda dapat ditulis sebagai berikut:
Ek = mv
2
dengan: Ek = energi kinetik, dengan satuan J
v = kecepatan gerak benda, dengan satuan ms.
Energi mekanik merupakan penjumlahan energi potensial dan energi kinetik. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Em = Ep + Ek dengan: Em
= energi mekanik, dengan satuan J
2.3.1.4 Perubahan Bentuk-bentuk Energi
Suatu bentuk energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain. Perubahan bentuk energi yang biasa dimanfaatkan sehari-hari antara lain sebagai
berikut: a. Energi listrik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi listrik menjadi
energi panas terjadi pada mesin pemanas ruangan, kompor listrik, setrika. listrik, heater, selimut listrik, dan solder.
b. Energi mekanik menjadi energi panas. Contoh perubahan energi mekanik menjadi energi panas adalah dua buah benda yang bergesekan. Misalnya,
ketika kamu menggosok-gosokkan telapak tanganmu maka kamu akan merasa panas.
c. Energi mekanik menjadi energi bunyi. Perubahan energi mekanik menjadi energi bunyi dapat terjadi ketika kita bertepuk tangan atau ketika kita
memukulkan dua buah benda keras. d. Energi kimia menjadi energi listrik. Perubahan energi pada baterai dan aki
merupakan contoh perubahan energi kimia menjadi energi listrik. e. Energi listrik menjadi energi cahaya dan kalor. Perubahan energi listrik
menjadi energi cahaya dan kalor terjadi pada berpijarnya bohlam lampu. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa energi cahaya biasanya disertai
bentuk energi lainnya, misalnya kalor. Coba dekatkan tanganmu ke bohlam lampu yang berpijar Lama kelamaan tanganmu akan merasa semakin panas.
f. Energi cahaya menjadi energi kimia. Perubahan energi cahaya menjadi energi kimia dapat kita amati pada proses pemotretan hingga terbentuknya foto.
2.3.1.5 Hukum Kekekalan Energi
Hukum kekekalan energy berbunyi: “Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain”.
2.3.2 Usaha
Usaha besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut mengalami perpindahan. Jika gaya dilambangkan dengan F dan
perpindahan dengan s maka secara matematis usaha dapat dituliskan: W = Fs
dengan: W = usaha, dengan satuan J F = gaya, dengan satuan N
s = perpindahan, dengan satuan m
persamaan tersebut berlaku untuk gaya yang arahnya sama dengan perpindahan.
Gambar 2.1 Arah gaya yang diberikan pada balok searah dengan perpindahannya
Selain pengertian di atas jika dihubungkan dengan energi maka usaha dapat didefinisikan sebagai besarnya perubahan energi yang digunakan, sehingga selain
persamaan di atas usaha juga dapat dirumuskan: W = ∆E
dengan : ∆E = perubahan energi, dengan satuan J.
2.3.3 Daya
Daya adalah laju usaha yang dilakukan. Dengan kata lain daya adalah usaha yang dilakukan tiap satuan waktu. Secara matematis daya dapat dirumuskan sebagai
berikut: P =
dengan: P = daya, dengan satuan W t = waktu, dengan satuan s.
2.4
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu tentang model pembelajaran Student Facilitator and Explaining SFAE antara lain sebagai berikut:
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Tahun Judul
Hasil
1. Yeni
Saraswati 2009
Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Model
Student Facilitator
and Explaining
SFAE Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan
Prestasi Belajar Siswa Penerapan
pembelajaran Kooperatif
Model Student Facilitator and
Explaining SFAE
dapat meningkatkan minat belajar fisika dan
dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari.
2. Wuri
Agustina 2011
Penerapan Model
Pembelajaran Student Facilitator
and Explaining
SFAE Pada Mata Pelajaran
IPS Sub
Mata Pelajaran
Ekonomi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas
VIII SMP
Negeri 17 Malang. Penerapan
Model Pembelajaran
Student Facilitator
and Explaining
SFAE dapat
meningkatkan
hasil belajar siswa
3. Anisah
Prafitralia 2011
Penerapan Strategi
Student Facilitator
and Explaining dalam Meningkatkan
Keaktifan dan
Pemahaman Siswa
Kelas VIII-D pada Pembelajaran
Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri Penerapan
Strategi Student Facilitator and
Explaining dapat
meningkatkan keaktifan
dan pemahaman siswa.
1 Pasisiran 4.
Ifan Kurniawan
2012 Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Metode
Student Facilitator
And Explaining Pada Standar
Kompetensi Menjelaskan
Dasar- Dasar Sinyal Video di
SMK Negeri
5 Surabaya.
Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Metode
Student Facilitator And Explaining
dapat meningkatkan
hasil belajar
dan respon
siswa pembelajaran
Metode Student
Facilitator And
Explaining positif. 5.
