Resiko Perilaku Seksual Pra Nikah

mengetahui dan mencoba menirukan apa yang dilihat dan apa yang didengarnya dari media massa, khususnya karena mereka belum mengetahui masalah seksual secara lengkap dan benar. 2 Kurangnya informasi mengenai seks dari orang tua Orang tua karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, cenderung membuat jarak dalam masalah ini. 3 Faktor hormonal Mulai berfungsinya hormon seks pada remaja pria dan wanita menyebabkan kematangan organ seksual baik primer maupun sekunder. Kematangan organ seks berakibat pada berkembangnya naluri seks remaja sehingga mempengaruhi munculnya tingkah laku seksual pada remaja.

2.2.6 Resiko Perilaku Seksual Pra Nikah

Perilaku seksual pra nikah dapat mengakibatkan berbagai resiko pada remaja, diantaranya sebagai berikut: 1. Resiko psikologis Menurut Simkins dalam Sarwono 2010:175 resiko pada pelaku perilaku seksual pra nikah bisa cukup serius, seperti perasaan bersalah, depresi, marah, misalnya pada para remaja yang terpaksa menggugurkan kandungannya. Rasa bersalah akan menimbulkan rasa sesal dalam diri orang yang bersangkutan. Reaksi selanjutanya bisa memunculkan rasa takut, putus asa, cemas, sampai sikap yang terus menyalahkan diri sendiri dengan menganggap telah menlanggar prinsip kebenaran yang diyakininya. Sedangkan depresi sendiri ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah padahal baru bekerja sedikit dan berkurangnya aktivitas. 2. Resiko sosial Resiko sosial adalah akan terjadi cemoohan dan penolakan dari masyarakat sekitarnya dan ketegangan mental. Perkembangan jiwa usia remaja masih dalam penyempurnaan, keadaan di mana kesadarannya masih belum tersusun rapi. Jika dalam kondisi jiwa seperti itu terjadi perubahan status dari anak menjadi ibu, akan terjadi kebingungan dalam diri anak itu. Akibat lainnya adalah terganggunya kesehatan dan resiko kehamilan serta kematian bayi yang tinggi. Selain itu, juga ada akibat-akibat putus sekolah dan akibat-akibat ekonomis kerena diperlukan ongkos perawatan dan lain-lain Sanderowittz dalam Sarwono, 2010:175. 3. Resiko fisik Resiko fisiknya sendiri menurut Sarwono 2010:175 adalah berkembangnnya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular seksual PMS yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Boyke dalam Gunawan 2011:58 mengatakan bahwa jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, resiko terkena penyakit menular seksual bisa mencapai empat hingga lima kali lipat. Menurut Departemen Kesehatan RI 2000:97 penyakit menular seksual adalah kelompok penyakit yang penularannya terutama terjadi melalui hubungan seksual dan sering mengenai alat genital. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan resiko terkena PMS dan HIVAIDS. Resiko fisik lainnya dari perilaku seksual pra nikah juga dapat menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsipengguguran kandungan. Resiko medis pengguran kandungan pada remaja wanita cukup tinggi, disamping perbuatan ini dinilai sebagai dosa. 4. Resiko Moral dan agama Menurut Al-qardlawi 2006:89 perilaku seksual pra nikah dapat mengakibatkan pudarnya nilai-nilai kemanusiaan, hilangnya harga diri pria dan wanita yang melakukan perilaku seksual pra nikah. Orang yang sudah melakukan perilaku seksual pra nikah akan merasa berdosa, karena perilaku seksual pra nikah didalam agama termasuk dalam ketegori dosa-dosa besar.

2.2.7 Pemahaman Siswa tentang Resiko Perilaku Seksual Pra Nikah