Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah hematokrit hemoglobin, urinalisis, kultur urin, golongan darah, faktor Rhesus, pemeriksaan
antibody, status rubella, pemeriksaan sifilis, pap smear, pemeriksaan HbsAg; termasuk pemeriksaa HIV Leveno, dkk., 2003.
Ultrasonografi USG
Dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen, USG tidak berbahaya untuk janin, karena memakai prinsip sonar bunyi. Jadi, boleh dipergunakan pada
kehamilan muda. Pada layar dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin Mochtar, 1998.
2.3.5 Nasihat- Nasihat Untuk Ibu Hamil Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan
makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang ibu dan janin, dapat mengakibatkan komplikasi sepertti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan
sebagainya Mochtar, 19998. Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak
perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun
kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai
pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg
Wiknjosastro, 2002.
Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa
Universitas Sumatera Utara
wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya
wanita hamil dilarang merokok Wiknjosastro, 2002.
Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan
kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran Wiknjosastro, 2002.
Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk kebersihan hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan Mochtar, 1998.
Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik
berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh Wiknjosastro, 2002.
Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta
telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit
dan perdarahan Wiknjosastro, 2002.
Perawatan Gigi
Universitas Sumatera Utara
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah morning sickness. Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan
baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat
menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil Wiknjosastro, 2002.
Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu
di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan.
Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta
dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang
baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu.
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil
Wiknjosastro, 2002.
Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang
dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan.
Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk
Universitas Sumatera Utara
mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan
menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar Mochtar, 1998.
2.4 Pengetahuan Knowledge