Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pra Nikah

2.2.4 Bentuk-bentuk Perilaku Seksual

Menurut Sarwono 2010:174 bentuk-bentuk perilaku seksual pra nikah ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkecan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Menurut Nuss dan Luckey dalam Sarwono 2003:164 terjadinya perilaku seksual pra nikah pada remaja terdapat tahap-tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : 1 Pelukan dan pegangan tangan 2 Berciuman 3 Meraba payudara 4 Meraba alat kelamin 5 Hubungan seks Gunarsa 1991:93 menyatakan bahwa perilaku-perilaku pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seks secara wajar, antara lain : 1 Mastrubasi : suatu kebiasaan yang sering kali menimbulkan goncangan-goncangan pribadi dan emosinya. Penyebabnya adalah karena hal-hal yang tidak disengaja, pengaruh teman-teman, atau rangsangan yang muncul melalui gambar atau film. 2 Berpacaran : dalam berpacaran hubungan yang terjadi akan mengarah pada berbagai perilaku seksual dari yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seks.

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pra Nikah

Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja, menurut Sarwono 2003:151 adalah sebagai berikut: 1 Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu. 2 Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh kerena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma social yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain 3 Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut 4 Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa dengan teknologi yang canggih contoh : VCD, photo, majalah, internet, dan lain-lain menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat dan didengar dari media masa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya. 5 Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini. 6 Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangannya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria. Sedangkan, Masland dalam Soetjiningsih 2006:19 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seksual pra nikah adalah : 1 Informasi seks lewat teknologi canggih serta media massa Semakin banyak informasi yang memberikan rangsangan seksual dan sangat mudah dijumpai. Remaja yang sedang dalam periode ingin mengetahui dan mencoba menirukan apa yang dilihat dan apa yang didengarnya dari media massa, khususnya karena mereka belum mengetahui masalah seksual secara lengkap dan benar. 2 Kurangnya informasi mengenai seks dari orang tua Orang tua karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, cenderung membuat jarak dalam masalah ini. 3 Faktor hormonal Mulai berfungsinya hormon seks pada remaja pria dan wanita menyebabkan kematangan organ seksual baik primer maupun sekunder. Kematangan organ seks berakibat pada berkembangnya naluri seks remaja sehingga mempengaruhi munculnya tingkah laku seksual pada remaja.

2.2.6 Resiko Perilaku Seksual Pra Nikah