bahwa jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, resiko terkena penyakit menular seksual bisa mencapai empat hingga
lima kali lipat. Menurut Departemen Kesehatan RI 2000:97 penyakit menular seksual adalah kelompok penyakit yang penularannya
terutama terjadi melalui hubungan seksual dan sering mengenai alat genital. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan
kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan resiko terkena PMS dan HIVAIDS. Resiko fisik lainnya dari perilaku seksual pra
nikah juga dapat menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsipengguguran kandungan. Resiko medis pengguran kandungan
pada remaja wanita cukup tinggi, disamping perbuatan ini dinilai sebagai dosa.
4. Resiko Moral dan agama Menurut Al-qardlawi 2006:89 perilaku seksual pra nikah dapat
mengakibatkan pudarnya nilai-nilai kemanusiaan, hilangnya harga diri pria dan wanita yang melakukan perilaku seksual pra nikah. Orang
yang sudah melakukan perilaku seksual pra nikah akan merasa berdosa, karena perilaku seksual pra nikah didalam agama termasuk
dalam ketegori dosa-dosa besar.
2.2.7 Pemahaman Siswa tentang Resiko Perilaku Seksual Pra Nikah
Menurut Badan Kooardinasi Keluarga Berencana Nasional 2004:1 perilaku hubungan seksual sebelum menikah makin sering dipraktekan oleh para
remaja, makin banyak remaja yang terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual PMS serta tidak sedikit remaja yang melakukan tindakan aborsi
pengguguran kandungan. Pentingnya pemahaman siswa tentang resiko perilaku seksual pra nikah
hendaknya diperhatikan oleh para siswa. Dengan memiliki pemahaman yang baik, diharapkan para siswa dapat meminimalisir timbulnya perilaku seksual pra nikah.
Pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah sangat peting bagi siswa karena dengan pemahaman itu siswa akan dapat menilai bahwa perilaku seksual pra
nikah harus dihindari. Pemahaman tidak dapat dilakukan seseorang dengan mudah, karena dalam
memahami tidak cukup untuk sekedar mengingat tetapi harus dapat memperoleh makna dan kemudian dapat menjelaskan apa yang dipahami dengan baik. Untuk
mencapai suatu pemahaman, diperlukan adanya pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa tentang resiko perilaku seksual pra nikah
adalah sejauh mana pengetahuan yang dimiliki oleh para siswa dalam memaknai dan menjelaskan resiko perilaku seksual pra nikah.
Pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah dalam penelitian ini dibatasi pada pemahaman terhadap empat aspek yang ditimbulkan dari perilaku seksual
pra nikah, yaitu : 1. Siswa memahami bahwa perilaku seksual pra nikah akan menimbulkan resiko
pada kondisi psikologis seseorang, misalnya rasa marah, depresi, cemas, dan perasaan bersalah.
2. Siswa mengetahui dan memahami bahwa perilaku seksual pra nikah mempengaruhi aspek sosial seseorang, antara lain dikucilkan dari masyarakat,
dikeluarkan dari sekolah, dan ketenggangan mental. 3. Siswa mengetahui dan memahami perilaku seksual pra nikah akan
menimbulkan resiko secara fisik seperti hamil dan penyakit menular seksual. 4. Siswa mengetahui dan memahami bahwa perilaku seksual pra nikah akan
membuat tidak dihargai orang lain dan perasaan berdosa.
2.3 Layanan Informasi