Kemitraan Tinjauan Pustaka .1 Budidaya Tanaman Kubis, Cabai dan Kentang

tetapi dengan pengairan yang baik. Jenis tanah yang baik untuk bertanam tanaman cabai yang baik adalah ditanah yang mengandung pasir. Indonesia yang menghasilkan sangat banyak cabai dan mengekspor cabai dalam bentuk kering dapat mulai menerapkan sistem hipobarik untuk pengangkutan dan penyimpanan. Meskipun sistem hipobarik relatif mahal, namun bila dibandingkan dengan sistem pendingin biasa tidak akan berbeda jauh, sehingga pengiriman cabai ke negara lain dalam bentuk segar bukanlah hal yang mustahil Widya,dkk 2013. Tanaman kentang Solanum tuberosum merupakan tanaman yang berbentuk herba. Batangnya berwarna hijau, kemerah-merahan atau ungu tua, bagian bawah batangnya bisa berkayu. Keadaan batang seperti ini menyebabkan tanaman kentang tidak terlalu kuat dan mudah roboh. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini berkisar antara 500-3.000 m dpl dan yang terbaik pada ketinggian 1.300 m dpl dengan suhu relatif ± 20 C. Selain itu daerah yang baik untuk penanaman kentang dengan curah hujan 200-300 mm setiap bulan atau 1.000 mm selama masa pertumbuhan kentang. Tanaman kentang yang berumur 3- 4 bulan biasanya sudah dapat dipanen. Produksi per hektar biasanya berkisar 25- 40 ton Setiawan,1993.

2.1.2 Kemitraan

Kemitraan adalah suatu strategi agribisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat bersama ataupun keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan saling mengisi sesuai kesepakatan yang muncul mutual. Kemitraan yang ingin diwujudkan dengan misi utamanya adalah membantu memecahkan masalah ketimpangan dalam Universitas Sumatera Utara kesempatan ingin berusaha, ketimpangan pendapatan, ketimpangan antar wilayah ketimpangan kota dan desa. Kemitraan yang dibangun atas landasan saling membutuhkan, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan fungsi dan tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan dan proporsi yang dimiliki oleh masing masing pihak yang terlibat dalam kemitraan tersebut Hafsah, 2000. Linton 1997 mengatakan bahwa kemitraan bukan sebuah pengaturan resmi berdasar kontrak. Kemitraan adalah sebuah cara melakukan bisnis dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapa tujuan bisnis bersama. Kemitraan menggantikan hubungan pembelipemasok tradisional dengan suatu derajat kerjasama dan saling percaya serta memanfaatkan keahlian setiap mitra usaha guna memperbaiki persaingan secara keseluruhan. Kemitraan telah diberi sejumlah nama, termasuk strategi kerjasama dengan pelanggan strategic customer alliance, strategi kerjasama dengan pemasok strategic supplier alliance dan pemanfaatan sumber daya kemitraan partnership sourcing. Konsep kemitraan agribisnis contract farming sebenarnya sudah semakin jelas, tetapi dalam implementasinya masih terdapat berbagai perbedaan. Penyebab utama perbedaan tersebut adalah keragaman persepsi terhadap para pelaku, baik peaku agribisnis hulu petani maupun pelaku agribisnis hilir investor yang bermitra dengan petani. Berbagai bentuk konsep pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada kemitraan ditawarkan oleh pihak investor, baik pemerintah maupun swasta. Konsep kemitraan yang banyak dilakukan di Indonesia terdiri dari dua tipe, yaitu tipe dispersal dan tipe sinergis. Universitas Sumatera Utara 1. Tipe dispersal Dalam hal ini tipe dispersal dapat diartikan sebagai pola hubungan antar pelaku usaha yang satu sama lain tidak memiliki ikatan formal yang kuat. Pada kemitraan dispersal, pihak pengusaha lebih kuat dibandingkan produsen. Pihak pengusaha ini sangat berperan dalam berhubungan dengan produsen yang lemah. Dengan demikian, pemodal kuat yang umumnya berwawasan luas, lebih berpendidikan dan telah berperan di subsistem hilir menjadi diuntungkan oleh berbagai kelemahan pengusaha kecil sebagai produsen. 2. Tipe sinergis dan saling menguntungkan Tipe ini berbasis pada kesadaran saling membutuhkan dan saling mendukung pada masing masing pihak yang bermitra. Sistem kemitraan ini sudah mulai banyak ditemukan di daerah pedalaman hinterland kota kota besar dan kota menengah. Sinergi yang dimaksud saling menguntungkan disini diantaranya dalam bentuk petani menyediakan lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan pihak pengusaha eksportir menyediakan modal, bimbingan teknis, dan atau penjaminan pasar. Tujuan kemitraan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan adalah meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan, meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan ketahanan ekonomi nasional Hafsah, 2000. Universitas Sumatera Utara Pengembangan kelembagaan kemitraan dalam sistem agribisnis telah memberikan dampak positif bagi keberhasilan pengembangan sistem agribisnis. Dampak positif tersebut Sumardjo dan Darmono, 2004 adalah : 1. Keterpaduan dalam sistem pembinaan yang saling mengisi antara materi pembinaan dengan kebutuhan riil petani, meliputi permodalan sarana, teknologi, bentuk usaha bersama atau koperasi dan pemasaran. 2. Kejelasan aturan atau kesepakatan, sehingga menumbuhkan kepercayaan dalam hubungan kemitraan bisnis yang ada. Kesepakatan tentang aturan, perubahan harga, dan pembagian hasil harus dibuat secara adil oleh pihak- pihak yang bermitra. Dengan demikian, tujuan, kepentingan dan kesinambungan bisnis dari kedua pihak dapat terlaksana dan saling menguntungkan. 3. Keterkaitan antar pelaku dalam sistem agribisnis hulu-hilir yang mempunyai komitmen terhadap kesinambungan bisnis. Komitmen ini menyangkut mutu dan kuantitas, serta keinginan saling melestarikan hubungan dengan menjalin kerjasama saling menguntungkan secara adil. 4. Terjadinya penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak dan berkesinambungan di sektor pertanian. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Sikap