poliklinik, BPS Balai Pengobatan Swasta, dan Rumah Sakit Mufdlilah, 2009.
2.3.2. Tujuan Antenatal Care
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu
dan anak yang sehat. Tujuan khusus adalah:
1. Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan, dan nifas. 2.
Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak.
4. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi Mochtar, 1998.
2.3.3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Jadwal pemeriksaan kehamilan yaitu: 1.
Pemeriksaan yang pertama kali ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
2. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
3. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
4. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
Kunjungan antenatal care ANC sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan, yaitu:
1. 1 kali pada trimester pertama 14 minggu.
2. 1 kali pada trimester kedua antara minggu 14–28.
3. 2 kali pada trimester ketiga antara minggu 28–36 dan sesudah minggu ke
36.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4. Pemeriksaan Ibu Hamil Anamnesa
1. Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama, pekerjaan,
alamat, dan sebagainya. 2.
Anamnesa umum: a.
Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya.
b. Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir HT. Bila hari pertama
haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan tafsiran tanggal persalinan memakai rumus Naegele: hari +7, bulan –3, dan tahun +1.
TTP= hari +7, bulan –3, tahun +1 HT
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan kehamilan ektopik
atau kehamilan mola sebelumnya Mochtar, 1998.
Inspeksi
Pemeriksaan seluruh tubuh harus diperiksa dengan teliti. Keadaan umum harus baik. Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan harus diperiksa dan dicatat.
Jantung, paru-paru, mammae, dan seluruh abdomen diperiksa dengan teliti dan dicatat Wiknjosastro, 2002.
Palpasi
Ibu hamil disuruh berbaring telentang, dengan bahu dan kepala sedikit lebih tinggi memakai bantal dan pemeriksa berada disebelah kanan yang diperiksa.
Dikenal beberapa cara palpasi, antara lain menurut Leopold, Ahfeld, Budin dan Knebel. Yang lazim dipakai ialah cara palpasi menurut Leopold, karena telah
hampir mencakupi semuanya. Cara pemeriksaan menurut Leopold dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan
menurut Leopold I, II, dan III, pemeriksa menghadap kearah muka wanita yang diperiksa. Pada pemeriksaan menurut Leopold IV pemeriksa menghadap kaki
wanita tersebut. Maksud pemeriksaan Leopold I ialah untuk menentukan tinggi fundus uteri.
Dengan demikian, tua kehamilan dapat diketahui. Selain itu, dapat pula ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri. Bila kepala akan teraba benda
Universitas Sumatera Utara
bulat dan keras. Sedangkan bokong tidak bulat dan lunak. Pada Leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak punggung janin
yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala. Pada letak lintang dapat ditentukan kepala janin. Pada Leopold III dapat ditentukan
bagian apa yang terletak di sebelah bawah. Sedangkan pada Leopold IV, selain menentukan bagian janin mana yang terletak di sebelah bawah, juga dapat
menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul Wiknjosastro, 2002.
Perkusi
Tidak begitu banyak artinya, kecuali bila ada sesuatu indikasi Mochtar, 1998.
Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral stetoskop obstetrik untuk mendengarkan denyut jantung janin djj. Yang dapat kita dengarkan adalah:
1. Dari janin: a djj pada bulan ke 4-5, b bising tali pusat, dan c gerakan dan
tendangan janin. 2.
Dari ibu: a bising rahim uterine souffle, b bising aorta, dan c peristaltik usus Mochtar, 1998.
Pemeriksaan Dalam
Terdiri dari Vaginal Toucher VT dan Rectal Toucher RT. Sebenarnya, periksa dalam adalah tindakan yang berbahaya karena akan
menyebabkan perdarahan dan infeksi. Oleh karena itu, periksa dalam hanya boleh dilakukan bila ada indikasi dan dikerjakan dengan cara cuci hama atau
pemeriksaan rectal RT. Pemeriksaan dalam untuk menilai keadaan janin dan jalan lahir hendaknya
dilakukan dengan lembut with ladies hand, sebaiknya ibu disuruh kencing dan buang air besar. Ia harus berbaring telentang dengan tungkainya ditekuk pada
pangkal paha dan lutut. Genitalia eksterna dibersihkan dengan kapas lisol atau dettol atau desinfeksi lainnya Mochtar, 1998.
Pemeriksaan Laboratorium
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah hematokrit hemoglobin, urinalisis, kultur urin, golongan darah, faktor Rhesus, pemeriksaan
antibody, status rubella, pemeriksaan sifilis, pap smear, pemeriksaan HbsAg; termasuk pemeriksaa HIV Leveno, dkk., 2003.
Ultrasonografi USG
Dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen, USG tidak berbahaya untuk janin, karena memakai prinsip sonar bunyi. Jadi, boleh dipergunakan pada
kehamilan muda. Pada layar dapat dilihat letak, gerakan, dan gerakan jantung janin Mochtar, 1998.
2.3.5 Nasihat- Nasihat Untuk Ibu Hamil Diet dan Pengawasan Berat Badan