Abdur Rahman
2012
Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Facilitator And
Explaining SFAE
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standart
Kompetensi Menafsirkan
Gambar Teknik Listrik SMKN
2 Pamekasan
hasil belajar siswa dan keterampilan
sosial siswa yang dikenakan
model pembelajaran
kooperatif tipe SFAE lebih
tinggi dibandingkan
dengan siswa yang dikenakan
model pembelajaran
kooperatif
6. Sonia Lara,
Charo Repáraz
2005 Effectiveness
of cooperative learning
fostered by working with WebQuest
Menurut hasil
pada manfaat perancah, kita
dapat mengatakan
bahwa pedoman-fered dalam WebQuest untuk
membuat siswa bekerja sama dan independen
yang memadai.
Sebagian besar siswa mengatakan
bahwa mereka
berhasil mengatur
dan mendistribusikan tugas
antara anggota
kelompok.
2.5
Kerangka Berfikir
Fisika adalah suatu ilmu yang memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran fisika, materi fisika kebanyakan disajikan dalam
bentuk rumus-rumus daripada dalam bentuk kalimat. Setiap pokok bahasan memiliki rumus tersendiri dan rumus tersebut berkaitan antara pokok bahasan
yang satu dengan yang lain. Sehingga fisika lebih memerlukan pemahaman daripada hafalan. Karena jika hanya hafalan tanpa memahami konsep siswa akan
merasa bingung ketika menemukan rumus yang harus didapatkan terlebih dahulu dari rumus yang lain. Dari rumus juga mengandung makna yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga jika tidak memahami konsep siswa tidak bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
umumnya siswa menganggap bahwa fisika itu sulit dan menjadi momok dalam belajar. Hal tersebut menjadikan siswa pasif dalam belajar dan mengakibatkan
hasil belajar siswa rendah. Guru sebagai pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Melaui proses belajar mengajar, guru dituntut untuk menampilkan keahliannya di depan kelas. Salah satu keahlian yang dimiliki guru
yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran. Agar penyampaian pelajaran tepat pada tujuan pembelajaran maka harus memilih model pembelajaran yang inovatif
tidak monoton. Pemilihan model pembelajaran pada materi fisika misalnya dengan model yang melibatkan keaktifan siswa dan menuntut siswa untuk
menemukan konsep sendiri, sehingga memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep fisika.
Cara mengatasi masalah tersebut, maka dipilih model pembelajaranStudent Facilitator and Explaining SFAE. Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswapeserta didik belajar mempresentasikan idependapat pada rekan peserta didik lainnya. Dalam
pelaksanaanya siswa diminta untuk berkelompok, dengan kelompoknya membuat baganpeta konsep dari materi pelajaran yang telah diterima kemudian
mempresentasikannya. Model ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta
didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajarpenjelas materi dan seorang yang memfasilitasi proses pembelajaran” terhadap peserta didik lain. Dengan model ini,
peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep
fisika dan pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan meningkat. Dengan meningkatnya pemahaman terhadap suatu konsep fisika melalui penerapan
Student Facilitator and Explaining dalam pembelajaran, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa.
Model Student Facilitator and Explaining SFAE pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas PTK yang terdiri
dari dua siklus. Pelaksanaan penelitian ini mengacu pada instrument yang sudah disusun pada tahap perencanaan berupa silabus dan RPP.Penyusunan RPP pada
siklus II mengacu pada hasil penelitian dari siklus I dengan materi yang berbeda. Penilaian terhadap hasil belajar kognitif siswa dilaksanakan setiap akhir
siklus. Penilaian hasil belajar afektif dan psikomotorik diambil dari pengamatan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
Kemudian hasil penilaiannya dikumpullkan untuk dianalisis peningkatan hasil belajarnya. Jika hasil belajar siswa setelah dianalisis belum memenuhi indikator
ketuntasan belajar baik ranah kognitif, ranah afektif maupun ranah psikomotorik, maka kekurangan penelitian akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kerangka berpikir Penerapan Model
Pembelajaran Student Facilitator And Explaining SFAE Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas VIII SMP Nurul Islam.
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
2.6
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Arikunto,
2006:71. Masalah
Penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining SFAE
SIKLUS I
1. Perencanaa n
2. Pelaksanaa n
3. Pengamata n
SIKLUS II
1. Perencanaa n
2. Pelaksanaa n
3. Pengamatan 4. Refleksi
Hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Student Facilitator and Expalining
SFAE
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Ada peningkatan hasil belajar fisika kelas VIII SMP Nurul Islam dengan
menerapkan model pembelajaran Student Facilitator And Explaining SFAE”.
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan Subjek Penelitian